Proses Penarikan Kesimpulan Fuzzifikasi Tingkat Bahaya Erosi TBE

didapat dari proses pengolahan data sebelumnya, juga akan digunakan data curah hujan sebagai parameter dalam menentukan jenis tanaman pangan yang sesuai. Data curah hujan yang diperlukan adalah rata-rata curah hujan dalam milimeter tahun. Data ini dapat diperoleh melalui stasiun pengamatan curah hujan terdekat dengan daerah dimana lahan tersebut berada. Curah hujan dinyatakan dalam lima kelompok, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Metode yang digunakan untuk menentukan jenis tanaman pangan yang sesuai adalah metode pencocokkan antara curah hujan dan kesesuaian lahan. Tabel 9 menunjukkan nilai curah hujan untuk masing-masing kelompok. Tabel 9. Nilai curah hujan Parameter Variabel Kelompok Nilai Curah Hujan mmtahun Sangat Rendah 50 – 1000 Rendah 1001 – 1900 Sedang 1901 – 2800 Tinggi 2801 – 3700 Sangat Tinggi 3701 – 4600

4.3.3.2 Proses Penarikan Kesimpulan

Proses penarikan kesimpulan pada aplikasi sistem pakar penentuan kesesuaian lahan ini merupakan proses penarikan kesimpulan fuzzy. Proses penarikan kesimpulan fuzzy merupakan serangkaian proses yang akan melakukan mapping terhadap masukan dari pengguna menjadi keluaran tertentu dengan menggunakan teori tentang himpunan fuzzy. Dalam proses penentuan kesesuaian lahan terhadap tanaman pangan berdasarkan faktor penghambat terbesar, akan digunakan 17 parameter penentu kesesuaian lahan bagi penggunaan tanaman pangan dan 1 parameter penentu jenis tanaman pangan yang sesuai. Proses inferensi atau penarikan kesimpulan yang digunakan adalah metode Mamdani. Menurut Negnevitsky 2002 langkah-langkah proses inferensi dengan metode Mamdani adalah sebagai berikut : 1. Fuzzifikasi variabel input. Nilai dari masing-masing variabel input yang dimasukkan oleh pengguna akan diterima oleh sistem dan dihitung nilai keanggotaannya sesuai dengan fungsi keanggotaan yang digunakan. Apabila aturan yang digunakan terdiri dari beberapa variabel, maka dapat digunakan operator fuzzy untuk menghubungkan masing-masing variabel. Operator fuzzy yang digunakan untuk menghubungkan variabel-variabel yang diperlukan dalam menentukan kesesuaian lahan adalah operator AND dan OR. 2. Evaluasi aturan-aturan fuzzy Evaluasi aturan-aturan fuzzy dilakukan untuk menghitung nilai keanggotaan setiap antacendent pada setiap aturan sehingga dapat diperoleh nilai consequent. 3. Agregasi keluaran dari aturan. Agregasi dilakukan untuk menggabungkan nilai-nilai consequent yang diperoleh dari hasil evaluasi aturan menjadi satu keluaran gugus fuzzy. 4. Defuzzifikasi Defuzzifikasi dilakukan untuk mengubah keluaran gugus fuzzy menjadi astu nilai tunggal crisp. Pengubahan nilai gugus fuzzy menjadi nilai tunggal dilakukan dengan menerapkan suatu metode tertentu. Metode yang digunakan untuk proses defuzzifikasi pada sistem pakar penentuan kesesuaian lahan ini adalah metode centroid composite moment . Pada penelitian tentang pembuatan sistem pakar penentuan kesesuaian lahan untuk tanaman pangan, kesimpulan berupa kesesuaian lahan terhadap penggunaan tanaman pangan diperoleh berdasarkan masukan dari pengguna sistem tentang data aktual dari 18 parameter yang digunakan. Diantara delapan belas parameter yang ada, terdapat dua parameter complementary, yang hanya akan digunakan untuk menggantikan nilai dari parameter yang sebenarnya. Kedelapan belas parameter yang digunakan untuk menghasilkan kesimpulan berupa kesesuaian lahan terhadap penggunaan tanaman pangan adalah suhu, kedalaman efektif, bahan kasar, kedalaman sulfidik, KTK, C-Organik, pH, kejenuhan basa, salinitas, sodisitas, ketebalan gambut, kematangan gambut, tekstur, lereng, drainase, dengan dua parameter complementary berupa TBE dan bahaya banjir. Parameter TBE akan berfungsi untuk menggantikan parameter lereng, sedangkan bahaya banjir akan digunakan untuk menggantikan parameter tekstur dan drainase. Hasil kesesuaian lahan untuk tanaman pangan ditambah dengan data aktual tentang curah hujan digunakan untuk menentukan jenis tanaman yang sesuai. Berdasarkan jenis tanaman yang sesuai ini yang akan dicocokkan dengan jenis tanaman pangan yang diinginkan oleh pengguna. Pendekatan proses penalaran untuk pengambilan kesimpulan dilakukan secara heuristik berdasarkan kaidah kepakaran. Oleh karena itu dalam penelitian ini proses pengambilan kesimpulan dapat disimulasikan menggunakan pendekatan logika fuzzy. Penggunaan metode logika fuzzy dalam penelitian ini didasari oleh penilaian bahwa metode ini dapat mendekati konsep ketidak pastian yang sering kali ditemui dalam kaidah kepakaran. Kaidah kepakaran dalam penelitian ini dituliskan dalam bentuk aturan-aturan yang dikelompokkan dalam dua kelompok aturan, yaitu kelompok pertama berisi aturan untuk menentukan kesesuaian lahan terhadap penggunaan tanaman pangan, dan kelompok kedua berisi aturan untuk menentukan jenis tanaman yang sesuai. Aturan yang digunakan dalam penelitian ini dituliskan dalam bentuk IF-THEN. Aturan-aturan inilah yang akan direpresentasikan dalam bentuk basis pengetahuan yang akan digunakan sebagai dasar dalam proses penarikan kesimpulan. Bagian yang mengikuti IF merupakan bagian antacendent, sedangkan bagian yang mengikuti THEN merupakan bagian consequent . Aturan yang berada pada basis pengetahuan sistem pakar yang dikembangkan terdiri dari beberapa antacendent yang digabungkan dengan menggunakan operator AND dan OR. Sehingga bentuk representasi pengetahuan dalam basis pengetahuan dapat dituliskan menjadi IF A1 is X AND A2 is Y THEN A3 is Z atau IF A1 is X OR A2 is Y THEN A3 is Z.

4.3.3.3 Proses Output Keluaran