Pengetahuan yang dimiliki oleh pakar dapat berupa tacit knowledge dan juga explicit knowledge
. Pengetahuan yang dimiliki oleh pakar dan belum terdokumentasikan dengan baik karena mungkin masih berada pada pikirannya disebut sebagai tacit knowledge. Sedangkan
sumber pengetahuan yang sudah didokumentasikan dengan baik, sehingga dapat diakses dengan lebih mudah, disebut explicit knowledge. Buku, dokumen, laporan, dan berbagai macam laporan
merupakan contoh dari explicit knowledge. Sumber-sumber yang dapat menjadi sumber pengetahuan dalam perancangan sistem pakar penentuan kesesuaian lahan ini adalah :
a. Pakar
Para pakar yang akan dimintai keterangan adalah orang-orang yang memiliki pendidikan formal di bidang tanah dan sumber daya lahan. Pengetahuan yang
digunakan dalam perancangan sistem pakar ini adalah pengetahuan dari para pakar yang merupakan peneliti tanah dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Lahan Pertanian, Bogor. Pakar lainnya adalah staf pengajar dari Jurusan Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.
b. Textbooks
Textbook yang digunakan adalah textbook yang berisi informasi tentang tanah, seperti
sifat-sifat tanah dan petunjuk evaluasi lahan.
c. Sumber lainnya
Sumber-sumber lainnya yang menjadi sumber pengetahuan adalah berbagai macam jurnal tentang pengolahan lahan, kesesuaian lahan, dan sistem pakar. Selain itu juga
digunakan data hasil laporan penelitian tentang survei tanah semi detail.
3.2.2 Akuisisi Pengetahuan
Akusisi pengetahuan yang akan dilakukan oleh seorang knowledge engineer KE, bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisis pengetahuan yang diperoleh dari berbagai
macam pakar untuk kemudian disimpan dalam basis pengetahuan. Berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari pakar, maka dapat diketahui bahwa dalam proses penentuan kesesuaian lahan
perlu diketahui tentang persyaratan tumbuh untuk tanaman, jenis tanaman yang akan ditanam, dan juga data karakteristik lahan yang digunakan sebagai parameter. Setiap jenis tanaman
memerlukan persyaratan tumbuh yang berbeda. Contoh informasi tentang persyaratan penggunaan lahan untuk tanaman padi sawah, kedelai, dan ubi jalar dapat dilihat pada lampiran 3,
4, dan 5. Nilai dari masing-masing parameter dimasukkan oleh pengguna ke dalam sistem untuk
kemudian diolah sesuai dengan pengetahuan yang telah diakuisisi. Berdasarkan masukan dari pengguna tentang parameter yang berupa karakteristik lahan mereka dan dengan membandingkan
antara karakteristik tersebut dengan persyaratan yang ada, maka akan dihasilkan kesesuaian lahan. Bila dalam proses perbandingan antara karakteristik lahan dan persyaratan tumbuhnya
suatu tanaman terdapat beberapa parameter yang menghasilkan nilai kesesuaian lebih rendah dari parameter-parameter lainnya, maka parameter tersebut akan disebut sebagai faktor penghambat
limitation factor. Mengingat bahwa parameter yang akan digunakan untuk proses pencocokan terdiri dari faktor alam dan faktor terkendali, maka rekomendasi yang akan diberikan oleh sistem
pakar terbatas hanya untuk faktor terkendali. Sedangkan untuk penentuan persyaratan tumbuh tanaman dan lokasi yang sesuai,
pengguna hanya perlu memasukkan jenis tanaman pangan yang diinginkan. Gambar 31 dibawah, menggambarkan diagram input output sistem pakar yang dirancang.
Diagram tersebut dibuat berdasarkan informasi dari pakar tentang proses input dan output yang diperlukan pada saat menentukan kesesuaian lahan dan berdasarkan tujuan perancangan sistem
pakar.
Gambar 31. Diagram input output sistem pakar penentuan kelas kesesuaian lahan
Menurut Marimin 2007, terdapat berbagai macam metode yang dapat digunakan dalam proses akuisisi pengetahuan, salah satunya adalah wawancara. Metode yang digunakan untuk
proses akuisisi pengetahuan sistem pakar penentuan kelas kesesuaian lahan adalah metode
wawancara dengan human expert dari IPB dan Litbang Tanah dan Sumber Daya Lahan Bogor, serta diskusi masalah dan analisis masalah. Diskusi masalah dilakukan oleh KE untuk menggali
pengetahuan, fakta, serta kaidah yang dimiliki oleh pakar dalam menentukan kesesuaian lahan dan menentukan persyaratan tumbuh tanaman pangan. Dengan melakukan analisis masalah, KE
dapat mengetahui bagaimana pakar menyelesaikan berbagai masalah yang diajukan oleh KE berkaitan dengan proses penentuan kesesuaian lahan.
3.2.3 Representasi Pengetahuan