IMPLEMENTASI SISTEM Sistem Pakar Penentuan Kesesuaian Lahan Berdasarkan Faktor Penghambat Terbesar (Maximum Limitation Factor) Untuk Tanaman Pangan

V. IMPLEMENTASI SISTEM

Spesifikasi Piranti Keras dan Piranti Lunak Piranti keras dan piranti lunak yang diperlukan untuk membangun sistem meliputi berbagai macam aspek aplikasi, mulai dari aspek basis data, web server, sampai dengan editor. Piranti keras dan piranti lunak yang diperlukan untuk membangun sistem berbeda dengan piranti keras dan piranti lunak yang diperlukan oleh pengguna sistem. Berikut ini adalah daftar spesifikasi piranti keras dan piranti lunak yang digunakan untuk membangun sistem.

A. Spesifikasi piranti keras untuk membangun sistem

ƒ Proccessor Pentium IV. ƒ Memory ƒ Harddisk ƒ Monitor ƒ Keyboard. ƒ Mouse.

B. Spesifikasi piranti lunak untuk membangun sistem

ƒ Apache web server. ƒ Dreamweaver MX. ƒ Navicat 8. ƒ My SQL. ƒ PHP. Pengguna sistem memerlukan spesifikasi piranti keras dan piranti lunak yang berbeda dengan yang digunakan untuk membangun sistem. Pada umumnya spesifikasi piranti keras dan piranti lunak yang diperlukan oleh pengguna untuk dapat mengakses dan menggunakan sistem, lebih rendah daripada yang digunakan untuk membangun sistem.

A. Spesifikasi piranti keras pengguna untuk mengakses sistem

ƒ Proccessor Pentium IV. ƒ Memory. ƒ Harddisk. ƒ Monitor. ƒ Keyboard. ƒ Mouse.

B. Spesifikasi piranti lunak pengguna untuk mengakses sistem

ƒ Web Browser. Khusus untuk pengguna yang akan mengakses sistem, diperlukan koneksi internet. Mengingat bahwa aplikasi ini merupakan aplikasi berbasis web yang dapat diakses melalui koneksi internet. Alamat Unified Resource Language URL yang digunakan untuk mengakses aplikasi berbasis web ini adalah http:www.derryariyadi.comsppkl_ninasevaniindex.php Input Sistem Sistem pakar penentuan kesesuaian lahan berdasarkan faktor penghambat terbesar pada tanaman pangan atau SPPKL dirancang untuk dapat menerima 19 macam parameter input. Diantara 19 parameter tersebut, 17 diantaranya merupakan data fuzzy dan 2 merupakan data non- fuzzy . Pada 17 data fuzzy, dua diantaranya yaitu TBE dan bahaya banjir, merupakan parameter pengganti untuk tekstur, drainase, dan lereng. Nilai parameter tersebut dimasukkan oleh pengguna ke dalam sistem melalui sebuah formulir elektronik. Input nilai parameter hanya diperlukan pada saat pengguna menjalankan menu Aplikasi Penentuan Kesesuaian Lahan dan menu Aplikasi Penentuan Kriteria Lahan.

A. Aplikasi Penentuan Kesesuaian Lahan

Aplikasi penentuan kesesuaian lahan merupakan implementasi dari proses pertama pada SPPKL. Pada aplikasi ini pengguna diminta untuk menentukan jenis tanaman dan jenis tanah yang akan digunakan, serta diminta untuk memasukkan nilai parameter yang digunakan untuk menentukan kesesuaian lahan. Gambar 73 menunjukkan halaman pertama yang ditampilkan pada saat pengguna memilih aplikasi penentuan kesesuaian lahan. Gambar 73. Halaman pertama aplikasi penentuan kesesuaian lahan Pada halaman pertama, pengguna diminta memasukkan informasi tentang jenis tanah, jenis tanaman yang diinginkan, serta jenis rumus yang akan digunakan untuk memproses data masukkan setiap parameter. Halaman ini juga menampilkan penjelasan singkat tentang jenis rumus yang digunakan. Bagi pengguna yang memilih jenis tanah gambut, maka proses selanjutnya adalah pengguna akan diminta memasukkan nilai 3 parameter penentu kesesuaian lahan untuk tanaman pangan pada tanah gambut, seperti terlihat pada Gambar 74. Gambar 74. Halaman input parameter penentu pada tanah gambut Apabila pengguna memilih jenis tanah mineral sebagai tanah pada lahan yang akan digunakan, maka halaman yang ditampilkan berikutnya adalah halaman input untuk 2 parameter penentu pada tanah mineral, seperti terlihat pada Gambar 75. Gambar 75. Halaman input parameter penentu pada tanah mineral Pada tanah gambut, apabila nilai dari ketiga parameter penentu yang dimasukkan tidak memenuhi persyaratan yang ada, maka sistem akan langsung menyatakan bahwa tanah tersebut tidak sesuai untuk tanaman pangan. Persyaratan yang dimaksud adalah bahwa tinggi air tanah maksimum adalah 50 cm, ketebalan gambut maksimum adalah 300 cm, dan kematangan gambut harus merupakan golongan saprik. Apabila nilai dari parameter penentu masih memenuhi persyaratan, maka pengguna akan diminta untuk memasukkan nilai parameter-parameter lainnya yang digunakan pada tanah gambut. Pada halaman input nilai parameter ini, sistem akan menampilkan nilai default untuk setiap parameter. Pengguna dapat menggunakan nilai ini, namun dapat pula mengubahnya sesuai dengan kondisi lahan pengguna. Gambar 76 menunjukkan tampilan halaman untuk input nilai parameter lain yang diperlukan pada tanah gambut. Gambar 76. Halaman input parameter pada tanah gambut Sedangkan pada tanah mineral, apabila nilai parameter penentu masih memenuhi persyaratan, maka selanjutnya pengguna akan diminta memasukkan nilai untuk parameter- parameter lainnya yang digunakan pada tanah mineral. Sama halnya dengan tanah gambut, pada halaman input parameter ini sistem juga akan menampilkan nilai default untuk setiap parameter. Pengguna dapat menggunakan nilai default ini atau mengubahnya dengan nilai lain sesuai dengan kondisi lahan pengguna. Gambar 77 menunjukkan tampilan halaman untuk input nilai parameter lain yang diperlukan pada tanah mineral. Gambar 77. Halaman input parameter pada tanah mineral Pada halaman input ini juga akan diberikan informasi berupa keterangan range nilai untuk parameter tekstur, drainase, lereng, bahaya banjir, TBE, dan curah hujan. Pada tanah gambut maupun tanah mineral, terdapat parameter pengganti yaitu TBE dan bahaya banjir. Parameter pengganti ini hanya akan ditampilkan dan digunakan apabila pengguna tidak memiliki data untuk parameter tekstur, drainase, dan lereng. Gambar 78 menunjukkan tampilan halaman pada saat pengguna menggunakan parameter TBE dan bahaya banjir sebagai pengganti dari data parameter tekstur, drainase, dan lereng. Gambar 78. Halaman input pada parameter pengganti

