a.                                         b.                                c. Gambar 13. Tanaman Obat. a. Artemisia vulgaris, b. Ficus deltoidea jack,
c. Urena lobata
Sumber : http:www.floralimages.co.ukimagesartemisia_vulgaris_1486.jpg, http:www.rojaussodai.ltpavupkambarinesSAUSIOdeltoidea.jpg
6.2.2.  Manfaat dan Nilai Keanekaragaman Hayati
Tumbuhan,  hewan  ,mikroorganisme  dan  manusia  saling  berinteraksi  di dalam  lingkungan  fisik  suatu  ekosistem  yang  merupakan  fondasi  bagi
pembangunan berkelanjutan. Sumberdaya hayati dari kekayaan kehidupan dapat mendukung kehidupan manusia dan memperkaya aspirasi serta memungkinkan
manusia  untuk  beradaptasi  dengan  peningkatan  kebutuhan  hidupnya  serta perubahan  lingkunganya.  Erosi  keanekaragaman  plasma  nutfah,  jenis  dan
ekosistem  yang  berlangsung  secara  tetap  akan  menghambat  kemajuan  dalam proses  masyarakat  yang  sejahtera  secara  berkelanjutan.  Erosi  keanekargaman
hayati  ini  merupakan  indikasi  dari  ketidakseimbangan  antara  peningkatan kebutuhan
manusia dan
kapasitas alam.
Dari komponen-komponen
keanekaragaman hayati, baik diperoleh langsung dari alam maupun melalui budi- daya,  umat  manusia  memperoleh  semua  bahan  pangan  dan  sejumlah  besar
obat-obatan,  serat  bahan  baku  industri.  Keanekaragaman  hayati  juga  penting bagi  kesehatan  manusia.  Sebelum  industri  sintesa  muncul,  semua  bahan  obat-
obatan  diperoleh  dari  alam,  dan  bahkan sekarang  bahan-bahan  alami  ini  masih vital.  Obat-obatan  tradisional  mendukung  pemeliharaan  kesehatan  bagi  sekitar
80 persen penduduk negara berkembang, atau lebih dari tiga milyar jiwa secara keseluruhan.  Pengobatan  tradisional  saat  ini  didorong  perkembangannya  oleh
Badan  Kesehatan  Dunia  WHO,  dan  juga  di  banyak  Negara,  termasuk  negara maju.
Keanekaragaman  kekayaan  yang  dimiliki  KRC,  dapat  dikelompokan  ke dalam nilai-nilai sebagai berikut:
1. Nilai Ekologi Setiap  sumberdaya  alam  merupakan  unsur  ekosistem  alam.  Contohnya,
suatu tumbuhan dapat berfungsi sebagai pelindung tata air dan kesuburan tanah. Suatu jenis satwa dapat menjadi key species yang menjadi kunci keseimbangan
alam.  Fungsi  ekologis  keanekaragaman  hayati  berkaitan  dengan  proses-proses ekologis keanekaragaman hayati, yaitu proses pertumbuhan, perkembangbiakan,
dan  evolusi.  Tumbuhan  menghasilkan  oksigen  dan  menyaring  polutan  udara, memberikan  mutu  udara  yang  diperukan  untuk  pernafasan  manusia  serta
makhluk  hidup  lainnya.  Proses  mikroorganisme  tanah  memperbaiki  kondisi kimiawi dan biologis tanah, struktur tanah serta kesuburan tanah secara umum,
serta  proses-proses  lainnya  mendukung  kehidupan  manusia  dalam  hal memberikan kualitas kehidupan yang lebih baik.
2. Nilai Komersial Secara  umum  telah  dipahami  bahwa  kehidupan  manusia  tergantung
mutlak  kepada  sumberdaya  alam  hayati.  Keanekaragaman  hayati  mempunyai nilai  komersial  yang  sangat  tinggi.  Nilai  ekonomis  tanaman  didekati  dari  harga
jual  tanaman  dan  harga  bibit.  Berdasarkan  hasil  perhitungan,  diperoleh  nilai sumberdaya  hayati  yang  terdapat  di  KRC  sebesar  Rp.  71.243.500.  Nilai  ini
sebenarnya  lebih  besar,  karena  ada  beberapa  tanaman  yang  tidak  diketahui
harganilainya  dan  ada  beberapa  tanaman  yang  memang  tidak  untuk diperjualbelikan  dan  hanya  untuk  tanaman  koleksi  serta  untuk  dipertukarkan.
Untuk  perhitungan  nilai  ekonomis  tanaman  yang  terdapat  di  KRC,  dapat  dilihat
pada Lampiran 6.
3. Nilai Rekreasi Keindahan  sumberdaya  alam  hayati  dapat  memberikan  nilai  untuk
menjernihkan pikiran dan melahirkan gagasan-gagasan bagi yang menikmatinya. Kita  sering  sekali  pergi  berlibur  ke  alam,  apakah  itu  gunung,  gua  atau  laut  dan
lain sebagainya, hanya untuk merasakan keindahan alam dan ketika kembali ke perkotaan  kita  merasa  berenergi  untuk  terus  melanjutkan  rutinitas  dan
kehidupan.  Keanekaragaman  hayati  merupakan  bagian  menarik  dari  daerah- daerah yang memiliki nilai untuk tujuan pariwisata dan rekreasi. Kualitas estetika
dari  daerah-daerah  yang  menjadi  tujuan  rekreasi  seringkali  memiliki  perbedaan yang
mencolok, dengan
ukuran yang
besar sehubungan
dengan keanekaragaman  hayati  yang  dimilikinya.   Masyarakat  menghargai  daerah
seperti  itu  sebagai  ragam  untuk  tujuan  rekreasi:  film,  foto  atau  bahan pembelajaran melalui kehidupan liar, habitat alami dan fungsi alami, mengamati
burung, serta studi lapang ekologi dan tujuan ilmiah lainnya
6.3. Permintaan Wisata Kebun Raya Cibodas