Perencanaan Planning Pelaksanaan Tindakan Acting Refleksi Reflecting

62 Keterangan : Siklus I: 1. Perencanaan I 2. Tindakan I 3. Observasi I 4. Refleksi I Siklus II : 1. Revisi Perencanaan I dan Perencanaan II 2. Tindakan II 3. Observasi II 4. Refleksi II, dst dst Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Kelas dari Kemmis Mc TaggartWijaya Kusumah Dedi Dwitagama, 2011 : 21 Menurut Kemmis Mc Taggart dalam Wijaya Kusumah Dedi Dwitagama 2011 : 21, komponen dalam penelitian tindakan kelas ada empat yaitu perencanaan planning, tindakan acting, pengamatan observing, dan refleksi reflecting. Keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus yaitu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

1. Perencanaan Planning

Pada tahap ke-1 ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam penelitian ini disarankan dilakukan secara kolaborasi yaitu penelitian dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan guru dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan peneliti. Penelitian kolaborasi ini 63 disarankan kepada guru yang belum pernah atau masih jarang melakukan penelitian. Pada tahap menyusun perencanaan ini, peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Sehingga akan memberikan informasi dan mempermudah pengamat dalam mengumpulkan data penelitian.

2. Pelaksanaan Tindakan Acting

Pada tahap ke-2 adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Dalam tahap ini perlu diingat bahwa dalam melaksanakan guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. 3. Pengamatan Observing Pada tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Kegiatan pengamatan dan pelaksanaan sebenarnya berlangsung dalam waktu yang sama. Sebutan tahap kedua yaitu acting diberikan untuk memberi peluang kepada guru pelaksana yang juga berstatus sebagai pengamat. Guru pelaksa yang berst atus sebagai pengamat disarankan untuk melakukan “umpan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Selain itu guru pelaksana juga mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.

4. Refleksi Reflecting

64 Pada tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan pelaksanaan rancangan tindakan. Inilah inti dalam penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan siap mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum sehingga diperlukan perbaikan. Apabila penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir peneliti menyampaikan rencana yang disarankan peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya, atau kepada diri sendiri apabila akan melanjutkan dalam kesempatan lain Suharsimi Arikunto, 2007 : 17-20.

G. Rancangan Penelitian