Kependudukan dan Sumberdaya Manusia Ekonomi dan Sosial

Berdasarkan hasil Pendataan Sosial Ekonomi 2005, Kabupaten Bogor memiliki 40 Kecamatan, 427 desakelurahan, 13.541 RT dan 913.206 rumah tangga. Dari jumlah tersebut 234 desa mempunyai ketinggian sekitar kurang dari 500 m di atas permukaan laut dpl, 144 desa diantara 500-700 m dan sisanya 49 desa sekitar lebih dari 500 m dpl. Hampir sebagian besar desa pada Kabupaten Bogor sudah terklasifikasi sebagai desa Swakarya yakni 236 desa, lainnya 191 desa Swasembada dan tidak ada desa Swadaya. Berdasarkan klasifikasi daerah, dilihat dari aspek potensi lapangan usaha, kepadatan penduduk dan sosial terdapat kategori desa perkotaan sebanyak 199 dan desa pedesaan sebanyak 228 desa.

1.6 Kependudukan dan Sumberdaya Manusia

Jumlah penduduk Kabupaten Bogor tahun 2007 menurut hasil penyempurnaan data Sensus Daerah Susda melalui kegiatan Pencocokan dan Penelitian Coklit adalah sebanyak 4.300.510 jiwa, lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2006 yang berjumlah 4.216.186 jiwa. Dari data jumlah penduduk tersebut, maka pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2007 sebesar 2. Jumlah penduduk Kabupaten Bogor Berumur 10 tahun ke atas menurut Status Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2005 sebagaimana disajikan dalam tabel 2. Tabel 2 Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor Menurut Status Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2005 Status Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah TidakBelumPernah Sekolah 56.996 123.846 180.842 Masih Bersekolah 279.876 226.098 505.974 Tidak Bersekolah Lagi 1.837.114 1.733.052 3.570.166 Jumlah 2.173.986 2.082.996 4.256.982 Sumber: Kabupaten Bogor Dalam Angka 2006 Dilihat dari kategori penduduk miskin dengan alasan ekonomi dan non ekonomi, maka keluarga di Kabupaten Bogor terdiri dari: 1 kategori keluarga Pra KS sebanyak 89.142 KK, 2 kategori keluarga KS I sebanyak 282.023 KK, 3 kategori keluarga KS II sebanyak 253.060 KK, 4 kategori keluarga KS III sebanyak 105.785 KK, 5 kategori keluarga KS III plus sebanyak 25.342 KK. Tingkat partisipasi angkatan kerja TPAK di Kabupaten Bogor menunjukkan untuk laki-laki 75,13 , perempuan 32,92 dan total adalah 54,67 . Sedangkan data kemiskinan di Kabupaten Bogor yang mempunyai kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun Grafik 1.

1.7 Ekonomi dan Sosial

Peran serta masyarakat terutama dunia usaha telah mampu mendorong berkembangnya pembangunan ekonomi Kabupaten Bogor. Dengan keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi sangat memberikan dukungan dan dorongan terhadap pembangunan di berbagai sektor lainnya. Hal ini juga menjadi peluang bagi perluasan kesempatan kerja yang turut mendukung peningkatan laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah. Jenis pekerjaan utama masyarakat Kabupaten Bogor terdiri atas: tenaga usaha pertanian sebanyak 296.506 orang, tenaga produksi sebanyak 610.845 orang dan anggota TNI dan lainnya sebanyak 15.519 orang data tahun 2005, BPS Jabar. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa persentase jenis pekerjaan terbesar adalah tenaga sektor produksi yaitu sebesar 66, tenaga pertanian sebesar 32 dan anggota TNI dan lainnya sebesar 2. Perekonomian suatu wilayah diindikasikan dengan Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB. Di Kabupaten Bogor, secara umum seluruh sektor lapangan usaha mengalami kenaikan. Pendapatan Daerah merupakan kekuatan utama perekonomian daerah yang sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bogor. Tingkat pendapatan suatu daerah dapat diukur antara lain dari income perkapita, penerimaan pajak bumi dan bangunan PBB, pendapatan asli daerah PAD serta gambaran kualitatif tentang keadaan sandang, pangan dan perumahan masyarakat. Sebagai gambaran tentang penopang ekonomi di Kabupaten Bogor antara lain mengenai rata-rata pertumbuhan PDRB, APBD dan DAU dalam lima tahunan dapat di lihat pada Tabel 3. Tabel 3 Rata-rata Pertumbuhan PDRB, APBD dan DAU Kabupaten Bogor Tahun APBD DAU Pertumbuhan PDRB dalam 1983-1987 14.492 3.374 12,3 1988-1992 44.426 22.890 14,7 1993-1997 137.105 50.200 8,6 1998-2002 512.728 203.292 30,1 2003-2007 1.310.227 798.013 30,6 Sumber : Ditjen Perimbangan Keuangan-Depkeu dan BPS Kab. Bogor Bogor Dalam Angka. Catatan : APBD dan DAU dalam juta rupiah Untuk Tahun 1997 s.d. 2000 sebelum adanya DAU transfer dana Pemerintah Pusat dalam bentuk Subsidi Daerah Otonom SDO.

1.8 Sarana dan Prasarana Wilayah

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Batu Bara

1 42 75

Analisis Pengaruh PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), Tingkat Investasi dan Angkatan Kerja Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Sumatera Utara

2 68 72

Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), Nilai Tukar Rupiah Dan Inflasi Terhadap Nilai Impor Migas Dan Non Migas Indonesia

5 46 129

Analisa Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kab. Dairi

1 27 80

Dampak alokasi pengeluaran dana pembangunan pemerintah daerah dan investasi swasta terhadap produk domestik regional Bruto dan kemiskinan Provinsi Jambi

6 124 185

Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Produk Domestik Regional Bruto dan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bogor

0 14 80

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Analisis Pengaruh Pajak Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Meningkatnya Belanja Daerah Di Kota Surakarta Tahun 1990-2011.

0 1 12

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) Analisis Pengaruh Pajak Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Meningkatnya Belanja Daerah Di Kota Surakarta Tahun 1990-201

0 1 15

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH (1988-2012).

0 0 16

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN

0 0 17