7. Tingkat Bahaya Erosi TBE
Parameter TBE merupakan parameter pengganti untuk parameter lereng. TBE dapat digunakan, apabila pengguna sistem tidak mengetahui nilai lereng. TBE menyatakan
besarnya erosi yang mungkin terjadi pada lahan tersebut. Penentuan TBE dilakukan dengan menggunakan suatu rumus tertentu. Nilai TBE sangat berkaitan dengan
kecuraman lereng.
8. Bahaya Banjir
Bahaya banjir merupakan parameter pengganti untuk parameter tekstur dan drainase. Nilai bahaya banjir dapat diisikan apabila pengguna tidak mengetahui nilai tekstur dan
drainase. Bahaya banjir merupakan kombinasi dari kedalaman banjir dan lamanya banjir. Nilai bahaya banjir dibagi dalam lima himpunan fuzy, yaitu tanpa bahaya banjir, bahaya
banir ringan, bahaya banjir sedang, bahaya banjir agak berat, dan bahaya banjir berat. Nilai untuk bahaya banjir ini diperoleh dengan mengamati kecenderungan banjir yang
terjadi pada daerah lahan yang akan diamati.
9. Lereng
Lereng yang terdapat pada lahan yang akan digunakan perlu diukur karena dapat mempengaruhi pola penggunaan lahan. Lereng dapat diukur dengan Abney Level atau
Clinometer dan dinyatakan dalam persen. Nilai parameter lereng akan dibagi menjadi empat himpunan fuzzy, yaitu sangat datar, datar, agak curam, dan curam. Nilai maksimal
dari lereng adalah 100 yang berarti bahwa lereng membentuk sudut 45 derajat.
10. Ketebalan Gambut
Ketebalan gambut merupakan parameter khusus untuk tanah gambut. Nilai ketebalan gambut diperoleh dengan mengukur tebalnya lapisan gambut yang menutupi permukaan
tanah pada lahan yang akan digunakan. Ketebalan akan dikelompokkan dalam lima himpunan fuzzy, yaitu tipis, sedang, agak tebal, tebal, dan sangat tebal.
11. Kematangan Gambut
Kematangan gambut juga merupakan parameter yang khusus digunakan pada tanah gambut. Kematangan gambut ini akan dikelompokkan dalam tiga himpunan fuzzy, yaitu
Saprik, Hemik, dan Fibrik.
12. Tinggi Air Tanah
Tinggi air tanah merupakan sifat fisik dari tanah yang digunakan sebagai salah satu parameter khusus untuk tanah gambut. Tinggi air tanah merupakan data non-fuzzy,
dimana tidak akan dibuat pengelompokkan menjadi beberapa kelas. Tinggi air tanah diukur langsung di lapangan dengan mengukur ketinggian air yang terdapat diatas
permukaan tanah. Sedangkan sifat kimia dapat diukur di laboratorium tanah dengan suatu perlakuan khusus
terhadap tanah pada lahan yang akan digunakan atau menggunakan satu set piranti uji yang sudah dikeluarkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Bogor. Sifat
kimia tanah yang digunakan sebagai parameter adalah :
1. pH
pH merupakan sifat yang berkaitan dengan parameter kejenuhan basa. pH merupakan data fuzzy
yang dikelompokkan dalam dua himpunan fuzzy, rendah dan sedang.
2. Kejenuhan Basa
Nilai kejenuhan basa dapat ditentukan dari nilai pH. Semakin tinggi pH, maka kejenuhan basa semakin tinggi pula. Kejenuhan basa dikelompokkan dalam tiga himpunan fuzzy,
yaitu rendah, sedang, tinggi.
3. Kapasitas Tukar Kation KTK
KTK merupakan data fuzzy yang dapat dikelompokkan menjadi empat himpunan fuzzy, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, dan tinggi.
4. C-Organik
C-Organik menunjukkan kandungan kadar Karbon dalam tanah. Karbon merupakan salah satu unsur hara makro yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Nilai pengukuran C-
Organik dikelompokkan menjadi tiga himpunan fuzzy, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
5. Salinitas Toksisitas
Salinitas menunjukkan besarnya kandungan garam terlarut pada tanah yang dicerminkan oleh daya hantar listrik. Salinitas merupakan data fuzzy yang dikelompokkan menjadi tiga
himpunan fuzzy rendah, sedang, dan tinggi.
6. Sodisitas Alkalinitas