B. Aplikasi Penentuan Kriteria Lahan

Aplikasi penentuan kriteria lahan merupakan implementasi untuk proses kedua pada SPPKL. Aplikasi ini dapat digunakan untuk menampilkan persyaratan tumbuh tanaman dan lokasi yang sekiranya sesuai untuk tanaman yang dipilih pengguna. Halaman pertama aplikasi ini akan meminta pengguna untuk memilih jenis tanaman, seperti terlihat pada Gambar 79. Gambar 79. Halaman pertama aplikasi penentuan kriteria lahan Sesuai dengan jenis tanaman yang dipilih pengguna, sistem akan menampilkan kriteria lahan yang diperlukan untuk tumbuh dan berproduksinya tanaman. Kriteria ini yang disebut sebagai persyaratan tumbuh tanaman dan dibagi menjadi empat kelas, yaitu S1, S2, S3, dan N. Tabel 10 menampilkan arti dari masing-masing kelas kesesuaian lahan yang akan ditampilkan sebagai persyaratan tumbuh tanaman. Tabel 10. Arti kelas kesesuaian lahan Kelas Kesesuaian Lahan Arti Kelas Kesesuaian Lahan S1 Sesuai, tidak ada faktor penghambat yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi suatu tanaman. S2 Lahan mempunyai faktor penghambat yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, serta memerlukan tambahan masukan. S3 Lahan mempunyai faktor penghambat yang tergolong berat dan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan maupun produksi tanaman. Untuk memperbaikinya memerlukan investasimodal yang tinggi. N Lahan mempunyai faktor penghambat yang sangat berat dan atau sulit diperbaiki. Jika digunakan untuk suatu usaha tani secara ekonomis tidak menguntungkan, lebih banyak resiko kerugian yang akan terjadi. Proses Evaluasi Sistem Pada tahap evaluasi, nilai dari masing-masing parameter yang dimasukkan oleh pengguna ke dalam sistem akan diproses melalui tahapan-tahapan proses inferensi metode Mamdani. Proses Input Data masukan dari pengguna tentang semua parameter yang diperlukan untuk proses penarikan kesimpulan didapat melalui formulir elektronik. Data yang harus dimasukkan oleh pengguna bisa berbeda, tergantung pada jenis tanah pengguna tersebut. Pada tanah gambut, maka pengguna pertama kali akan diminta memasukkan tiga nilai parameter penentu tanah gambut, yaitu kematangan, ketebalan, dan tinggi air tanah. Masing-masing parameter ini mempunyai rentang nilai yang harus dipenuhi. Nilai yang dimasukkan oleh pengguna akan divalidasi. Pada saat pengguna memasukkan nilai melebihi rentang yang ada, maka pengguna tidak bisa melanjutkan ke tahap berikutnya, sampai nilai yang dimasukkan sesuai dengan rentang nilai yang telah ada. Pada tanah mineral, pengguna pertama kali diminta untuk memasukkan dua nilai parameter penentu, yaitu lereng dan kedalaman efektif. Nilai yang dimasukkan oleh pengguna akan divalidasi untuk menentukan apakah pengguna bisa melanjutkan ke proses berikutnya. Apabila nilai yang dimasukkan oleh pengguna tidak sesuai dengan rentang nilai yang ada, maka pengguna akan diminta untuk memperbaiki nilai yang dimasukkan. Setelah melewati proses masukan untuk parameter penentu, pengguna dengan tanah gambut dan mineral akan diminta untuk memasukkan nilai parameter lainnya. Diantara nilai parameter yang dimasukkan ada yang merupakan parameter fuzzy dan ada yang merupakan parameter non-fuzzy. Pada parameter fuzzy dan non-fuzzy tersebut, ada yang merupakan parameter untuk menentukan kesesuaian lahan ada yang merupakan parameter untuk menentukan kesesuaian lahan untuk suatu tanaman pangan. Pada menu Aplikasi Penentuan Kriteria Lahan, pengguna hanya diminta untuk memasukkan jenis tanaman pangan yang dikehendaki. Pemilihan jenis tanaman pangan ini dibatasi pada 14 jenis tanaman, sesuai dengan objek penelitian. Pengguna dapat memilih jenis tanaman pangan melalui sebuah formulir elektronik yang dilengkapi dengan sebuah list box untuk menampilkan daftar tanaman pangan yang dapat dipilih. Proses Penarikan Kesimpulan Proses penarikan kesimpulan yang digunakan untuk pembuatan sistem pakar ini adalah sistem inferensi fuzzy FIS dengan metode Mamdani. Pada sistem inferensi fuzzy, data masukan dari pengguna akan mengalami fuzzifikasi menggunakan suatu fungsi keanggotaan tertentu, untuk kemudian di-defuzzifikasi sehingga menghasilkan satu nilai tunggal. Kesimpulan dihasilkan setelah data masukan yang telah mengalami fuzzifikasi, diproses melalui serangkaian aturan yang disimpan sebagai basis pengetahuan. Kesimpulan ini yang merupakan hasil berupa suatu nilai tunggal. Kesimpulan dapat diperoleh melalui proses inferensi yang dilakukan terhadap sekumpulan aturan yang terdapat pada basis pengetahuan. Kusumadewi 2002 menyebutkan bahwa secara umum terdapat lima langkah melakukan penalaran dalam logika fuzzy, yaitu :

