keluarga miskin untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi beasiswa.
Strategi penyediaan fasilitas kesehatan yang merupakan hak dasar masyarakat miskin yaitu dengan peningkatan partisipasi masyarakat miskin dalam
pengembangan pelayanan kesehatan, peningkatan pengetahuan tentang pencegahan penyakit menular, lingkungan sehat, kelangsungan dan perkembangan
anak. Strategi yang lainnya adalah peningkatan gizi keluarga, perilaku hidup sehat, meningkatkan investasi kesehatan guna menjamin terselenggaranya
pelayanan kesehatan masyarakat miskin, peningkatan alokasi anggaran untuk membiayai pelayanan kesehatan, peningkatan ketersediaan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan terjangkau. Sedangkan untuk strategi peningkatan infrastruktur antara lain dengan
menjalankan strategi pembangunan fasilitas listrik masuk desa serta strategi peningkatan maupun perbaikan jalan dan jembatan. Strategi peningkatan jalan dan
jembatan ini dapat memperlancar distribusi barang serta dapat mengurangi biaya sehingga dapat meningkatkan pendapatan bagi masyarakat miskin maupun
pengusaha. Disamping itu dapat dilakukan juga strategi pekerjaan umum yang bersifat padat karya, hal ini disamping dapat menjadi cara yang efektif untuk
menyediakan fasilitas jalan di pedesaan, strategi ini dapat juga memberikan penghasilan bagi masyarakat miskin di pedesaan.
6.5 Perencanaan Program Peningkatan PAD
Untuk menutup defisit pembiayaan dalam APBD, banyak Pemda yang melakukan upaya keras untuk meningkatkan PAD. Hal ini terkadang menimbulkan masalah
baru yang cukup rumit jika Pemda hanya mengejar target penerimaan tetapi tidak memperhatikan aturan perundangan yang berlaku yaitu Undang-Undang nomor
34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah. Dalam UU No. 33 Tahun 2004 Pasal 7 menyatakan bahwa pada prinsipnya
memberikan kewenangan yang luas kepada daerah untuk menggali potensi daerahnya untuk digunakan dalam membiayai APBD, namun dalam upaya
meningkatkan PAD tersebut, Pemda dilarang untuk :
a. Menetapkan Peraturan Daerah tentang pendapatan yang menyebabkan
ekonomi biaya tinggi; b.
Menetapkan Peraturan Daerah tentang pendapatan yang menghambat mobilitas penduduk, lalu lintas barang dan jasa antardaerah, dan kegiatan
imporekspor. Sejalan dengan aturan dalam UU tersebut maka program-program yang diusulkan
dalam penelitian ini untuk peningkatan PAD adalah : a.
Program intensifikasi pengumpulan sumber-sumber PAD. Program ini dapat dilakukan dengan cara pendataan ulang sumber-sumber
penerimaan daerah pajak daerah, retribusi kemudian disusun database-nya. Secara berkala dilakukan pemeriksaan terhadap objek pajak daerah tersebut
baik pemeriksaan asetnya secara langsung maupun dengan pemeriksaan laporan keuangannya.
b. Program peningkatan Investasi Swasta.
Pemberian kewenangan daerah baru kepada daerah banyak diterjemahkan menjadi keleluasaan menetapkan beberapa peraturan daerah perda yang
lebih banyak distortif bagi pengembangan ekonomi lokal. Fokus dari langkah dan kebijakan daerah masih seputar peningkatan pendapatan asli daerah
PAD, yang justru dapat berdampak inflatoir serta dapat menciptakan ketidakpastian baru yang sangat kopntraproduktif bagi aktivitas investasi dan
ekonomi lain di daerah. Masih jarang ditemukan daerah yang menerapkan kebijakan yang berorientasi jangka panjang dengan terlebih dahulu
mendorong pertumbuhan ekonomi daerahnya, yaitu dengan membuat suatu kebijakan strategis untuk menarik masuk arus investasi.
Program dalam rangka menarik dan meningkatkan investasi yang dapat dilakukan di Kabupaten Bogor antar lain :
1. Mendorong penanaman modal pada bidang usaha yang mendayagunakan
sumber daya domestik yang berorientasi ekspor; 2.
Peningkatan efisiensi pelayanan administrasi dan perijinan; 3.
Pemberdayaan dan pendayagunaan teknik serta media promosi potensi daerah yang lebih efektif dan efisien;
4. Peninjauan Perda-perda yang bermasalah dengan peningkatan investasi
daerah. c.
Program perbaikan sistem perijinan usaha, yaitu antara lain: 1.
penyederhanaan prosedur pemberian persetujuan investasi daerah dengan pelayanan satu atap;
2. melakukan promosi, deregulasi dan debirokratisasi secara terus menerus
menyangkut bidang usaha, perizinan dan kelembagaan; 3.
evaluasi dan peninjauan peraturan daerah yang menimbulkan ekonomi biaya tinggi, serta konsistensi peraturan-peraturan pusat dan daerah
6.6 Perencanaan Program Pengentasan Kemiskinan