56
G. Kerangka Pikir
Pendidikan Kewarganegaraan PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di SD. Mata pelajaran PKn berfokus pada
pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak serta kewajibannya sebagai warga negara. Namun pada kenyataannya
pembelajaran PKn di kelas masih kurang dapat memberikan makna bagi siswa. Kurang menariknya pembelajaran PKn bagi siswa menjadi salah satu
faktor yang menyebabkan kurang bermaknanya pembelajaran PKn. Siswa belum terlibat aktif dalam pembelajaran PKn. Pembelajaran PKn pada
dasarnya dapat dilakukan dengan berbagai model pembelajaran guna menarik perhatian siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu
model cooperative learning. Model cooperative learning memberikan kesempatan kepada siswa
untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa belajar bersama kelompok- kelompok kecil yang mengharuskan setiap individu untuk memberikan
sumbangan pemikiran bagi kelompoknya. Hal tersebut mendorong siswa untuk berperan aktif bagi kelompoknya. Siswa akan memiliki tanggung
jawab terhadap kemajuan kelompoknya sehingga setiap individu akan berusaha menyumbangkan kemenangan bagi kelompoknya.
Pemilihan model cooperative learning juga dikarenakan model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa
prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman dan pengembangan keterampilan sosial Agus Suprijono, 2012 : 61. Selain itu, Nur Asma 2006
57 : 12 juga berpendapat bahwa pengembangan pembelajaran kooperatif
bertujuan untuk mencapai hasil belajar, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Jadi dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model pembelajaran kooperatif maka pembelajaran dapat mencapai hasil belajar yang sudah ditentukan.
Peran guru dalam pembelajaran dengan model cooperative learning adalah sebagai fasilitator dan pembimbing. Sebagai fasilitator guru
menyediakan peralatan yang digunakan selama proses pembelajaran. Sebagai pembimbing guru hendaknya mengawasi dan mengarahkan selama proses
pembelajaran berlangsung. Selain itu, di akhir pembelajaran guru harus membahas dan meluruskan mengenai materi yang telah dipelajari.
Terdapat banyak tipe model cooperative learning, pada tingkat SD tipe TGT Teams Games Tournament cocok apabila digunakan dalam
pembelajaran PKn. Hal tersebut karena sesuai dengan usia perkembangan anak SD yang suka untuk bermain serta komponen-komponen dalam model
cooperative learning tipe TGT yang telah disebutkan di atas menjadikan suatu pembelajaran berpusat pada siswa sehingga siswa akan aktif dalam
proses pembelajaran. Hal tersebut sangat mendukung dalam pembelajaran PKn karena dengan siswa aktif dalam proses pembelajaran PKn maka siswa
akan tidak bosen mempelajari materi PKn yang sangat luas karena tidak disampaikan dengan ceramah dari guru. Pembelajaran PKn dengan model
cooperative learning tipe TGT akan berlangsung dengan menarik karena pembelajaran dikemas dengan bermain. Apabila pembelajaran PKn
58 berlangsung menarik maka siswa akan senang pada saat pembelajaran dengan
demikian tujuan pembelajaran PKn akan tercapai sehingga hasil belajar siswa akan sesuai dengan yang diharapkan.
H. Hipotesis Tindakan