IV. PERANCANGAN
4.1 Kerangka Sistem Yang Dirancang
Kerangka sistem yang dirancang ini dikembangkan dari kerangka pemikiran sistem pakar yang telah disebutkan pada bagian metodologi. Pada kerangka sistem yang dirancang dituliskan
urutan proses pembuatan sistem dari awal sampai dengan akhir, hingga didapatkan sebuah sistem pakar yang dapat digunakan untuk memberikan saran berupa kesesuaian lahan. Kerangka sistem
ini digambarkan dalam bentuk diagram alir deskriptif formulasi pembuatan sistem pakar penentuan kesesuaian lahan seperti terlihat pada Gambar 33.
Gambar 33. Diagram alir formulasi sistem yang dirancang
4.2 Analisa Kebutuhan Sistem
Analisa kebutuhan sistem dilakukan oleh knowledge engineer KE dan merupakan tahap awal dalam perancangan software, yang terdapat pada waterfall life cycle model, metode klasik
yang digunakan pada pembangunan aplikasi software. Tahap analisa ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan sistem dan pengguna sistem, serta alur kerja dari sistem yang akan dibuat.
Fase analisis ini sering disebut sebagai fase requirement yang akan mengumpulkan informasi tentang sistem dan software yang akan dibuat, menentukan siapa saja pengguna dari sistem ini,
dan apa saja kebutuhan dari pengguna yang dapat diberikan oleh sistem. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan pada fase analisis, ditentukan bahwa sistem yang
akan dibuat merupakan sebuah sistem pakar untuk menentukan kesesuaian lahan pada empat belas jenis tanaman pangan. Sistem pakar ini dibuat berbasis web supaya dapat diakses secara
online , kapan dan dimana saja pengguna membutuhkannya, selama tersedia koneksi internet.
Diharapkan keberadaan sistem ini dapat membantu pengguna sistem dalam menentukan kesesuaian lahan terhadap jenis tanaman pangan yang diinginkannya dan menentukan bagaimana
lahan yang sesuai untuk jenis tanaman yang diinginkan. Sistem ini hanya dirancang untuk mendukung peningkatan kuantitas komoditas tanaman
yang dihasilkan. Penentuan kesesuaian lahan pada penelitian ini menggunakan kerangka evaluasi lahan FAO, 1976. Kerangka ini digunakan karena merupakan kerangka yang banyak digunakan
di Indonesia dan negara berkembang lainnya Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007. Pada kerangka evaluasi lahan FAO maka ditetapkan jenis parameter dalam menentukan kesesuaian
lahan adalah sifat fisik tanah dan juga sifat kimia tanah. Untuk penentuan range nilai dan dan sifat fisik serta kimia tanah yang akan menjadi parameter, digunakan Petunjuk Teknis Evaluasi
Lahan 2003 dan Survei Kapabilitas Tanah, yang dikeluarkan oleh Badan Litbang Tanah, Bogor, serta wawancara dengan pakar kesesuaian lahan.
Sedangkan untuk mekanisme penarikan kesimpulan yang merupakan komponen penting dalam sistem pakar akan digunakan metode logika fuzzy. Metode ini dirasakan cocok dalam
pendekatan penyelesaian masalah karena dekat dengan cara berpikir manusia dalam melakukan penarikan kesimpulan. Mengingat tidak adanya pedoman yang baku dan pengharkatan yang pasti
dalam proses penilaian kesesuaian lahan. Penalaran fuzzy yang akan digunakan adalah metode penalaran MAMDANI. Penggunaan metode ini didasarkan pada kondisi dimana metode ini lebih
banyak diterima dan lebih cocok digunakan pada saat input diterima dari manusia Kusumadewi, , 2002.
Sistem ini diperuntukkan untuk dapat digunakan oleh kelompok tani, para penyuluh pertanian, serta petani yang mempunyai kemampuan dan pengetahuan untuk mengakses aplikasi
ini. Hasil dari fase analisis tentang jenis kebutuhan pengguna ini kemudian akan dikelompokkan ke dalam menu-menu pada web, seperti terlihat pada tabel 7.
Tabel 7. Pengelompokkan kebutuhan pengguna sistem menjadi menu-menu pada web
Menu Pada
Web Fungsi
Halaman utama Memberi penjelasan tentang tujuan dan
manfaat dari aplikasi berbasis web yang dibuat.
Memberi penjelasan tentang batasan aplikasi yang dibuat.
Memberi penjelasan tentang cara penggunaan dan operasi aplikasi.
Halaman jenis tanaman pangan Memberi informasi tentang empat belas
tanaman pangan yang menjadi pembahasan dalam aplikasi yang dibuat.
Halaman karakteristik dan kualitas tanah Memberi informasi tentang karakteristik dan
kualitas tanah yang digunakan dalam penentuan kesesuaian lahan pada aplikasi
yang dibuat.
Menu Pada Web
Fungsi
Aplikasi penentuan kesesuaian lahan
Meminta masukan tentang jenis tanah pengguna. Meminta masukan tentang karakteristik lahan aktual dari
pengguna. Meminta masukan tentang jenis tanaman pangan yang
diinginkan pengguna. Memberi keluaran tentang kesesuaian lahan pengguna
terhadap penggunaan tanaman pangan. Memberi informasi tentang jenis faktor penghambat
yang dimiliki oleh lahan pengguna terhadap penggunaan tanaman pangan.
Memberi informasi tentang jenis tanaman yang sesuai dengan kesesuaian lahan pengguna.
Memberi anjuan manajerial tentang cara penanganan faktor penghambat pada lahan pengguna.
Memberi keluaran tentang kesesuaian antara jenis tanaman yang diinginkan oleh pengguna terhadap jenis
tanaman yang sesuai dengan lahan pengguna. Aplikasi penentuan kriteria lahan
Meminta masukan tentang jenis tanaman pangan pengguna.
Menampilkan kriteria lahan yang sesuai dengan jenis tanaman pangan yang diinginkan pengguna.
Menampilkan lokasi yang dapat ditanami tanaman pangan yang diinginkan pengguna.
Berdasarkan hasil analisis tentang kebutuhan sistem dan pengguna sistem dapat ditentukan pula aliran data yang terjadi pada sistem pakar berbasis web yang dirancang. Aliran
data pada sistem pakar yang dirancang dibuat dalam bentuk Data Flow Diagram DFD level 0 dan level 1, seperti dapat dilihat pada Gambar 34 dan 35.
Gambar 34. DFD level 0 pada sistem yang dirancang
Gambar 35. DFD level 1 pada sistem yang dirancang
4.3 Rancangan Proses