Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Asumsi Penelitian

4.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian, maka penelitian ini mempuyai beberapa ruang likup dan batasan penelitian sebagai berikut: 1 dalam menduga nilai ekonomi sumberdaya hayati dalam hal ini adalah sumberdaya tumbuhan flora, adalah sumberdaya yang mempunyai nilai, karena ada beberapa tanaman koleksi yang tidak diperjualbelikan khusus untuk pelestarian tanaman dan ada beberapa yang dipertukarkan; 2 pokok bahasan penelitian ini adalah aplikasi model biaya perjalanan untuk mengestimasi manfaat rekreasi obyek KRC berdasarkan aplikasi regresi Poisson; 3 nilai manfaat rekreasi adalah nilai ekonomi kuantitiatif termasuk surplus konsumen dari permintaan manfaat rekreasi; 4 manfaat adalah jumlah kunjungan rekreasi selama periode waktu tertentu; 5 kurva permintaan manfaat rekreasi adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara jumlah kunjungan rekreasi pada berbagai tingkat biaya perjalanan yang dikeluarkan pengunjung; 6 biaya perjalanan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan pengunjung untuk melakukan kegiatan rekreasi, meliputi biaya transportasi, biaya konsumsi rekreasi yang dikurangi biaya konsumsi harian apabila tidak melakukan rekreasi, biaya dokumentasi, biaya parkir dan biaya lainnya seperti biaya sewa, biaya akomodasi dan lain yang dikeluarkan selama melakukan kegiatan rekreasi; 7 responden adalah pengunjung domestik yang dianggap mewakili karakteristik pengunjung; 8 untuk nilai harapan, nilai pilihan dan nilai keberadaan tidak divaluasi.

4.6. Asumsi Penelitian

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1 pengunjung memperoleh manfaat total yang sama dari tempat wisata; 2 pengunjung memberikan respon yang sama terhadap perubahan harga karcis masuk dan jumlah biaya perjalanan; 3 responden telah memiliki informasi atau preferensi mengenai KRC dan tempat rekreasi yang dituju belum mencapai kapasitas masksimum pelayanannya; 4 KRC merupakan satu-satunya lokasi yang dituju oleh pengunjung; 5 nilai ekonomi yang dihitung yang hanya diketahui nilainya, nilai sumberdaya hayati yang dihitung adalah nilai flora tanaman di KRC dan nilai ekonomi berdasarkan nilai guna langsung dan nilai guna tidak langsung.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Sejarah

Kebun Raya Cibodas merupakan bagian dari Kebun Raya Bogor yang didirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat masuknya tanaman kina pertama kali di Pulau Jawa bulan April 1852. Gagasan mengintroduksi kina ke pulau Jawa disampaikan sebelumnya oleh pakar botani, diantaranya: Prof C.G.C Reinwardt, Dr. C.L Blume 1829, Dr. P.W. Korthals 1830, Dr. E.A Fritze, Prof. G.J Mulder 1838, Dr. G. Vrolik 1839, Dr. F.A.W Miguel 1846, Dr. Fromberg 1848 dan Dr. F.W Junghun kepada pemerintah Hindia Belanda. Dr. F.W.Went, seorang ahli fisiologi tumbuhan asal Jerman yang lama bermukim di Indonesia yang memberi predikat Cibodas sebagai surga dunia. “If paradise still exist on earth, Cibodas must have been part of it” Seandainya masih ada surga di muka bumi ini, maka Cibodas pastilah bagian daripadanya. Dr. Went tentu tidak basa-basi, karena keberadaan Kebun Raya Cibodas bukan sekadar sarat dengan panorama yang cantik, namun jauh lebih penting dari itu. Berdirinya Kebun Raya Cibodas KRC tidak bisa dilepaskan dari peran ahli botani dan kurator, Johannes Elias Teysjmann. Teysjmann pada waktu itu rajin menanam bibit pohon. Antara 1830 – 1839, beliau sudah menanam beberapa bibit pohon buah di Cibodas. Tahun-tahun berikutnya daftar koleksi terus bertambah, terutama untuk bibit tanaman yang tak bisa tumbuh dengan kondisi Kebun Raya Bogor KRB. KRC dikukuhkan sebagai cabang dari KRB pada tahun 1862. KRB sendiri didirikan pada tanggal 18 Mei 1817, tidak lama setelah Pemerintah Kolonial Inggris meninggalkan Indonesia. Kelahirannya merupakan perwujudan gagasan Prof. C.G.C. Reinwardt, Direktur Pertanian, Kebudayaan dan Penelitian di Hindia Belanda Indonesia pada waktu itu.