1. Memasukkan input fuzzy

Data input yang dimasukkan oleh pengguna melalui formulir elektronik akan dihitung nilai keanggotaannya menggunakan fungsi keanggotaan TRAPMF atau GAUSSMF yang telah dipilih oleh pengguna, pada tahap sebelumnya. Nilai hasil perhitungan untuk setiap parameter selanjutnya akan dimasukkan dan dicocokkan ke dalam aturan-aturan yang terdapat pada basis pengetahuan. SPPKL menggunakan 17 parameter fuzzy dalam menentukan kesesuaian lahan. Ketujuh belas parameter fuzzy yang digunakan adalah suhu, kedalaman efektif, bahan kasar, pH, kejenuhan basa, KTK, C-organik, salinitas, sodisitas, kedalaman sulfidik, tekstur, drainase, lereng, bahaya banjir, tingkat bahaya erosi TBE, kematangan dan ketebalan gambut. Tabel 11 menunjukkan parameter fuzzy beserta himpunan fuzzy, serta representasi fuzzy dengan TRAPMF dan GAUSSMF. Tabel 11. Parameter, himpunan, dan representasi fuzzy Parameter Fuzzy Himpunan Fuzzy Representasi Fuzzy dengan TRAPMF Representas Fuzzy dengan GAUSSMF Suhu Sangat Rendah Trap 1, 7, 11 Gauss 10, 6 Rendah Trap 10, 13, 16, 20 Gauss 10, 15 Sedang Trap 19, 22, 25, 29 Gauss 10, 24 Tinggi Trap 28, 31, 34, 38 Gauss 10, 33 Sangat Tinggi Trap 37, 40, 47 Gauss 10, 42 Parameter Fuzzy Himpunan Fuzzy Representasi Fuzzy dengan TRAPMF Representas Fuzzy dengan GAUSSMF Kedalaman Efektif Sangat Dangkal Trap 0, 18, 28 Gauss 28, 14 Dangkal Trap 25, 35, 43, 53 Gauss 28, 39 Sedang Trap 50, 60, 68, 78 Gauss 28, 64 Dalam Trap 75,120, 200 Gauss 125, 187.5 Bahan Kasar Sedikit Trap 0, 15, 20 Gauss 20, 10 Sedang Trap 15, 30, 40, 55 Gauss 40, 35 Banyak Trap 50, 55, 65, 70 Gauss 20, 60 Sangat Banyak Trap 65, 70, 85 Gauss 20, 75 Kapasitas Tukar Kation KTK Sangat Rendah Trap 3, 9, 12 Gauss 9, 7.5 Rendah Trap 11, 14, 17, 21 Gauss 10, 16 Sedang Trap 20, 23, 26, 30 Gauss 10, 25 Tinggi Trap 29, 32, 39 Gauss 10, 34 Kejenuhan Basa Rendah Trap 1, 26, 39 Gauss 38, 20 Sedang Trap 36, 43, 51, 58 Gauss 22, 47 Tinggi Trap 55, 65, 100 Gauss 45, 77.5 Salinitas Rendah Trap 0, 3, 4 Gauss 4, 2 Sedang Trap 3, 4, 6, 7 Gauss 4, 5 Tinggi Trap 6, 7, 10 Gauss 4, 8 Sodisitas Rendah Trap 0, 10, 15 Gauss 15, 7.5 Sedang Trap 12, 17, 22, 27 Gauss 15, 19.5 Tinggi Trap 25, 32, 45 Gauss 20, 35 pH Rendah Trap 2, 5, 6 Gauss 4, 4 Sedang Trap 5, 6, 9 Gauss 4, 7 Parameter Fuzzy Himpunan Fuzzy Representasi Fuzzy dengan TRAPMF Representas Fuzzy dengan GAUSSMF C-Organik Rendah Trap 0, 0.8, 1.2 Gauss 1.2, 0.6 Sedang Trap 1, 1.4, 1.8, 2.2 Gauss 1.2, 1.6 Tinggi Trap 2, 2.5, 3.5 Gauss 1.5, 2.75 Kedalaman Sulfidik Rendah Trap 1, 40, 60 Gauss 59, 30.5 Sedang Trap 50, 70, 90, 110 Gauss 60, 80 Tinggi Trap 100, 130, 200 Gauss 100, 150 Tekstur Sangat Halus Trap 0, 3, 4 Gauss 2, 2 Agak Halus Trap 3, 4, 6, 7 Gauss 2, 5 Halus Trap 6, 7, 9, 10 Gauss 2, 8 Sedang Trap 9, 10, 12, 13 Gauss 2, 11 Agak Kasar Trap 12, 13, 15, 16 Gauss 2, 14 Kasar Trap 15, 16, 19 Gauss 2, 17 Drainase Terhambat Trap 0, 3, 4 Gauss 2, 2 Agak Terhambat Trap 3, 4, 6, 7 Gauss 2, 5 Agak Baik Trap 6, 7, 9, 10 Gauss 2, 8 Baik Trap 9, 10, 12, 13 Gauss 2, 11 Agak Cepat Trap 12, 13, 15, 16 Gauss 2, 14 Cepat Trap 15, 16, 19 Gauss 2, 17 Lereng Sangat Datar Trap 0, 3, 4 Gauss 2, 2 Datar Trap 3, 4, 6, 7 Gauss 2, 5 Agak Curam Trap 6, 7, 9, 10 Gauss 2, 8 Curam Trap 9, 10, 13 Gauss 2, 11 Parameter Fuzzy Himpunan Fuzzy Representasi Fuzzy dengan TRAPMF Representas Fuzzy dengan GAUSSMF Bahaya Banjir Tanpa F0 Trap 0, 3, 4 Gauss 2, 2 Ringan F1 Trap 3, 4, 6, 7 Gauss 2, 5 Sedang F2 Trap 6, 7, 9, 10 Gauss 2, 8 Agak Berat F3 Trap 9, 10, 12, 13 Gauss 2, 11 Berat F4 Trap 12, 13, 16 Gauss 2, 14 Tingkat Bahaya Erosi TBE Sangat Rendah Trap 0, 3, 4 Gauss 2, 2 Rendah Trap 3, 4, 6, 7 Gauss 2, 5 Sedang Trap 6, 7, 9, 10 Gauss 2, 8 Berat Trap 9, 10, 12, 13 Gauss 2, 11 Sangat Berat Trap 12, 13, 16 Gauss 2, 14 Kematangan Gambut Saprik Trap 0, 3, 4 Gauss 2, 2 Hemik Trap 3, 4, 6, 7 Gauss 2, 5 Fibrik Trap 6, 7, 10 Gauss 2, 8 Ketebalan Gambut Tipis Trap 1, 40, 60 Gauss 59, 30.5 Sedang Trap 55, 70, 90, 105 Gauss 50, 80 Agak Tebal Trap 95, 150, 170, 225 Gauss 130, 160 Tebal Trap 200, 280, 360, 440 Gauss 240, 320 Sangat Tebal Trap 400, 485, 660 Gauss 260, 530 2 parameter lain yang juga digunakan pada SPPKL, yaitu curah hujan dan tinggi air tanah bukan merupakan parameter fuzzy, sehingga tidak perlu difuzzifikasi. Khusus untuk parameter curah hujan meskipun tidak difuzzifikasi, namun juga dibagi menjadi lima kelompok, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi, seperti terlihat pada tabel 12. Sedangkan pada parameter tinggi air tanah, tidak ada pembagian kelompok data. Tabel 12. Pengelompokkan nilai pada parameter curah hujan Parameter Kelompok Nilai Curah hujan Sangat rendah 50 – 350 mmtahun Rendah 200 – 500 mmtahun Sedang 400 – 1250 mmtahun Tinggi 1000 – 2000 mmtahun Sangat tinggi 1500 – 5000 mmtahun 2. Mengaplikasikan operator fuzzy Operator fuzzy diaplikasikan pada aturan-aturan yang disimpan dalam basis pengetahuan. Aturan pada basis pengetahuan SPPKL diperoleh sebagai hasil akuisisi pengetahuan dari para pakar kesesuaian lahan. Sebuah aturan dapat terdiri beberapa antacendent untuk menghasilkan satu consequent. Penggabungan beberapa antacendent menggunakan operator fuzzy AND dan OR. Kesesuaian lahan pada SPPKL dikelompokkan menjadi 3 golongan, yaitu sesuai, kurang sesuai, dan tidak sesuai. Kesesuaian lahan sesuai hanya bisa dihasilkan apabila semua nilai antacendent terpenuhi. Oleh karena itu untuk menghasilkan antacendent pada aturan dengan consequent sesuai digabungkan menggunakan operator AND. Penerapan operator AND membuat digunakannya nilai minimum atau terkecil dari semua antacendent yang ada di dalam sebuah aturan. Sedangkan untuk menghasilkan consequent kurang sesuai dan tidak sesuai, bagian antacendent dapat digabungkan dengan menggunakan operator OR. Penerapan operator OR membuat digunakannya nilai terbesar atau maksimum dari semua antacendent yang ada dalam sebuah aturan.

