6.1.4. Eco-tourism
Eco-tourism merupakan potensi fenomenakeindahankeunikan alam,
keanekaragaman hayati dan budaya memberikan peluang usaha di bidang wisata alam. Kegiatan wisata alam terbatas erat kaitannya dengan pendidikan
lingkungan. Tuntutan akan kegiatan wisata diperkirakan akan semakin meningkat, sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk, tingkat pendidikan
dan pengetahuan serta pendapatan masyarakat. Pada umumnya hari-hari libur dan hari besar nasional, banyak pengunjung yang datang untuk menikmati
keadaan dan keindahan alam, pemandangan alam, kesejukan udara, refreshing dan kegiatan-kegiatan wisata lainnya.
Kegiatan wisata atau rekreasi alam dapat dinilai dari sisi permintaanya. Berdasarkan data dari pengelola KRC, data jumlah pengunjung KRC untuk tahun
2007 data tahun terakhir adalah sebanyak 504273 orang Lampiran 9. Data
biaya rata-rata perjalanan dan frekuensi kunjungan wisata diperoleh dari wawancara pengunjungresponden yang melakukan kegiatan wisata di KRC.
Dengan menggunakan persamaan 4, maka nilai ekonomi wisata alam dapat dihitung sebagai berikut:
NEWij =
∑ JPWij BKWij FKWij
= 504.273 orangtahun Rp. 216.800
= Rp. 109.326.386.400tahun
Keterangan : Rata-rata frekuensi kunjungan 3 kaliorangtahun
6.2. Valuasi Kebun Raya Cibodas Berdasarkan Nilai Sumberdaya Hayati
6.2.1. Sumberdaya Hayati Kebun Raya Cibodas Flora
Untuk dapat menduga nilai sumberdaya hayati yang terdapat di Kebun Raya Cibodas, terlebih dahulu harus mengetahui jumlah keanekaragaman
sumberdaya hayati yang terdapat di KRC. Berikut disajikan keanekaragaman hayati yang terdapat di KRC:
Tabel 4. Kekayaan UPT BKT Kebun Raya Cibodas
No. Koleksi
Suku Marga
Jenis Sp.
Spesimen
1. 2.
3. 4.
5. Anggrek
Kaktus Sukulen
Lumut Kebun
1 1
11 49
182 66
42 34
107 645
323 127
95 235
1232 2
9 633
2054 778
574 6417
Sumber: - Pulahta, Registrasi - Buku Laporan Tahunan 2007, Sie. Konservasi
1. Tanaman Anggrek Anggrek Orchidaceae adalah salah satu suku Spermatophyta yang unik.
Keanekaragaman dan spesialisasi dalam morfologi bunganya telah menarik perhatian ahli botani dan kolektor selama berabad-abad. Dalam kelompok
tumbuhan beberapa ahli memasukkan anggrek dalam superordo Liliflorae yaitu kelompok tumbuhan yang mempunyai perhiasan luar daun kelopaksepal dan
dalam daun mahkotapetal sangat mirip. Selain anggrek, dalam kelompok ini juga terdapt lili, iris dan amaryllis. Di dunia terdapat sekitar 20.000 jenis anggrek
karena tumbuhan ini merupakan salah satu suku terbesar dalam Spermatophyta. Anggrek menyukai kondisi lingkungan yang lembab tetapi tidak basah.
Kondisi yang terlalu basah dalam waktu yang lama akan menyebabkan busuknya akar. Sirkulasi yang lancar juga penting baik di habitat aslinya maupun dalam
penangkaran kultivasi. Untuk beberapa jenis anggrek terutama yang berasal dari dataran tinggi, KRC merupakan kawasan yang cukup disukai. Beberapa
jenis bahkan ditemukan tumbuh subur di pohon-pohon koleksi serta di lantai hutan yang ada dalam kebun raya untuk anggrek tanah dan saprofit. Beberapa
koleksi anggrek yang dimiliki KRC dapat dilihat pada Lampiran 2.
a. b. c. Gambar 9. Tanaman Aggrek. a. Cymbidium roseum, b Dendrobium
lawessi, c. Vanda tricolor
Sumber : http:flo.com.uaimagesuserplantsaca69bf4e0cf5c865a9c159c2bd3e564.jpg, http:www.hejstorczyki.plprezentacje_07dendrobium_roellkesekcja_09_calyptrochilus0
7_lawesii_gs.jpg, http:www.premdesign.comorchidpicsvanda_tricolor.jpg
2. Tumbuhan Lumut Lumut merupakan tumbuhan tingkat rendah yang termasuk dalam divisi
bryopthyta. Pada umumnya lumut menyukai tempat-tempat yang basah dan lembab di dataran rendah sampai dataran tinggi. Tumbuhan ini sering disebut
sebagai tumbuhan pioneer atau perintis, karena lumut dapat tumbuh dengan berbagai kondisi pertumbuhan dimana tumbuhan tingkat tinggi tidak bisa tumbuh.
