21
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Kata belajar sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari khususnya jika kita sedang membicarakan mengenai pendidikan. Menurut Agus
Suprijono 2011: 3 belajar dalam idealism berarti kegiatan psikofisik sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Adapun belajar juga dapat
dilihat secara mikro maupun makro. Dalam pengertian secara makro atau luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko fisik menuju
perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang
merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Menurut Patta Bundu 2006: 36 belajar diartikan sebagai suatu
perubahan dari system direktori yang memungkinkannya berfungsi lebih baik dan dalam proses belajar ada lima faktor yang mempengaruhinya yaitu
waktu, lingkungan sosial, kumunikasi, intelegensi,dan pengathuan tentang belajar itu sendiri.
Rochmat Wahab dan Solehuddin 1999: 245 menyatakan “belajar
merupakan aktivitas atau pengalaman yang menghasilkan perubahan pengetahuan, perilaku dan pribadi yang bersifat permanen”. Belajar pada
pendapat tersebut merupakan suatu bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya.
22 Asep Jihad dan Abdul Haris 2013 : 1 menyatakan bahwa belajar
adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti
keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses belajar siswa di sekolah dan di lingkungan lainnya. Sedangkan menurut
Syah Asep Jihad dan Abdul Haris, 2013 : 1 pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan perilaku siswa yang relative positif dan
mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Menurut Slavin Baharuddin Nur Wahyuni, 2010: 127-128 belajar berdasarkan teori kontruktivisme memiliki beberapa srtategi yaitu :
a. Top-down processing, yaitu siswa belajar dimulai dari masalah yang
kompleks untuk dipecahkan kemudian menghasilkan atau menemukan keterampilan yang dibutuhkan.
b. Cooperative learning, siswa belajar dalam pasangan-pasangan
atau kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah yang dihadapi. Kelompok belajar menjadi tempat utuk mendapatkan
pengetahuan, mengeksplorasi pengetahuan, dan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh individu.
c. Generative learning, siswa diharapkan menjadi lenoh dapat melakukan
proses adaptasi ketika menghadapi stimulus baru. Selain itu juga mengajarkan sebuah metode untuk kegiatan mental saat belajar, seperti
23 membuat pertanyaan, kesimpulan, atau analogi-analogi terhadap apa yang
sedang dipelajari. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu kegiatan yang menghasilkan perubahan pengetahuan, perilaku dan pribadi yang bersifat permanen. Perubahan tersebut
dipengaruhi oleh proses pembelajaran di kelas. Apabila pembelajaran dapat memberikan perubahan serta peningkatan siswa kearah yang lebih baik
maka belajar dikatakan berhasil. Agar hal tersebut dapat terwujud maka proses pembelajaran haruslah menarik bagi siswa serta sesuai dengan
karakteristik siswa yang suka bermain dan bekerja secara kelompok. Maka diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran
di kelas.
2. Pengertian Hasil Belajar