Penawaran Rekreasi Pengolahan Data

0= tidak mempunyai alokasi untuk berekreasi Wtp = willingness to pay, keinginan membayar responden untuk menikmati kegiatan rekreasi rupiah b 1, b 2, b 3, b 4, b 5, b 6, b 7, b 8, b 9, b 10, b 11 dan b 12 = koefisien regresi untuk faktor TC, I, S, E, A, K, T, Wt , Ot , Jr, Al, dan W. Pendugaan surplus konsumen menurut Hellerstein dan Mandelson 1993 dalam regresi Poisson adalah negative invers dari koefisien biaya perjalanan. Selain menduga permintaan individu untuk rekreasi, juga dilakukan perhitungan penilaian rekreasi dapat didekati dengan Metode Nilai Ekonomi Wisata Alam. Perhitungannya adalah sebagai berikut: Nilai Ekonomi Wisata Alam NEWij NEWij = ∑ JPWij x BKWij X FKWij…………….4 dimana: NEWij = nilai ekonomi obyek wisata Rptahun JPWij = jumlah pengunjung wisata menurut jenis obyek dan lokasi penelitian orangtahun BKWij = biaya rata-rata perkunjungan wisata menurut jenis obyek di lokasi j FKWij = frekuensi kunjungan wisataorangtahun di lokasi kalitahun i = jenis obyek wisata j = lokasi penelitian