Lumut merupakan tumbuhan pertama yang tumbuh ketika awal suksesi pada lahan yang rusak, atau daerah dengan hara miskin. Setelah area ditumbuhi
lumut, area tersebut akan menjadi media yang cocok untuk perkecambahan dan pertumbuhan tumbuhan lainnya. Lumut dapat tumbuh menutupi batu-batuan,
batang pohon, dinding, batu bara kadang membentuk hamparan seperti karpet hijau So ML., dalam Seri Koleksi Kebun Raya – LIPI, 2006.
Untuk mempelajari potensi lumut serta sebagai upaya konservasi beberapa jenis tertentu, Kebun Raya Cibodas-LIPI mendirikan Taman Lumut
taman yang terhampar di lahan seluas 2.300 m
2
ini dibuat dengan rancangan cultivated landscape
yaitu pembentukan terasering atau petak-petak dibatasi jalan. Lanskap taman lumut ini ditata sedemikian rupa hingga berbentuk miniatur
Gunung Gede Pangrango, peta Kebun Raya Cibodas, lantai hutan dan sungai yang seluruhnya ditutupi oleh lumut. Di Taman Lumut ini terdapat 235 jenis lumut
yang sebagian besar 80 diambil dari sekitar kawasan kebun raya dan sisanya berasal dari hasil eksplorasi di tempat lain. Keberadaan taman lumut ini membuat
Indonesia menjadi negara pertama di daerah tropis di dunia yang memiliki koleksi lumut dalam bentuk taman. Beberapa jenis tumbuhan lumut yang ada di KRC
dapat dilihat pada Lampiran 3.
a. b. c. Gambar 10. Tanaman Lumut. a. Calymperaceae, b. Hypnaceae,
c. Thuidiaceae
Sumber:http:ls.berkeley.edufilesimagesmoss-lg.preview.jpg, http:www.northernontarioflora.caimagesdescriptions1006485_1.jpg,http:kamniski-
vrh.netmahthuidium_tamariscinum.jpg
Gambar 11. Taman Lumut Kebun Raya Cibodas
Sumber : http:discover-indonesia.blogspot.com200711cibodas-moss-garden-one-and- only.html
3. Tanaman Koleksi KRC sebagai kawasan konservasi memiliki beragam tanaman koleksi,
baik yang berasal dari Indonesia, maupun dari negara lain. Tanaman koleksi
yang terdapat di KRC dapat dilihat pada Lampiran 4.
a. b. c. Gambar 12. Tanaman Koleksi. a. Bunga Bangkai, b. Viola odorata,
c. Acacia farnesia
Sumber : http:www2.kompas.comteknologinews040311062212.jpg,http:www.homeopathyand
more.commed_imagesVIOLA_ODORATA.jpg,http:upload.wikimedia.orgwikipediacom monsthumbdddAcacia-minuta-habit.jpg250px-Acacia-minuta-habit.jpg
4. Tumbuhan Obat Selain memilki koleksi anggrek, kaktus, sukulen, lumut dan koleksi kebun,
KRC juga memiliki tumbuhan yang berpotensi sebagai tanaman obat. Sejalan dengan kemajuan zaman, pemanfaatan tanaman obat sebagai cara pengobatan
utama mulai menurun. Padahal sudah sejak lama manusia sangat tergantung pada tumbuhan sebagai sumber bahan baku obat dan perawatan kesehatan.
Tanpa kita sadari, tumbuhan di sekitar kita yang dianggap sebagai tumbuhan liar atau gulma pengganggu ternyata berpotensi sebagai tumbuhan obat.
Mengenal tumbuhan obat sangat berguna dan sangat menarik. Pada
Lampiran 5
terdapat beberapa jenis tumbuhan berpotensi obat yang terdapat di KRC dan pemanfaatannya sebagai upaya penyembuhan. Diharapkan dengan
adanya informasi mengenai hal ini, dapat menjadi pengetahuan yang diwariskan secara turun-temurun indigenous knowledge.
a. b. c. Gambar 13. Tanaman Obat. a. Artemisia vulgaris, b. Ficus deltoidea jack,
c. Urena lobata
Sumber : http:www.floralimages.co.ukimagesartemisia_vulgaris_1486.jpg, http:www.rojaussodai.ltpavupkambarinesSAUSIOdeltoidea.jpg
6.2.2. Manfaat dan Nilai Keanekaragaman Hayati