A. Aturan Untuk Menentukan Kesesuaian Lahan

Pada SPPKL, aturan untuk menentukan kesesuaian lahan untuk pertanian tanaman pangan secara umum dikelompokkan menjadi dua, yaitu aturan untuk tanah gambut dan tanah mineral. Hal ini dilakukan mengingat perbedaan parameter yang digunakan pada kedua jenis tanah tersebut. Total aturan yang digunakan untuk tanah gambut adalah 144 aturan. Berikut ini adalah contoh beberapa aturan yang digunakan untuk tanah gambut : 1 IF Ketebalan = Tipis AND Kedalaman_Sulfidik = Tinggi AND Lereng = Sangat Datar AND Salinitas = Rendah AND Sodisitas = Rendah AND pH = Sedang AND Suhu = Sedang AND Bahan_Kasar = Sedikit AND Tekstur = Halus AND Drainase = Baik AND Kejenuhan_Basa = Sedang AND Kedalaman_Efektif = Sedang AND KTK = Sedang AND C_Organik = Sedang THEN Kesesuaian_Lahan = Sesuai. 2 IF Kedalaman_Sulfidik = Rendah OR C_Organik = Rendah OR Salinitas = Tinggi OR Sodisitas = Tinggi OR pH = Rendah OR KTK = Sangat Rendah OR Kedalaman_Efektif = Sangat Dangkal OR Kejenuhan_Basa = Rendah OR Bahan_Kasar = Banyak OR Suhu = Sangat Tinggi OR Tekstur = Kasar OR Drainase = Cepat OR Lereng = Curam OR Ketebalan = Sangat Tebal THEN Kesesuaian_Lahan = Tidak Sesuai. 3 IF Kedalaman_Efektif = Dangkal OR Bahan_Kasar = Sedang OR KTK = Rendah OR Salinitas = Sedang OR Sodisitas = Sedang OR Kedalaman_Sulfidik = Sedang OR Lereng = Datar OR Suhu = Rendah OR Tekstur = Agak Kasar OR Drainase = Agak Terhambat OR Ketebalan = Agak Tebal THEN Kesesuaian_Lahan = Kurang Sesuai. Basis pengetahuan pada tanah mineral juga mengandung 104 aturan. Aturan yang digunakan pada tanah mineral lebih sedikit karena pada tanah mineral tidak perlu menggunakan parameter ketebalan dan kematangan. Berikut ini adalah contoh aturan yang digunakan pada tanah mineral : 1 IF Kedalaman_Sulfidik = Tinggi AND Lereng = Sangat Datar AND Salinitas = Rendah AND Sodisitas = Rendah AND pH = Sedang AND Suhu = Sedang AND Bahan_Kasar = Sedikit AND Tekstur = Halus AND Drainase = Baik AND Kejenuhan_Basa = Sedang AND Kedalaman_Efektif = Sedang AND KTK = Sedang AND C_Organik = Sedang THEN Kesesuaian_Lahan = Sesuai. 2 IF Kedalaman_Sulfidik = Rendah OR C_Organik = Rendah OR Salinitas = Tinggi OR Sodisitas = Tinggi OR pH = Rendah OR KTK = Sangat Rendah OR Kedalaman_Efektif = Sangat Dangkal OR Kejenuhan_Basa = Rendah OR Bahan_Kasar = Banyak OR Suhu = Sangat Rendah OR Tekstur = Sangat Halus OR Drainase = Cepat OR Lereng = Agak Curam THEN Kesesuaian_Lahan = Tidak Sesuai. 3 IF Kedalaman_Efektif = Dangkal OR Bahan_Kasar = Sedang OR KTK = Rendah OR Salinitas = Sedang OR Sodisitas = Sedang OR Kedalaman_Sulfidik = Sedang OR Lereng = Datar OR Suhu = Rendah OR Tekstur = Agak Kasar OR Drainase = Agak Cepat THEN Kesesuaian_Lahan = Kurang Sesuai.

B. Aturan Untuk Menentukan Kesesuaian Lahan Bagi Tanaman Pangan

Sistem pakar yang dibangun selain dapat menentukan nilai kesesuaian lahan secara umum, juga memungkinkan dilakukannya penilaian kesesuaian lahan untuk tanaman pangan. Parameter yang digunakan untuk menentukan kesesuaian lahan bagi tanaman pangan adalah curah hujan yang merupakan parameter non-fuzzy. Curah hujan yang dimasukkan oleh pengguna sistem akan dibagi menjadi lima kelompok, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Nilai parameter curah hujan digabungkan dengan nilai kesesuaian lahan secara umum akan menentukan kesesuaian lahan bagi tanaman pangan. Proses penentuan kesesuaian lahan bagi tanaman pangan dilakukan dengan cara pencocokkan biasa, dan bukan menggunakan logika fuzzy seperti yang digunakan pada saat akan menentukan kesesuaian lahan secara umum. Berikut ini adalah contoh aturan yang digunakan untuk menentukan kesesuaian lahan bagi tanaman pangan : 1 IF Kesesuaian_Lahan = Sesuai AND Curah_Hujan = Sangat Rendah THEN Tanaman = Kacang Arab. 2 IF Kesesuaian_Lahan = Kurang Sesuai AND Curah_Hujan = Rendah THEN Tanaman = Kacang Arab, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Kacang Tunggak, Sorgum, Jagung, Gandum, Kedelai.

3. Mengaplikasikan metode implikasi.

Pengaplikasian metode implikasi dilakukan setelah diperoleh nilai keanggotaan dari semua parameter dimasukkan ke dalam semua aturan yang ada. Dari setiap aturan yang dievaluasi akan dihitung nilai implikasi kesesuaian lahannya, sesuai dengan rumus fungsi keanggotaan yang digunakan. Tahap ini akan menghasilkan nilai keanggotaan consequent. Metode implikasi yang digunakan pada SPPKL adalah metode implikasi max. Pada metode max, maka hanya nilai terbesar yang dihasilkan sebagai nilai keanggotaan kesesuaian lahan yang digunakan untuk dijadikan masukan bagi proses berikutnya. Jumlah aturan yang terdapat pada basis pengetahuan akan menentukan jumlah nilai kesesuaian lahan dari proses implikasi ini.

4. Komposisi semua output

Pada tahap komposisi ini, semua nilai kesesuaian lahan dari masing-masing aturan akan digabungkan dan diambil hanya satu nilai tunggal. Nilai kesesuaian lahan dari masing-masing aturan yang dihasilkan dari proses implikasi sebelumnya akan menjadi masukan bagi proses komposisi ini. Metode komposisi yang digunakan adalah metode komposisi maksimum, yaitu mencari nilai terbesar.

5. Defuzzifikasi

Metode defuzzifikasi yang digunakan pada SPPKL adalah metode centroid. Metode ini akan mencari nilai tengah dari semua nilai consequent dan nilai keanggotaan consequent yang diperoleh pada tahap-tahap berikutnya. Berikut ini adalah rumus metode centroid : n ∫ zμz dz ∑ z j μz j dz z = z atau z = j =1 ∫ μz dz n z ∑ z j μz j dz j =1 Proses Output Hasil defuzzifikasi berupa sebuah nilai tunggal yang akan ditampilkan kepada pengguna melalui halaman web. Output yang ditampilkan untuk Aplikasi Penentuan Kesesuaian Lahan adalah hasil kesesuaian lahan untuk tanaman pangan secara umum, kesesuaian lahan untuk tanaman yang dimasukkan pengguna, adanya faktor penghambat, dan saran manajerial yang dapat digunakan untuk mengatasi faktor penghambat. Output untuk Aplikasi Penentuan Kriteria Lahan adalah persyaratan tumbuh tanaman sesuai dengan jenis tanaman yang dipilih oleh pengguna dan lokasi-lokasi yang dianggap sesuai untuk tanaman tersebut. Penentuan lokasi dibatasi pada dua kabupaten di propinsi Jawa Timur, yaitu kabupaten Blitar dan kabupaten Tulungagung. Lokasi yang ditampilkan kepada pengguna meliputi nama kabupaten, nama kecamatan, dan seri tanah pada lokasi itu. Output Sistem Selain dapat menghasilkan nilai kesesuaian lahan, SPPKL ini juga akan menampilkan informasi tentang jenis parameter yang digunakan dalam penentuan kesesuaian lahan dan informasi tentang tanaman pangan yang digunakan sebagai objek pembahasan, serta berbagai informasi lainnya yang terkait dengan proses penentuan kesesuaian lahan ini. Informasi-informsi lain yang turut ditampilkan pada SPPKL ini antara lain informasi yang berisi penjelasan tentang apa tujuan pembuatan SPPKL, fungsi apa saja yang didukung, siapa saja yang dapat menggunakannya, serta bagaimana menggunakan aplikasi ini. SPPKL dibangun dengan berbasiskan web, sehingga semua informasi dan fungsi yang ada akan ditampilkan dalam bentuk halaman web. Gambar 80 menunjukkan gambar tampilan utama web , yang menampilkan diagram tentang bentuk hubungan antara pengguna sistem dengan sistem, dan pakar pengetahuan yang menjadi basis dari sistem yang dibuat. Gambar 80. Tampilan halaman utama SPPKL Melalui halaman utama, pengguna juga dapat mengakses halaman-halaman lainnya, seperti halaman yang menampilkan penjelasan tentang aplikasi, bantuan, serta informasi tanaman pangan, serta karakter dan kualitas lahan. Gambar 81 menunjukkan halaman menu Tentang Aplikasi. Halaman ini menampilkan informasi tentang SPPKL ini, seperti tujuan pembuatannya, pengguna, dan fitur-fitur yang terdapat pada SPPKL. Gambar 81. Halaman menu tentang aplikasi Berbagai informasi tentang 14 tanaman pangan yang menjadi objek penelitian juga dapat ditampilkan apabila pengguna memilih menu Tanaman Pangan. Tampilan untuk menu tanaman pangan dapat dilihat pada Gambar 82. Gambar 82. Halaman tanaman pangan Berbagai informasi tentang karakteristik dan kualitas lahan yang digunakan sebagai parameter penentu nilai kesesuaian lahan juga dapat ditampilkan apabila pengguna memilih menu Karakteristik Kualitas Lahan. Tampilan untuk menu karakteristik kualitas lahan dapat dilihat pada Gambar 83. Gambar 83. Halaman karakteristik kualitas lahan Pengguna yang masih awam dengan SPPKL ini juga dapat mengetahui cara pengoperasian aplikasi dengan membaca keterangan yang ada pada menu Bantuan. Tampilan untuk menu bantuan dapat dilihat pada Gambar 84. Gambar 84. Halaman bantuan

