107 pembalajaran yang tepat. Salah satu model pembalajaran yang menyenangkan
dan menjadikan siswa aktif adalah model cooperative learning tipe TGT Teams Games Tournament karena dalam pembelajaran terdapat game akademik,
turnamen dan penghargaan terhadap tim. Dengan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan maka siswa akan dengan mudah memahami materi yang
dipelajari sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut didukung oleh pendapat Slavin 2008: 163 yang menyatakan bahwa TGT menggunakan
turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis, sistem skor kemajuan individu dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain
yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. Melalui turnamen akademik, kuis serta penghargaan terhadap tim yang memperoleh skor tertinggi
menjadikan pembelajaran dengan model cooperative learning tipe TGT sebagai model pembelajaran yang menyenangkan dan mengaktifkan siswa sehingga hasil
belajar siswa akan meningkat.
C. Keterbatasan Penelitian
Tindakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD N Sendangsari ini dilakukan dengan baik sesuai dengan prosedur penelitian dimulai dari
penyusunan proposal, penyusunan instrumen, pengumpulan data, dan penyusunan laporan penelitian. Namun, peneliti menyadari dalam penelitian ini terdapat
keterbatasan. Adapun keterbatasan dari penelitian ini adalah waktu yang direncanakan untuk pelaksanaan pembelajaran terbatas sehingga kadang kurang
yang mengakibatkan menyita waktu pembelajaran berikutnya.
108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kognitif PKn pokok bahasan globalisasi siswa kelas IV B SD Negeri
Sendangsari dapat meningkat karena pembelajaran menggunakan model cooperative learning tipe TGT Teams Games Tournament. Langkah-langkah
yang dilakukan dalam pembelajaran PKn menggunakan model cooperative learning tipe TGT yaitu dengan adanya game akademik, tournament tim,
penghitungan skor dan penghargaan terhadap tim yang memperoleh skor tertinggi. Pembelajaran dengan model tersebut terbukti dapat meningkatkan hasil belajar
kognitif siswa pada mata pelajaran PKn kelas IV B SD Negeri Sendangsari. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas yaitu pada saat pra
tindakan sebesar 67 meningkat di siklus I menjadi 75,73 serta meningkat menjadi 83,15 pada siklus II. Peningkatan juga terjadi pada jumlah siswa yang nilainya
memenuhi KKM ≥75 yaitu pada pra tindakan hanya 9 siswa atau 33,333 meningkat di siklus I menjadi 17 siswa atau 62,963 dan meningkat kembali di
siklus II menjadi 24 siswa atau 88,889. Peningkatan hasil belajar kognitif dikarenakan guru menggunakan model cooperative learning tipe TGT sehingga
dapat menjadikan pembelajaran menyenangkan dan menarik bagi siswa serta menjadikan siswa aktif selama proses pembelajaran yang mengakibatan hasil
belajar kognitif dapat meningkat.