Metode Kontingensi Contingent Valuation Method

preferences methods untuk menilai manfaat suatu tempat atau barang lingkungan Haab dan Mc Connell, 2002. Metode langsung dibagi menjadi 2, yaitu metode kontingensi contigent valuation dan metode pilihan choice experiment , sedangkan metode tidak langsung dibagi menjadi empat, yaitu: pendekatan nilai pasar market values, metode hedonik hedonic market, metode biaya perjalanan travel cost dan avertive behavior. Penilaian valuasi adalah kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan konsep dan metodologi untuk menduga nilai barang dan jasa Davis dan Johnson, 1987. Nilai value merupakan persepsi seseorang, adalah harga yang diberikan oleh seseorang terhadap sesuatu pada suatu tempat dan waktu tertentu. Kegunaan, kepuasaan dan kesenangan merupakan istilah-istilah lain yang diterima dan berkonotasi nilai atau harga. Ukuran harga ditentukan oleh waktu, barang, atau uang yang akan dikorbankan seseorang untuk memiliki atau menggunakan barang atau jasa yang diinginkannya.

2.11.1. Metode Kontingensi Contingent Valuation Method

Metode kontingensi CVM adalah suatu cara untuk menilai sejumlah uang suatu nilai non-use dari suatu barang lingkungan dengan metode survai. Metode CVM digunakan untuk megestimasi nilai ekonomi dari berbagai macam ekosistem dan jasa pelayanan lingkungan dan sangat fleksibel untuk digunakan. Dapat juga mengestimasi berbagai variasi dari non-market goods and sevices yang tidak dapat diukur oleh teknik yang lainnya University of Maryland, 2003. Menurut Grarod dan Willis 1999 CVM adalah suatu metode untuk mengumpulkan preferensi seseorang mengekspresikan kesediaan membayar willingness to pay seseorang. Pada dasarnya CVM menanyakan berapa kesediaan membayar mereka untuk memperoleh suatu manfaat. CVM memiliki dua keuntungan, yaitu: 1 pada kasus tertentu metode ini merupakan satu- satunya teknik yang mengkur manfaat; 2 metode ini dapat diaplikasikan pada berbagai kebijakan lingkungan. Prinsip yang mendasari metode ini adalah bahwa bagi orang yang mempunyai preferensi yang benar tetapi tersembunyi terhadap seluruh jenis barang lingkungan, kemudian diasumsikan bahwa orang tersebut mempunyai kemampuan untuk mentransformasikan preferensi tersebut ke dalam bentuk nilai moneter atau nilai uang. Dengan asumsi ini maka pada dasarnya metode CVM ini menilai barang lingkungan dengan menanyakan dua pertanyaan berikut: 1 berapakah jumlah maskimum uang yang ingin dibayarkan oleh seseorang atau rumah tangga willingness to pay setiap bulan atau setiap tahunnya untuk memperoleh peningkatan kualitas lingkungan atau untuk dapat menikmati tempat rekreasi; 2 berapakah jumlah maksimum yang bersedia diterima oleh seseorang atau rumah tangga willingness to accept setiap bulan atau setiap tahunnya sebagai kompensasi jika dilarang untuk datang ke tempat rekreasi. Pendekatan ini lebih fleksibel dan digunakan apabila pendekatan biaya perjalanan tidak dikumpulkan, dan juga ketika analisa diperlukan untuk mengevaluasi perbedaan kualitas pada aktivitas rekreasi. Kesukaran utama dengan metode ini adalah sifatnya yang subjektif dan meruapakan jawaban atas pertanyaan hipotesis hingga menimbulkan bias yang dapat memepengaruhi hasil. Teknik berdasarkan survai berusaha mengukur nilai yang tersirat yang ada pada pelestarian atau pengrusakan kualitas lingkungan. Kualitas ini sering tidak berwujud misalnya sifat alami pemandangan, kebersihan udara atau situasi sunyi. Metode ini memiliki beberapa kelemahan Garrod dan Willis, 1999, yaitu: 1. Kesalahan hipotesis framing effects. Kesalahan ini bisa dihindari dengan persiapan daftar pertanyaan yang hati-hati dan dipaparkan secara hati-hati pada suatu kelompok subjek yang berkaitan. Disamping itu untuk mengurangi potesial kesalahan hipotesis ini, maka baik situasi hipotesis dan metode pembayaran yang diapakai haruslah bisa dipercaya dan realistik. 2. Kesalahan stategi strategic bias. Kesalahan stategi ini bisa terjadi ketika responden merasa bahwa dia bisa mempengaruhi hasil akhir dari nilai ekonomi perubahan lingkungan, sehingga dia tidak menawarkan nilai yang sebenarnya. Dalam hal ini responden dapat memberikan nilai yang terlalu rendah undervalued dan nilai yang terlalu tinggi overvalued tergantung dari kepentingan dan keinginan responden. Untuk mengurangi kesalahan ini, maka responden harus betul-betul dibuat sedemikian rupa agar mau menyatakan nilai lingkungan dengan jujur. 3. Kesalahan titik awal starting point bias. Kesalahan ini tejadi pada penggunaan pendekatan tawar menawar biiding processs. 4. Kesalahan alat pembayaran payment vechicle bias. Kesalahan ini muncul dimana responden tidak memberikan nilai karena mereka tidak setuju dengan cara atau metode yang diapakai untuk memperoleh nilai yang ditawarkan. 5. Scale or scope effects. Kesalahan ini timbul jika responden tidak dapat membedakan perbedaan skala atau kualitas barang.

2.11.2. Metode Biaya Perjalanan Travel Cost Method