A. Aplikasi Penentuan Kesesuaian Lahan

Berdasarkan data setiap parameter yang dimasukkan oleh pengguna melalui formulir elektronik, SPPKL akan menghitung dan menentukan nilai kesesuaian lahan untuk tanaman pangan. Selain nilai kesesuaian lahan, SPPKL juga dapat menampilkan hasil kesesuaian lahan untuk tanaman yang dipilih pengguna berdasarkan persyaratan tumbuh tanaman. SPPKL juga dapat menampilkan faktor penghambat yang dimiliki oleh suatu lahan beserta saran manajerial yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kesesuaian lahan. Gambar 85 menampilkan halaman hasil proses aplikasi penentuan kesesuaian lahan. Sedangkan Gambar 86 menunjukkan halaman pada saat pengguna memasukkan nilai parameter penentu pada tanah gambut yang melebihi persyaratan yang ditentukan. Gambar 87 sendiri menunjukkan halaman pada saat pengguna memasukkan nilai parameter penentu pada tanah mineral yang melebihi persyaratan yang telah ditentukan. Gambar 85. Halaman hasil aplikasi penentuan kesesuaian lahan Gambar 86. Halaman hasil penentuan kesesuaian lahan tanah gambut dengan nilai parameter penentu yang melebihi batas Gambar 87. Halaman hasil penentuan kesesuaian lahan tanah mineral dengan nilai parameter penentu yang melebihi batas

B. Aplikasi Penentuan Kriteria Lahan

Selain kesesuaian lahan, SPPKL juga dapat menampilkan kriteria lahan yang diperlukan oleh 14 jenis tanaman serta lokasi yang sekiranya sesuai untuk tanaman tersebut. Tampilan kriteria lahan ini akan disesuaikan dengan jenis tanaman pangan yang dipilih oleh pengguna. Dengan mengetahui kriteria lahan yang diperlukan oleh suatu tanaman, maka akan dapat diketahui pula persyaratan tumbuh tanaman yang diperlukan. Gambar 88 menampilkan halaman tentang persyaratan tumbuh tanaman. Gambar 88. Halaman persyaratan tumbuh tanaman Pengguna yang ingin mengetahui lokasi yang sesuai dengan jenis tanaman yang telah dipilihnya juga dapat memilih tombol ”Cari Lokasi” untuk menampilkan daftar lokasi yang sekiranya sesuai. Gambar 89 menampilkan halaman tentang daftar lokasi yang sekiranya sesuai dengan jenis tanaman pengguna. Gambar 89. Halaman lokasi sesuai Verifikasi dan Validasi Verifikasi dan validasi dilakukan supaya sistem pakar yang dibuat dapat mewakili seorang pakar human expert. Verifikasi dilakukan untuk mengetahui apakah program komputer yang dibuat sudah benar dalam implementasinya, dalam arti dapat memberikan hasil yang ditentukan dalam kondisi seperti apapun. Validasi dilakukan untuk mengetahui tingkat akurasi hasil yang diberikan oleh sistem berikut keterkaitannya dengan tujuan sistem. Verifikasi dilakukan secara dinamis dengan menjalankan sistem menggunakan berbagai macam jenis data, baik data berupa bilangan bulat, bilangan pecahan, sampai dengan data bernilai negatif. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa sistem akan menolak dan menampilkan pesan kesalahan kepada pengguna pada saat data input bernilai negatif, mengingat bahwa data aktual karakteristik tanah untuk penentuan kesesuaian lahan tidak dapat bernilai negatif. Pesan kesalahan juga akan ditampilkan pada saat pengguna tidak memasukkan nilai parameter yang digunakan dalam proses penentuan kesesuaian lahan secara umum. Sargent 1998 menyatakan terdapat beberapa teknik validasi yang dapat dilakukan terhadap aplikasi yang dirancang. Diantara teknik-teknik validasi yang dikemukakan oleh Sargent, beberapa diantaranya digunakan untuk menguji validitas sistem pakar pada penelitian ini, yaitu extreme condition test, face validity, historical data validation. Extreme condition test merupakan cara pengujian validitas sistem untuk mengetahui apakah sistem dapat memberikan hasil yang sesuai dengan struktur sistem. Pada penelitian ini ditunjukkan dengan adanya parameter penentu untuk tanah mineral dan gambut. Pada saat nilai parameter penentu ini melebihi batas nilai yang ditentukan oleh pakar, maka sistem akan langsung memberikan kesimpulan bahwa lahan tidak sesuai untuk tanaman pangan. Historical data validation merupakan pengujian yang dilakukan dengan menggunakan kisaran nilai karakter tanah yang terdapat pada laporan survei tanah. Hasil pengolahan sistem akan dibandingkan dengan nilai kesesuaian lahan yang terdapat pada laporan survei tanah. Berdasarkan kisaran nilai yang ditunjukkan pada laporan survei tanah, maka sistem akan menghasilkan kesesuaian lahan kurang sesuai. Nilai kesesuaian lahan ini sesuai dengan hasil penentuan kesesuaian lahan pada laporan survei tanah. Face validity ditentukan dengan cara wawancara dengan pakar dari Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian dan Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Face validity ini akan menunjukkan apakah logika yang digunakan dalam penyusunan aturan yang digunakan sudah sesuai dengan kondisi lapangan. Face validity akan dilakukan dengan cara membandingkan keluaran sistem dengan pendapat pakar. Faktor yang akan dibandingkan adalah kesesuaian lahan untuk penggunaan tanaman pangan secara umum dan keberadaan faktor penghambat sesuai dengan jenis tanaman dan data lahan dari pengguna sistem, serta kriteria lahan untuk tanaman. Data yang digunakan untuk proses verifikasi dan validasi ini merupakan data yang diperoleh dari laporan survei tanah semi detail dan buku petunjuk teknis evaluasi lahan 2003. Verifikasi dan validasi dilakukan terhadap tanah mineral dan tanah gambut, baik dengan menggunakan rumus trapesium TRAPMF maupun dengan rumus Gauss GAUSSMF. Data input yang dimasukkan dalam sistem juga merupakan data input yang diberikan kepada pakar. Tabel 13 menunjukkan hasil perbandingan kesesuaian lahan untuk tanaman pangan secara umum yang dihasilkan sistem dengan pendapat pakar pada tanah gambut dengan berbagai nilai data input menggunakan rumus trapesium. Sedangkan tabel 14 menunjukkan hasil perbandingan kesesuaian lahan untuk tanaman pangan secara umum yang dihasilkan sistem dengan pendapat pakar pada tanah mineral dengan berbagai nilai data input menggunakan rumus Gauss. Tabel 13. Contoh input dan output penentuan kesesuaian lahan secara umum untuk tanah gambut dengan rumus TRAPMF Karakteristik Tanah I II III IV V VI VII VIII IX 1. Ketebalan gambut 180 50 100 400 330.5 450 20 500 80 2. Kematangan gambut 5 1 6 8 3.5 8 1 3.5 5.5 3. Lereng 6 2 5 7 4.5 8 1 5.5 3.5 4. Tekstur 10 5 10 12 6.5 12 7 0.5 5.5 5. Drainase 1 7 9 1 6.5 1 7 11.5 9.5 6. Suhu 18 27 23 9 24 40 25 6 15 Karakteristik Tanah I II III IV V VI VII VIII IX 7. Kedalaman Efektif 30 90 45 20 100 15 150 15 40 8. Bahan Kasar 45 7 30 70 42.5 68 3 60 35 9. KTK 10 25 7 4 21 5 34 7 15 10. Kejenuhan Basa 30 40 25 15 50.5 20 45 20 0 11. pH 4 6 5.2 9 5.5 3 6 4 0 12. C-Organik 0.1 1.5 1 0.1 1.75 0.7 2.8 0.6 0 13. Kedalaman Sulfidik 50 150 90 25 100 30 150 35 80 14. Salinitas 7 1 8 8 5 8 1 8 5 15. Sodisitas 23 20 18 25 22.5 35 1 35 20 16. Tinggi Air Tanah cm 20 10 20 15 25 20 25 10 20 17. Curah Hujan 2000 2500 1500 2700 3000 1000 2700 4000 4000 Kesesuaian Lahan Hasil Perhitungan Aplikasi Tidak Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Kesesuaian Lahan berdasarkan Pakar Tidak Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Lanjutan tabel 13 Karakteristik Tanah X XI XII XIII XIV XV XVI XVII 1. Ketebalan gambut 180 100 400 200 215 170 80 200 2. Kematangan gambut 5 2 3 1 2 1.5 2.5 1 3. Lereng 2.5 2 3 4.5 3.5 5.5 3.5 4.5 4. Tekstur 10 10 12 6.5 12 0.5 5.5 6.5 5. Drainase 1 9 1 6.5 1 11.5 9.5 6.5 6. Suhu 18 23 9 24 40 6 15 24 7. Kedalaman Efektif 30 45 20 100 15 15 40 100 8. Bahan Kasar 45 30 70 42.5 68 60 35 42.5 9. KTK 10 7 4 21 5 7 15 21 10. Kejenuhan Basa 30 25 15 50.5 20 20 0 50.5 11. pH 4 5.2 9 5.5 3 4 0 5.5 12. C-Organik 0.1 1 0.1 1.75 0.7 0.6 0 1.75 13. Kedalaman Sulfidik 50 90 25 100 30 35 80 100 14. Salinitas 7 8 8 5 8 8 5 5 15. Sodisitas 23 18 25 22.5 35 35 20 22.5 16. Tinggi Air Tanah cm 20 20 15 25 20 10 20 25 Karakteristik Tanah X XI XII XIII XIV XV XVI XVII 17. Curah Hujan 2000 1500 2700 3000 1000 4000 4000 3000 Kesesuaian Lahan Hasil Perhitungan Aplikasi Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Kesesuaian Lahan berdasarkan Pakar Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tabel 14. Contoh input dan output penentuan kesesuaian lahan secara umum untuk tanah mineral dengan rumus TRAPMF Karakteristik Tanah I II III IV V VI VII VIII IX 1. Lereng 6 2 5 7 4.5 8 1 5.5 6 2. Tekstur 10 5 10 12 6.5 12 7 0.5 10

