b. Pariwisata Permintaan Rekreasi

Cibodas, Purwodadi dan Bali, Kebun Hortikultura Pasar Minggu, Lembang Malang, Kebun Tumbuhan Obat Tawangmangu-Jawa Tengah dan Arbotetrum. Bentuk pelestarian ex situ yang lain yang juga telah diterapkan di Indonesia adalah konservasipelestarian biji seed strorage dan kultur jaringan tissue culture baik dari jenis tumbuhan dilindungi langka maupun tidak. Salah satu bentuk konservasi ex situ adalah kebun raya, yang dalam pengertian umum sering diartikan sebagai kebun yang pepohonan yang ditata rapi, indah dan nyaman untuk rekreasi.

a. b.

Gambar 2. Kawasan Konservasi. a. Kawasan Konservasi Ex-Situ dan b. Kawasan Konservasi In-Situ Sumber: www.googleimageskawasankonservasi. Diakses tanggal 9 April 2008.

2.6. Pariwisata

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2000, pariwisata dapat didefinisikan sebagai sesuatau yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi, pelancongan dan hiburan. Menurut Undang-Undang Kepariwisataan 1990, pariwisata didefinisikan sebagai: 1 kegiatan perjalanan atau sebagian kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di dalamnya; 2 wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan traveller; 3 pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata; 4 kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggraan pariwisata.

2.7. Permintaan Rekreasi

Permintaan demand adalah hubungan antara kuantitas komoditas tertentu yang akan dibeli konsumen selama periode waktu tertentu, dengan harga komoditas itu. Permintaan dipengaruhi oleh berbagai variabel, seperti: harga komoditas itu sendiri, harga komoditas lain, selera, distribusi pendapatan dan jumlah penduduk Lipsey, et.al. 1993. Permintaan dalam rekreasi berupa benda bebas free goods yang didapat tanpa membelinya, tetapi menjadi daya tarik wisatawan sebagai obyek pariwisata. Permintaan rekreasi terbagi dalam dua bagian, yaitu: 1 permintaan potensial potential demand, yaitu sejumlah orang yang memenuhi syarat minimal untuk melakukan perjalanan rekreasi karena mempunyai uang, keadaan fisik masih kuat, hanya belum mempunyai waktu luang untuk berpergian sebagi wisatawan; 2 permintaan aktual actual demand, yaitu sejumlah orang yang sedang melakukan perjalanan rekreasi ke suatu daerah tujuan tertentu Kamus Pariwisata Depdikbud, 1990. Clawson dan Knetsch 1975 mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan rekreasi, yaitu: 1. Faktor individu atau faktor yang berhubungan dengan konsumen potensial, terdiri dari: 1 jumlah individu yang berada di sekitar tempat rekreasi; 2 distribusi penyebaran geografis daerah konsumen potensial yang berkaitan dengan kemudahan atau kesulitan untuk mencapai areal wisata; 3 karakteristik sosial ekonomi, seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan; 4 pendapatan perkapita rata-rata, distribusi pendapatan masing-masing individu untuk keperluannya; 5 rata-rata waktu luang dan alokasinya; 6 pendidikan khusus, pengalaman, dan pengetahuan yang berhubungan dengan rekreasi. 2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tempat rekreasi, terdiri dari: 1 keindahan daya tarik; 2 intensitas dan sifat pengelolaanya; 3 alternatif pilihan rekreasi lain; 4 kapasitas akomodasi untuk keperluan potensial; 5 karakteristik iklim cuaca tempat rekreasi. 3. Hubungan konsumen potensial dengan tempat rekreasi, terdiri dari: 1 lama waktu perjalanan yang diperlukan dari tempat tinggal ke tempat rekreasi; 2 kesenangan kenyamanan dalam perjalanan; 3 biaya yang diperlukan untuk berkunjung ke tempat rekreasi; 4 meningkatnya permintaan rekreasi sebagai akibat promosi yang menarik. Permintaan dan penawaran berdasarkan anggapan bahwa harga barang- barang atau jasa-jasa berbeda sebagai reaksi terhadap perubahan dalam jumlah atau kualitas keseimbangan barang-barang yang disediakan Bohm 1971, 1972; Sibden dan Worrel 1979 dalam Hufschmidt, et.al 1987. Sering kali barang publik murni termasuk, sehingga barang yang sama dengan kualitas tertentu tersedia bagi setiap orang. Contoh barang publik demikian itu adalah udara bersih dan pemandangan di pegunungan Hufschmidt, et.al 1987.

2.8. Penawaran Rekreasi