2.7.1 Karakteristik Lahan
Karakteristik lahan atau land characteristic merupakan sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi Djaenudin et al, 2003. Karakteristik lahan ini merupakan parameter-parameter yang
diperlukan dalam proses evaluasi lahan, supaya pengguna user dapat mengetahui kesesuaian antara lahan yang dimiliki dan proses pengolahan yang akan dilakukan, sehingga dapat
menghasilkan komoditas pertanian yang baik. Perbedaan parameter akan menentukan perbedaan dalam proses evaluasi lahan yang dilakukan. Saat ini ada beberapa sumber yang melakukan
evaluasi kesesuaian lahan dengan parameter yang berbeda-beda, seperti Staff PPT 1983, Bunting 1981, Sys et al 1993, CSRFAO 1983, Driessen 1971 Djaenudin et al, 2003.
Pada dasarnya setiap tanaman memerlukan karakter dan kualitas lahan yang berbeda untuk dapat mendukung pertumbuhannya secara optimal. Misalnya tanaman padi, untuk dapat
menghasilkan produksi padi yang baik dan berlimpah diperlukan lahan dengan kandungan C- organik yang tinggi. Makin tinggi kadar C-organik pada lahan tersebut, produktivitas padi akan
makin tinggi Karama et al, 1990 dalam Mulyani et al, 2001. Secara garis besar, karakteristik lahan dikelompokkan menjadi 2, yaitu karakteristik fisik morfologi atau fisik dan karakteristik
atau sifat-sifat kimia. Kedua kelompok karakteristik tersebut mempunyai pengaruh yang bervariasi dalam proses evaluasi lahan. Sifat fisik atau morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah
yang dapat diamati dan dipelajari di lapang Hardjowigeno, 2007. Berikut ini adalah rincian untuk beberapa karakteristik lahan yang sering digunakan pada saat proses evaluasi lahan.
1. Warna Tanah
Warna tanah merupakan petunjuk dari beberapa sifat tanah lainnya karena tanah kaya akan kandungan bahan organik. Semakin tinggi kandungan bahan organik pada tanah tersebut,
maka warna tanah akan semakin gelap. Warna tanah juga banyak dipengaruhi oleh senyawa Fe. Warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna-warna baku yang ada pada Munsell Soil
Color Chart .
Menurut Munsell, warna tanah disusun dari 3 variabel, yaitu hue warna spektrum yang dominan, value banyaknya sinar yang dipantulkan, dan chroma kemurnian atau kekuatan
hue. Tanah yang mengandung lebih dari 1 warna, maka masing-masing warna harus disebutkan dengan menyebutkan warna yang dominan. Pada saat mempelajari warna tanah di lapang, perlu
pula disebutkan apakah penentuan warna dilakukan pada saat tanah dalam kondisi basah, kering, atau lembab.
2. Tekstur
Tekstur menyatakan ukuran butir-butir tanah. Secara umum tanah dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan ukuran butirnya, yaitu fragmen batuan rock fragment yang berukuran
2 mm dan fraksi tanah halus fine earth fraction yang berukuran 2 mm. Pada beberapa evaluasi lahan, tekstur hanya digunakan untuk menyatakan butir tanah yang berukuran 2 mm
fraksi tanah halus, sedangkan fragmen batuan dinyatakan sebagai bahan kasar. Penentuan tekstur tanah di lapang dilakukan dengan cara memijit tanah basah diantara jari-jari tangan sambil
dirasakan halus kasarnya, yaitu dirasakan adanya butir-butir pasir, debu, dan liat. Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah dari fraksi tanah halus dan
dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar, yaitu : pasir 2mm-50 μ, debu 50μ-2μ, dan liat
2 μ. Masing-masing kelompok tersebut dibagi lagi menjadi beberapa kelas struktur seperti dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kelas tekstur tanah
Kelas Tekstur Sifat Tanah
Pasir Rasa sangat kasar, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola
serta gulungan. Pasir Berlempung
Rasa kasar, sedikit sekali melekat, dapat dibentuk bola namun mudah hancur.
Lempung Berpasir Rasa agak kasar, agak melekat, dapat dibuat bola dan mudah
hancur. Lempung
Rasa tidak kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dapat sedikit dibuat gulungan dengan
permukaan mengkilat. Lempung Berdebu
Rasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
Debu Rasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh,
dapat dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
Kelas Tekstur Sifat Tanah
Lempung Berliat Rasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk gulungan bola
agak teguh, dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur. Lempung Liat Berpasir
Rasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan mudah
hancur. Lempung Liat Berdebu
Rasa halus agak licin, melekat, dapat dibentuk bola teguh, gulungan mengkilat.
Liat Berpasir Rasa halus, berat, tetapi terasa sedikit kasar, melekat, dapat
dibentuk bola teguh, mudah digulung. Liat Berdebu
Rasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, mudah digulung.
Liat Rasa berat, halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik,
mudah digulung.
Tekstur tanah selain berpengaruh terhadap sifat fisik tanah, juga mempengaruhi sifat kimia tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tanah yang bertekstur kasar kemampuan
mengikat bahan organik dan juga basa-basa dapat tukar tergolong rendah. Sebagai contoh tanah dengan tekstur pasir berkorelasi negatif sangat nyata dengan C, N, P, K, dan Al
dd
Suharta, 2007.
3. Drainase