3. Drainase

1 7 9 1 6.5 1 7 11.5 1 4. Suhu 18 27 23 9 24 40 25 6 18 5. Kedalaman Efektif 30 90 45 20 100 15 150 15 30 6. Bahan Kasar 45 7 30 70 42.5 68 3 60 45 7. KTK 10 25 7 4 21 5 34 7 10 8. Kejenuhan Basa 30 40 25 15 50.5 20 45 20 30 9. pH 4 6 5.2 9 5.5 3 6 4 4 Karakteristik Tanah I II III IV V VI VII VIII IX 10. C-Organik 0.1 1.5 1 0.1 1.75 0.7 2.8 0.6 0.1 11. Kedalaman Sulfidik 50 150 90 25 100 30 150 35 50 12. Salinitas 7 1 8 8 5 8 1 8 7 13. Sodisitas 23 20 18 25 22.5 35 1 35 23 14. Tinggi Air Tanah cm 20 10 20 15 25 20 25 10 20 15. Curah Hujan 2000 2500 1500 2700 3000 1000 2700 4000 2000 Kesesuaian Lahan Hasil Perhitungan Aplikasi Tidak Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Kesesuaian Lahan berdasarkan Pakar Tidak Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai lanjutan tabel 14 Karakteristik Tanah X XI XII 1. Lereng 2 3 3.5 2. Tekstur 10 12 12 3. Drainase 9 1 1 4. Suhu 23 9 40 5. Kedalaman Efektif 45 20 15 6. Bahan Kasar 30 70 68 Karakteristik Tanah X XI XII 7. KTK 7 4 5 8. Kejenuhan Basa 25 15 20 9. pH 5.2 9 3 10. C-Organik 1 0.1 0.7 11. Kedalaman Sulfidik 90 25 30 12. Salinitas 8 8 8 13. Sodisitas 18 25 35 14. Tinggi Air Tanah cm 20 15 20 15. Curah Hujan 1500 2700 1000 Kesesuaian Lahan Hasil Perhitungan Aplikasi Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Kesesuaian Lahan berdasarkan Pakar Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Hasil perbandingan antara keluaran sistem dengan pendapat pakar pada tanah gambut dan mineral dengan menggunakan rumus GAUSSMF dapat dilihat pada tabel 15 dan 16. Tabel 15 menunjukkan perbandingan antara keluaran sistem dengan pendapat pakar pada tanah gambut untuk berbagai data input. Tabel 16 menunjukkan perbandingan antara keluaran sistem dengan pendapat pakar pada tanah gambut untuk berbagai data input. Tabel 15. Contoh input dan output penentuan kesesuaian lahan secara umum untuk tanah gambut dengan rumus GAUSSMF Karakteristik Tanah I II III IV V VI VII VIII IX 1. Ketebalan gambut 180 50 100 400 330.5 450 20 500 80 2. Kematangan gambut 5 1 6 8 3.5 8 1 3.5 5.5 Karakteristik Tanah I II III IV V VI VII VIII IX 3. Lereng 6 2 5 7 4.5 8 1 5.5 3.5 4. Tekstur 10 5 10 12 6.5 12 7 0.5 5.5 5. Drainase 1 7 9 1 6.5 1 7 11.5 9.5 6. Suhu 18 27 23 9 24 40 25 6 15 7. Kedalaman Efektif 30 90 45 20 100 15 150 15 40 8. Bahan Kasar 45 7 30 70 42.5 68 3 60 35 9. KTK 10 25 7 4 21 5 34 7 15 10. Kejenuhan Basa 30 40 25 15 50.5 20 45 20 0 11. pH 4 6 5.2 9 5.5 3 6 4 0 12. C-Organik 0.1 1.5 1 0.1 1.75 0.7 2.8 0.6 0 13. Kedalaman Sulfidik 50 150 90 25 100 30 150 35 80 14. Salinitas 7 1 8 8 5 8 1 8 5 15. Sodisitas 23 20 18 25 22.5 35 1 35 20 16. Tinggi Air Tanah cm 20 10 20 15 25 20 25 10 20 17. Curah Hujan 2000 2500 1500 2700 3000 1000 2700 4000 4000 Kesesuaian Lahan Hasil Aplikasi Tidak Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Kesesuaian Lahan dari Pakar Tidak Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Lanjutan tabel 15 Karakteristik Tanah X XI XII XIII XIV XV XVI XVII 1. Ketebalan gambut 180 100 400 200 215 170 80 200 2. Kematangan gambut 5 2 3 1 2 1.5 2.5 1 3. Lereng 2.5 2 3 4.5 3.5 5.5 3.5 4.5 4. Tekstur 10 10 12 6.5 12 0.5 5.5 6.5 5. Drainase 1 9 1 6.5 1 11.5 9.5 6.5 6. Suhu 18 23 9 24 40 6 15 24 7. Kedalaman Efektif 30 45 20 100 15 15 40 100 8. Bahan Kasar 45 30 70 42.5 68 60 35 42.5 9. KTK 10 7 4 21 5 7 15 21 10. Kejenuhan Basa 30 25 15 50.5 20 20 0 50.5 11. pH 4 5.2 9 5.5 3 4 0 5.5 12. C-Organik 0.1 1 0.1 1.75 0.7 0.6 0 1.75 13. Kedalaman Sulfidik 50 90 25 100 30 35 80 100 14. Salinitas 7 8 8 5 8 8 5 5 15. Sodisitas 23 18 25 22.5 35 35 20 22.5 16. Tinggi Air Tanah cm 20 20 15 25 20 10 20 25 Karakteristik Tanah X XI XII XIII XIV XV XVI XVII 17. Curah Hujan 2000 1500 2700 3000 1000 4000 4000 3000 Kesesuaian Lahan Hasil Aplikasi Tidak Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Kesesuaian Lahan berdasarkan Pakar Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tabel 16. Contoh input dan output penentuan kesesuaian lahan secara umum untuk tanah mineral dengan rumus GAUSSMF Karakteristik Tanah I II III IV V VI VII VIII IX 1. Lereng 6 2 5 7 4.5 8 1 5.5 6 2. Tekstur 10 5 10 12 6.5 12 7 0.5 10

