4.3 Rancangan Proses
Rancangan sistem pakar penentuan kesesuaian lahan pada tanaman pangan ini dibagi menjadi lima bagian yang meliputi rancangan input, rancangan output, rancangan proses,
rancangan infrastruktur web, dan rancangan tampilan.
4.3.1 Rancangan Input
Input sistem dilakukan dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan pakar dan data sekunder yang diperoleh dari buku petunjuk teknis penentuan kesesuaian lahan, survei kapabilitas tanah, serta laporan survei tanah. Berdasarkan hasil akuisisi
data primer dan data sekunder, maka dapat diketahui sifat-sifat tanah, baik sifat fisik maupun sifat kimia yang dapat digunakan sebagai parameter dalam menentukan kesesuaian lahan serta
kemungkinan nilai yang dapat dimiliki untuk masing-masing parameter. Data-data yang berhasil diakuisisi dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Data untuk menentukan kesesuaian terhadap penggunaan pertanian tanaman pangan.
2. Data untuk menentukan kesesuaian terhadap jenis-jenis tanaman pangan.
Proses akusisi data input ini dilakukan sejak Maret 2008 sampai dengan Mei 2008, yang dilakukan pada Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Bogor
dan Perpustakaan Jurusan Tanah, IPB. Penyusunan sistem dimulai dengan menentukan parameter yang akan digunakan.
Penentuan parameter meliputi sifat fisik dan kimia tanah untuk meminimalkan ketidak sesuaian yang mungkin terjadi antara hasil pengolahan sistem dengan kondisi di lapang. Parameter yang
digunakan untuk menentukan kesesuaian terhadap penggunaan pertanian tanaman pangan merupakan parameter-parameter yang mempunyai range nilai hampir sama untuk 14 tanaman
pangan. Penentuan parameter ini dilakukan dengan menganalisis laporan survei tanah dan kriteria kesesuaian lahan untuk kelompok tanaman pangan. Analisis terhadap parameter dan domain
untuk masing-masing parameter dilakukan dengan menggunakan pendekatan pengamatan range nilai parameter untuk 14 tanaman pangan. Hasil identifikasi kesesuaian terhadap penggunaan
pertanian tanaman pangan akan menjadi acuan dalam menentukan jenis tanaman pangan yang sesuai dan jenis faktor penghambatnya yang dimiliki oleh lahan tersebut. Secara keseluruhan
akan terdapat 19 parameter, dimana 17 parameter diantaranya merupakan data fuzzy dan 2
parameter sebagai data non-fuzzy, sebagai input dari sistem pakar yang dirancang ini seperti terlihat pada Gambar 36.
Gambar 36. Rancangan input
Sesuai dengan kerangka evaluasi lahan FAO, maka sifat tanah yang dapat digunakan sebagai parameter penentu kesesuaian lahan terdiri dari sifat fisik dan sifat kimia. Sifat fisik
merupakan sifat tanah yang dapat diukur di lapang, sedangkan sifat kimia merupakan sifat tanah yang nilainya ditentukan melalui analisis di laboratorium. Baik sifat fisik maupun sifat kimia
yang diperlukan disini merupakan potensi lahan aktual, dimana belum dilakukan upaya perbaikan apapun pada lahan tersebut. Kombinasi dari kedua jenis sifat tanah ini perlu digunakan supaya
dapat menghasilkan nilai kesesuaian lahan yang lebih akurat. Sifat fisik dapat langsung diamati di lapang dengan memperhatikan tanah yang akan digunakan. Terdapat dua belas sifat fisik yang
digunakan pada perancangan sistem pakar ini, yaitu suhu, curah hujan, kedalaman efektif, kedalaman sulfidik, bahan kasar, tekstur, drainase, lereng, bahaya banjir, tingkat bahaya erosi
TBE, kematangan dan ketebalan gambut. Sedangkan untuk sifat kimia, digunakan enam sifat, yaitu pH, KTK, C-Organik, sodisitas, dan salinitas.
4.3.2 Rancangan Output