1.9 Potensi Pendapatan Asli Daerah PAD
Dalam era desentralisasi fiskal diharapkan terjadinya peningkatan pelayanan diberbagai sektor terutama sektor publik. Peningkatan layanan publik
ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik bagi investor untuk membuka usaha di daerah. Harapan ini tentu saja dapat terwujud apabila ada upaya serius
pemerintah dengan memberikan berbagai fasilitas pendukung investasi. Konsekuensinya, pemerintah perlu untuk memberikan alokasi belanja yang lebih
besar untuk tujuan ini. Desentralisasi fiskal di satu sisi memberikan kewenangan yang lebih besar
dalam pengelolaan daerah, tetapi disisi lain memunculkan persoalan baru, dikarenakan tingkat kesiapan fiskal daerah yang berbeda-beda. Dalam penciptaan
kemandirian daerah, pemerintah daerah harus beradaptasi dan berupaya meningkatkan mutu pelayanan publik dan perbaikan dalam berbagai sektor yang
berpotensi untuk di kembangkan menjadi sumber PAD. Tuntutan untuk mengubah struktur belanja menjadi semakin kuat,
khususnya pada daerah-daerah yang mengalami kapasitas fiskal rendah. Dalam upaya peningkatan kemandirian daerah pemerintah daerah juga dituntut untuk
mengoptimalkan potensi pendapatan yang dimiliki dan salah satunya memberikan proporsi belanja modal yang lebih besar untuk pembagunan pada sektor-sektor
yang produktif di daerah. Berdasarkan UU No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
maka PAD di Kabupaten Bogor terdiri dari penerimaan Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Kekayaan lain yang dipisahkan, dan lain-lain PAD Lampiran VI. Pajak
Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaran pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Sedangkan retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan danatau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk Kepentingan orang pribadibadan.
Perkembangan target dan realisasi Pajak Daerah di Kabupaten Bogor sejak tahun 19992000 sampai dengan 2006 dapat terlihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Target dan Realisasi Pajak Daerah Kabupaten Bogor 1999 s.d. 2006
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, merupakan penerimaan deviden yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten Bogor atas hasil penyertaan modal
pada perusahaan daerah. Penerimaan deviden tersebut diperolah dari Bank Jabar Cabang Cibinong, Perusaan Daerah Air Minum PDAM, Perusahan Daerah Pasar
Tohaga. Sedangkan pos penerimaan lain-lain PAD yang sah, merupakan penerimaan yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten Bogor yang tidak
terakomodir pada tiga jenis pos penerimaan sebelumnya. Untuk saat ini, penerimaan dari lain-lain PAD yang sah untuk Kabupaten Bogor, terdiri dari :
a. Hasil Penjualan Aset Daerah kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua.
b. Jasa Giro.
c. Deposito, yaitu hasil dari bunga deposito yang dilakukan oleh Pemda
Kabupaten Bogor, pada bank BRI, BTPN dan Bank JABAR. d.
Ganti Rugi atas Kekayaan Daerah TPTGR. e.
Denda Katerlambatan Pelaksanaan Pekerjaan. f.
Pendapatan Lain-Lain, yang terdiri dari penjualan benih padi dan lain-lain Penerimaan.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hubungan Antara Penerimaan DAU dengan Pertumbuhan PDRB