4.4.2. Penawaran Rekreasi

Dalam mengolah data penawaran rekreasi, data yang telah diperoleh dan dikumpulkan diolah dengan menggunakan program Excel 2007. Penawaran rekreasi dapat dihitung berdasarkan nilai total ekonominya. Total nilai ekonomi dalam hal ini berupa nilai kegunaan langsung dan nilai kegunaan tak langsung. TEV = UV + NU………………….………………………….5 dimana: TEV = Total Economic Value UV = Use value NUV = Non-use Value Dalam hal ini, nilai kegunaan langsung dapat didekati dari nilai ekonomis tanaman, sedangkan nilai kegunaan tak langsung dapat didekati dari kemampuan pohon dalam menghasilkan dan menyerap dan menjerap gas-gas, seperti oksigen, gas-gas pencemar udara dan karbon. Kemampuan tanaman, dalam hal ini pohon dalam menghasilkan, menyerap dan menjerap gas-gas tersebut dikonversi ke dalam nilai moneter yang berlaku pada nilai saat ini current price dan menggunakan pendekatan biaya kesehatan. Untuk menduga nilai dari penawaran rekreasi, terlebih dahulu harus melakukan hal-hal berikut: 1 mengetahui bentuk kawasan, dalam hal ini berkaitan dengan bentuk kawasan apakah termasuk kawasan ex situ, in situ atau yang lainnya dan mengetahui tujuan penetapan kawasan tersebut; 2 mengidentifikasi dan menginventarisasi sumberdaya yang ada, dengan: • menentukan kekayaan keanekaragaman hayati di KRC, • mengelompokkan nilai guna langsung dan tidak langsung. Selanjutnya, melakukan valuasi terhadap sumberdaya tersebut dengan pendekatan nilai ekonomi total, berdasarkan harga aktual harga pasar dihitung nilai ekonomi tanaman. Dalam hal ini didekati dengan harga bibit dari tanaman atau harga jual tanaman hias untuk tanaman yang bersangkutan. Untuk menduga non use value, atau nilai manfaat tidak langsung dapat didekati dari kemampuan suatu sumberdaya, dalam hal ini kawasan KRC dalam menyerap oksigen. KRC termasuk dalam kelompok Ruang Terbuka Hijau RTH yang diperuntukan sebagai untuk kawasan rekreasi. RTH merupakan produsen oksigen O 2 , penyerap karbondioksida CO 2 dan gas polutan lain, serta sebagai daerah resapan air yang belum tergantikan fungsinya. Sebuah pohon dapat menghasilkan sekitar 1,2 kilogram oksigen per hari 2. Setiap luasan 1 hektar, daun-daun hijau dapat menyerap menyerap 2,5 ton CO 2 tahun 6 kg CO 2 batang per tahun. Satu hektar ruang terbuka hijau RTH yang dipenuhi pohon besar menghasilkan dan dapat menyimpan 900 m3 air tanahtahun, mentransfer air 4.000 literhari, menurunkan suhu 5°C-8°C, meredam kebisingan 25-80 persen, dan mengurangi kekuatan angin 75-80 persen 3 . Berdasarkan nilai tersebut, maka dapat diketahui kemampuan satu pohon dalam menyuplai gas oksigen pada suatu kawasan. Untuk menduga nilai non use value, dalam hal ini kemampuan KRC menghasilkan oksigen. Dapat digunakan rumus sebagai berikut: UV = CoP PoO 2 Q…….…………………………………………6 dimana: UV indirect = non use value rupiah CoP = capability of plant, dalam hal ini berapa besar kemampuan tanaman dalam menghasilkan oksigen literhari PoO 2 = price of oxygen, harga oksigen rupiahliter Q = jumlah pohon 2 Noorcahyati. http:www.tribunkaltim.comTajukTanam-1-Pohon-Selamatkan-2- Manusia.html. Diakses tanggal 12 April 2008. 3 Joga, Niwono.http:www2.kompas.comkompas-cetak030514metro313357.htm. Diakses tanggal 12 April 2008. Perhitungan jasa lingkungan sebagai penyerap gas-gas pencemar udara, divaluasi dengan menguunakan pendekatan biaya kesehatan. Data mengenai kemampuan jenis pohon yang mampu mereduksi pencemaran udara seperti kemampuan menyerap timbal, debu, SO 2, NO 2 dan CO diperoleh dari penelitian sebelumnya. Perhitungannya adalah sebagai berikut: Valuasi KRC dalam Mereduksi Gas-gas Pencemar Udara Berdasarkan Pendekatan Biaya Kesehatan UV gas pencemar = Rp. c Σ P…………………………..……. 7 dimana: UV indirect = non use value Rupiah Xa = Σ penyerapan gas pencemar di Ragunan Xb = Σ penyerapan gas pencemar di KRC Rp.c = manfaat nilai kesehatan per orang Σ P = jumlah penduduk Kecamatan Pacet Perhitungan valuasi KRC dalam menyerap dan menjerap gas-gas pencemar udara menggunakan transfer benefit yang dilakukan oleh Asyrafy 2008. Untuk jumlah penduduk diambil jumlah penduduk di Kecamatan Pacet yaitu penduduk yang berada dekat dengan lokasi penelitian, karena mereka yang merasakan manfaat adanya kawasan sebagai penyerap dan penjerap gas-gas pencemar. Perhitungan nilai manfaat sumberdaya sebagai penyerap karbon dengan menggunakan pendekatan carbon stock. Pendugaan carbon stock menggunakan persamaan Allometrick melalui metode destruktif. Metode Analisis Perhitungan Nilai Carbon Stock CS = π D2 h ρ 40………………………………………………..8 JCS = Σ CSxJPH x LAj NCS = JCSxHCS dimana: NCS = nilai carbon stock Rp JCS = jumlah carbon stock yang terdapat pada setiap areal j Kgha CS = biomas atau carbon stock pada setiap vegetasi pohon di setiap areal j kgha JPH = rata-rata jumlah pohon per hektar di areal j pohonha LAj = luas areal j Ha HCS = harga karbon persatuan Rpkg atau Rpton D = diameter cm h = tinggi meter ρ = kerapatan kayu gr cm -3 Apabila pengukuran pelepasan karbon yang didekati dari ketersediaan karbon sebagaimana dijelaskan di atas sulit untuk dilakukan, maka dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan transfer benefit pelepasan karbon selama kebakaran tahun 1997 di Indonesia yang dilakukan oleh EEPSEA dan WWF 1998 dalam Glover dan Timothy, 1999. Jumlah karbon yang dilepaskan dari kebakaran hutan sebesar 27,21 tonha, dengan nilai karbonton sebesar US 10 dikonversi ke nilai rupiah. Perhitungannya adalah sebagai berikut: NPK = ∑ JKLj x LAj x NKL……………………………..9 dimana: NPK = nilai total pelepasan karbon Rp JKLj = jumlah pelepasan karbonha di j tonha LAj = luas areal j ha NKL = nilai karbon per ton Rpton j = lokasi pengambilan sampel pendugaan karbon

4.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian