Sejarah GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Sejarah

Kebun Raya Cibodas merupakan bagian dari Kebun Raya Bogor yang didirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat masuknya tanaman kina pertama kali di Pulau Jawa bulan April 1852. Gagasan mengintroduksi kina ke pulau Jawa disampaikan sebelumnya oleh pakar botani, diantaranya: Prof C.G.C Reinwardt, Dr. C.L Blume 1829, Dr. P.W. Korthals 1830, Dr. E.A Fritze, Prof. G.J Mulder 1838, Dr. G. Vrolik 1839, Dr. F.A.W Miguel 1846, Dr. Fromberg 1848 dan Dr. F.W Junghun kepada pemerintah Hindia Belanda. Dr. F.W.Went, seorang ahli fisiologi tumbuhan asal Jerman yang lama bermukim di Indonesia yang memberi predikat Cibodas sebagai surga dunia. “If paradise still exist on earth, Cibodas must have been part of it” Seandainya masih ada surga di muka bumi ini, maka Cibodas pastilah bagian daripadanya. Dr. Went tentu tidak basa-basi, karena keberadaan Kebun Raya Cibodas bukan sekadar sarat dengan panorama yang cantik, namun jauh lebih penting dari itu. Berdirinya Kebun Raya Cibodas KRC tidak bisa dilepaskan dari peran ahli botani dan kurator, Johannes Elias Teysjmann. Teysjmann pada waktu itu rajin menanam bibit pohon. Antara 1830 – 1839, beliau sudah menanam beberapa bibit pohon buah di Cibodas. Tahun-tahun berikutnya daftar koleksi terus bertambah, terutama untuk bibit tanaman yang tak bisa tumbuh dengan kondisi Kebun Raya Bogor KRB. KRC dikukuhkan sebagai cabang dari KRB pada tahun 1862. KRB sendiri didirikan pada tanggal 18 Mei 1817, tidak lama setelah Pemerintah Kolonial Inggris meninggalkan Indonesia. Kelahirannya merupakan perwujudan gagasan Prof. C.G.C. Reinwardt, Direktur Pertanian, Kebudayaan dan Penelitian di Hindia Belanda Indonesia pada waktu itu. Sejarah KRC mengingatkan tentang introduksi tanaman kina ke Indonesia. Sebelum menyebar ke berbagai daerah, kina Cincdhona calisaya pertama kali diaklimatisasi di Cibodas. Aklimatisasi kina terjadi pada 1852 setelah didatangkan dari Bolivia, Amerika Selatan. Inilah cikal bakal tumbuhnya kebun kina di negara ini. Dalam usianya yang ke–156 1852-2008, Kebun Raya Cibodas mampu menempatkan posisinya sebagai kawasan konservasi yang sangat ideal bagi pertumbuhan tanaman dataran tinggi basah, temperate maupun tanaman sub tropik. UNESCO dengan MAB pada tahun 1977 menetapkan Kebun Raya Cibodas dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGP sebagai satu dari enam cagar biosfer yang ada di Indonesia Cibodas, Tanjung Putting, Lore Lindu, Siberut, Gunung Leuser dan P. Komodo. Disamping itu Kebun Raya Cibodas juga dinobatkan sebagai salah satu Tourist Destination Area dan sebagai The Second Tourist Wonder of West Java dari The Seven Tourist Wonder of West Java . Kini setiap tahunnya Kebun Raya Cibodas dikunjungi wisatawan domestik yang datang dari Jakarta, Bandung, Bogor dan sekitarnya maupun wisatawan manca negara.

5.2. Letak dan Luas