3. Drainase

1 7 9 1 6.5 1 7 11.5 1 4. Suhu 18 27 23 9 24 40 25 6 18 5. Kedalaman Efektif 30 90 45 20 100 15 150 15 30 6. Bahan Kasar 45 7 30 70 42.5 68 3 60 45 7. KTK 10 25 7 4 21 5 34 7 10 8. Kejenuhan Basa 30 40 25 15 50.5 20 45 20 30 9. pH 4 6 5.2 9 5.5 3 6 4 4 10. C-Organik 0.1 1.5 1 0.1 1.75 0.7 2.8 0.6 0.1 Karakteristik Tanah I II III IV V VI VII VIII IX 11. Kedalaman Sulfidik 50 150 90 25 100 30 150 35 50 12. Salinitas 7 1 8 8 5 8 1 8 7 13. Sodisitas 23 20 18 25 22.5 35 1 35 23 14. Tinggi Air Tanah cm 20 10 20 15 25 20 25 10 20 15. Curah Hujan 2000 2500 1500 2700 3000 1000 2700 4000 2000 Kesesuaian Lahan Hasil Perhitungan Aplikasi Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Kesesuaian Lahan berdasarkan Pakar Tidak Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai lanjutan tabel 16 Karakteristik Tanah X XI XII 1. Lereng 2 3 3.5 2. Tekstur 10 12 12 3. Drainase 9 1 1 4. Suhu 23 9 40 5. Kedalaman Efektif 45 20 15 6. Bahan Kasar 30 70 68 7. KTK 7 4 5 Karakteristik Tanah X XI XII 8. Kejenuhan Basa 25 15 20 9. pH 5.2 9 3 10. C-Organik 1 0.1 0.7 11. Kedalaman Sulfidik 90 25 30 12. Salinitas 8 8 8 13. Sodisitas 18 25 35 14. Tinggi Air Tanah cm 20 15 20 15. Curah Hujan 1500 2700 1000 Kesesuaian Lahan Hasil Perhitungan Aplikasi Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Kesesuaian Lahan berdasarkan Pakar Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Dengan melihat hasil perbandingan antara keluaran sistem menggunakan rumus trapesium dengan pendapat dari para pakar, maka dapat dilihat bahwa hampir sebagian besar keluaran sistem sesuai dengan pendapat para pakar. Hal ini berlaku untuk tanah gambut maupun pada tanah mineral. Diantara 17 percobaan dengan data acak maupun data yang berasal dari laporan survei tanah, untuk tanah gambut menghasilkan 2 nilai yang tidak sesuai, atau sekitar 11,76, apabila proses data menggunakan rumus trapesium TRAPMF. Sedangkan dari 12 percobaan pada tanah mineral dengan rumus trapesium, nilai ketidak sesuaian yang diperoleh sebesar 0. Percobaan dengan menggunakan rumus GAUSSMF pada tanah gambut maupun mineral menunjukkan hasil yang agak berbeda. Hal ini dapat diketahui dari nilai ketidak sesuaian antara keluaran sistem dengan pendapat pakar yang lebih besar daripada yang ditunjukkan oleh rumus TRAPMF, meskipun menggunakan data yang sama. Pada tabel 15, terlihat hasil pengujian untuk tanah gambut menggunakan rumus GAUSSMF yang mengandung 7 nilai tidak sesuai dari 17 percobaan yang dilakukan, atau sekitar 41,18. Pada tabel 16, terlihat hasil pengujian untuk tanah mineral dengan rumus GAUSSMF yang mengandung 2 nilai tidak sesuai dari 12 percobaan yang dilakukan, atau sekitar 16,67. Pengujian validitas sistem juga akan dilakukan dengan menjalankan aturan-aturan yang sama pada Matlab 6.5. Tabel 17 menunjukkan perbandingan antara keluaran sistem dengan hasil yang diberikan oleh Matlab, dengan menggunakan rumus GAUSSMF pada tanah gambut. Tabel 17. Perbandingan antara keluaran sistem dengan hasil yang diberikan oleh Matlab dan pakar Karakteristik Tanah I II III IV V VI VII VIII IX 1. Ketebalan gambut 180 50 100 400 330.5 450 20 500 80 2. Kematangan gambut 5 1 6 8 3.5 8 1 3.5 5.5 3. Lereng 6 2 5 7 4.5 8 1 5.5 3.5 4. Tekstur 10 5 10 12 6.5 12 7 0.5 5.5 5. Drainase 1 7 9 1 6.5 1 7 11.5 9.5 6. Suhu 18 27 23 9 24 40 25 6 15 7. Kedalaman Efektif 30 90 45 20 100 15 150 15 40 8. Bahan Kasar 45 7 30 70 42.5 68 3 60 35 9. KTK 10 25 7 4 21 5 34 7 15 10. Kejenuhan Basa 30 40 25 15 50.5 20 45 20 0 11. pH 4 6 5.2 9 5.5 3 6 4 0 12. C-Organik 0.1 1.5 1 0.1 1.75 0.7 2.8 0.6 0 13. Kedalaman Sulfidik 50 150 90 25 100 30 150 35 80 14. Salinitas 7 1 8 8 5 8 1 8 5 15. Sodisitas 23 20 18 25 22.5 35 1 35 20 16. Tinggi Air Tanah cm 20 10 20 15 25 20 25 10 20 17. Curah Hujan 2000 2500 1500 2700 3000 1000 2700 4000 4000 Karakteristik Tanah I II III IV V VI VII VIII IX Kesesuaian Lahan Hasil perhitungan aplikasi Tidak Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Kesesuaian Lahan berdasarkan pakar Tidak Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Nilai Kesesuaian Lahan hasil perhitungan Matlab 4.55 Kurang Sesuai 4.03 Kurang Sesuai 4.5 Kurang Sesuai 4.84 Tidak Sesuai 4.5 Kurang Sesuai 5.4 Kurang Sesuai 3.83 Kurang Sesuai 4.5 Kurang Sesuai 4.5 Kurang Sesuai Dari hasil perbandingan hasil penentuan kesesuaian lahan antara hasil yang diberikan oleh aplikasi, hasil perhitungan dengan Matlab, serta yang diberikan oleh pakar, dapat dilihat bahwa hasil perhitungan dengan Matlab ditampilkan dalam bentuk angka. Angka yang dihasilkan oleh Matlab juga dapat dikonversi sesuai dengan fungsi keanggotaan yang digunakan dalam penelitian ini. Ketidak sesuaian antara hasil perhitungan Matlab dengan aplikasi maupun pakar disebabkan karena adanya parameter penentu, yaitu kematangan, ketebalan dan tinggi air tanah yang pada aplikasi dan pakar digunakan sebagai filtering tahap pertama. Dimana pada