Nilai Ekonomi Supply Analisis Pengelolaan Kawasan

Berdasarkan perhitungan di atas, konsumen wisata pengunjung masih mampu membayar hingga harga tiket Rp.12.218 untuk kesediaan membayar dan secara riil pengunjung dapat membayar hingga harga tiket Rp. 22.727.

6.4. Analisis Pengelolaan Kawasan dan Rekomendasi Kebijakan

6.4.1. Nilai Ekonomi Supply

Kebun Raya Cibodas Perhitungan nilai ekonomi supply KRCtahun dapat menggunakan persamaan 5, sehingga diperoleh: TEV = UV + NU = nilai ekonomis tanaman direct use + nilai tanaman dalam menghasilkan dan menyerap gas dalam hal ini, kemampuan pohon menghasilkan gas O 2 + penyerap gas-gas pencemar udara dan perdagangan karbon, termasuk ke dalam nilai indirect use = Rp. 71.243.500 + Rp. 1158560573827850+ Rp. 270944045741 + Rp. 91.833.750 = Rp. 1.159.163.896.444.390. Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh nilai ekonomi supply Kebun Raya Cibodas sebesar Rp. 1.159.163.896.444.390.

6.4.2. Analisis Pengelolaan Kawasan

Setelah melihat analisis dari supply dan demand KRC, maka dapat dirumuskan rekomendasi pengelolaan KRC. Salah satu cara untuk menentukan strategi pengelolaan adalah dengan menganalisis kesediaan membayar pengunjung willingness to pay dibandingkan dengan biaya pengelolaan KRC. Salah satu cara melihat apakah suatu kawasan, dalam hal ini KRC efisien, adalah dengan menganalisis komponen-komponen penerimaan dan biaya. Nilai supply kawasan diperoleh nilai Rp. 1.159.163.896.444.390 dan dianalisis dengan membandingkan antara surplus yang diterima masyarakat di luar wisata real social surplus dibandingkan dengan biaya pengelolaan KRC. Jika : real social surplus biaya pengelolaan, maka KRC efisien dan; real social surplus biaya pengelolaan, maka KRC tidak efisien. Berdasarkan Daftar Isian Pelakasanaan Anggraan maka yang diidentifikasi sebagai biaya pengelolaan KRC per periode, dalam hal ini per tahun adalah sebagai berikut: Tabel 6. Biaya Pengelolaan KRC Tahun 2007 No. Item Jumlah Rp. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pengelolaan gaji, honorarium dan tunjangan Penyelenggaraan operasional perkantoran Perawatan gedungkantor khusus Perawatan sarana dan prasarana kantor Penyelenggaraan TU perkantoran, kearsipan,perpustakaan dan dokumentasi Peningkatan jasa pelayanan litbang Peningkatan pengelolaan kawasan konservasi Program penyelengaraan pimpinan kenegaraan dan pemerintahan 4.528.176.298 243.295.095 78.075.000 208.438.000 10.121.500 2.326.949.033 619.624.200 5.068.105.893 Total 13.082.785.019 Sumber: Buku Laporan Tahunan KRC, 2007 Real social surplus KRC = Nilai supply kawasan – kesediaan membayar =Nilai supply kawasan – nilai WTP jumlah kunjungan = Rp. 1.159.163.896.444.390.– Rp. 12.218 504273 = Rp. 1.159.163.896.444.390.– Rp. 6.161.207.514 = Rp. 1.159.157.735.236.870 Dari perhitungan di atas diperoleh real social surplus lebih besar daripada biaya pengeloaan KRC, sehingga dalam hal ini pengelolaan KRC efisien.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

1. Nilai jasa lingkungan lebih besar dari nilai jual pohon atau tanaman dalam tahun. Yang menjadi permasalahan adalah nilai jasa lingkungan tidak langsung dirasakan secara ekonomi. 2. Penilaian pengunjung terhadap KRC umumnya dinyatakan baik. Masalah yang berhubungan dengan pengunjung adalah tindakan vandalisme. Apresiasi pengunjung terhadap kawasan wisata, dalam hal ini KRC masih rendah. Adanya pengunjung yang mencoret-coret fasilitas wisata, membuang sembarangan dan lain-lain. Faktor yang berpengaruh nyata terhadap permintaan wisata individu antara lain: biaya perjalanan, pendapatan individu, jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur, waktu yang ingin dihabiskan di lokasi, waktu tempuh menuju lokasi, alokasi untuk rekreasi dan kesediaan membayar. 3. Nilai ekonomi wisata dari sisi permintaan wisata yang didekati dari biaya perjalanan adalah sebesar Rp. 109.326.386.400tahun per tahun. Nilai ini masih rendah. Surplus konsumen wisata dengan metode biaya perjalanan sebesar Rp.22.727 per individu, sedangkan berdasarkan kesediaan membayar sebesar Rp.12.218 per individu. Adanya surplus konsumen, baik surplus wisata maupun diluar wisata dapat dijadikan acuan dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan konservasi. 4. Nilai supply kawasan divaluasi berdasarkan nilai yang berlaku saat ini diperoleh sebesar Rp. 1.159.157.735.236.870. Pengetahuan dan kelangsungan partisipasi masyarakat dalam penghitungan berapa kekayaan hayati ini yang dimiliki suatu negara, khususnya Indonesia dan kawasan-kawasan di dalamnya, perlu dimiliki masyarakat, agar