saat nilai ketiga parameter penentu melebihi batas nilai yang ditentukan, maka nilai-nilai tersebut tidak akan diproses dengan tahapan FIS dan akan langsung disimpulkan bahwa lahan tidak sesuai untuk tanaman pangan. Percobaan pada Tabel 17 yang menunjukkan nilai parameter penentu yang melebihi batas nilai yang ditentukan ditunjukkan pada percobaan IV, V, VI, VIII. Pada percobaan dengan Matlab, tidak dapat dilakukan filtering seperti yang dilakukan pada aplikasi dan yang ditentukan oleh pakar. Seluruh nilai parameter penentu akan langsung mengalami proses fuzzifikasi dan digunakan dalam proses penarikan kesimpulan. Kondisi inilah yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya ketidak sesuaian antara hasil perhitungan dengan Matlab pada saat dibandingkan dengan aplikasi dan pendapat pakar. Validasi sistem juga ditentukan dari keluaran sistem tentang keberadaan faktor penghambat yang dimiliki oleh suatu lahan dan lokasi untuk suatu jenis tanaman tertentu yang akan dibandingkan dengan pendapat pakar dan laporan survei tanah. Hasil validasi untuk sejumlah percobaan pada tanah mineral dengan tanah gambut menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian antara faktor penghambat yang diberikan oleh sistem dengan faktor penghambat menurut pendapat pakar. Dengan menggunakan tanaman padi sawah dan data yang terdapat pada percobaan I dan percobaan II pada Tabel 13, Tabel 14, Tabel 15, dan Tabel 16 maka diperoleh hasil validasi sistem seperti tercantum pada Tabel 18. Tabel 18. Hasil validasi keluaran sistem dan pendapat pakar dalam menentukan faktor penghambat pada tanaman padi sawah Asal Data Faktor Penghambat Keluaran Sistem Pendapat Pakar Tabel 13 I Suhu, ketebalan gambut, kematangan gambut, lereng, sodisitas, salinitas, kedalaman efektif, kedalaman sulfidik, bahan kasar, pH, KTK, C-Organik, kejenuhan basa, drainase. Ketebalan gambut, kematangan gambut, lereng, drainase, kedalaman efektif, bahan kasar, KTK, kejenuhan basa, pH, C-Organik, kedalaman sulfidik, salinitas, sodisitas. II Kedalaman efektif, bahan kasar, pH, C-Organik, kejenuhan basa, sodisitas. Bahan kasar, kejenuhan basa, C- Organik, sodisitas. Tabel 14 I Lereng Lereng II Kedalaman efektif, bahan kasar, pH, C-Organik, kejenuhan basa, sodisitas. Bahan kasar, kejenuhan basa, C- Organik, sodisitas. Tabel 15 I Kematangan gambut. Kematangan gambut. II Kedalaman efektif, bahan kasar, pH, C-Organik, kejenuhan basa, sodisitas. Bahan kasar, kejenuhan basa, C- Organik, sodisitas. Tabel 16 I Lereng Lereng II Kedalaman efektif, bahan kasar, pH, C-Organik, kejenuhan basa, sodisitas. Bahan kasar, kejenuhan basa, C- Organik, pH, kedalaman efektif, sodisitas. Pengujian validasi tentang proses penentuan kriteria lahan untuk jenis tanaman tertentu merupakan uji validitas terhadap teknik pengendalian backward chaining. Berdasarkan input pengguna tentang jenis tanaman pangan maka sistem akan menampilkan persyaratan lahan yang diperlukan oleh tanaman terpilih untuk dapat tumbuh dan berproduksi. Persyaratan yang ditampilkan akan dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu S1, S2, dan S3. Nilai persyaratan lahan yang ditampilkan sistem akan dibandingkan dengan pendapat pakar dan buku petunjuk teknis evaluasi lahan untuk komoditas pangan 2003. Tabel 19 menunjukkan hasil validasi untuk penentuan kriteria lahan pada tanaman padi sawah. Tabel 19. Hasil validasi keluaran sistem dan pendapat pakar dalam menentukan kriteria lahan untuk tanaman padi sawah Parameter Keluaran Sistem Pendapat Pakar dan Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian 2003 S1 S2 S3 S1 S2 S3 Ketebalan gambut 60 60 - 140 140 – 200 60 60 - 140 140 – 200 Kematangan gambut Saprik Saprik, hemik Hemik, fibrik Saprik Saprik, hemik Hemik, fibrik Lereng 3 3 - 5 5 – 8 3 3 - 5 5 – 8 Tekstur Halus, agak halus Sedang Agak kasar Halus, agak halus Sedang Agak kasar Drainase Agak terhambat, sedang Terhambat, baik Sangat terhambat, agak cepat Agak terhambat, sedang Terhambat, baik Sangat terhambat, agak cepat Suhu 24 - 29 22 – 24, 29 - 32 18 – 22, 32 – 35 24 - 29 22 – 24, 29 - 32 18 – 22, 32 – 35 Kedalaman efektif 50 40 - 50 25 – 40 50 40 - 50 25 – 40 Parameter Keluaran Sistem Pendapat Pakar dan Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian 2003 S1 S2 S3 S1 S2 S3 Bahan kasar 3 3 - 15 15 – 35 3 3 - 15 15 – 35 Kejenuhan basa 50 35 - 50 35 50 35 - 50 35 pH 5,5 – 8,2 4,5 – 5,5 8,2 – 8,5 4,5 8,5 5,5 – 8,2 4,5 – 5,5 8,2 – 8,5 4,5 8,5 C-Organik 1,5 0,8 – 1,5 0,8 1,5 0,8 – 1,5 0,8 Kedalaman sulfidik 100 75 - 100 40 – 75 100 75 - 100 40 – 75 Salinitas 2 2 - 4 4 – 6 2 2 - 4 4 – 6 Sodisitas 20 20 - 30 30 – 40 20 20 - 30 30 – 40 Tingkat Bahaya Erosi TBE Sangat rendah Rendah sedang Sangat rendah rendah sedang Bahaya banjir F0, F11, F12, F21, F23, F31, F32 F13, F33, F41, F42, F43 F14, F24, F34, F44 F0, F11, F12, F21, F23, F31, F32 F13, F33, F41, F42, F43 F14, F24, F34, F44

VI. PEMBAHASAN