Pengelolaan keuangan daerah adalah proses pengurusan, penyelenggaraan, penyediaan dan penggunaan uang yang pelaksanaannya meliputi penyusunan,
penetapan, pelaksanaan pengawasan dan perhitungan anggaran pendapatan dan belanja daerah Domai 2002. Sejalan dengan pengertian tersebut Halim 2001
menyatakan bahwa, membicarakan pengelolaan keuangan daerah tidak terlepas dari pembahasan APBD, oleh karena itu APBD adalah merupakan program kerja
suatu daerah dalam bentuk angka-angka selama satu tahun anggaran. Adapun pengeluaran anggaran budget expenditure dibedakan atas belanja rutin
current expenditure dan belanja modal capital expenditure. Belanja rutin dapat diartikan sebagai pengeluaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan yang
sifat terus menerus. Belanja modal atau lebih dikenal dengan belanja pembangunan merupakan pengeluaran yang sifatnya tidak terus menerus, ada
batasnya dan investasi. Belanja pembangunan yang dibiayai dari tabungan pemerintah public saving, yaitu sisa dari penerimaan pemerintah setelah
dikurangi dengan belanja rutin. Belanja rutin pemerintah daerah meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja operasional, belanja pemeliharaan dan belanja
lain-lain. Sedangkan belanja pembangunan merupakan pengeluaran pemerintah yang tertuang di dalam program dan proyek.
2.3 Produk Domestik Regional Bruto PDRB
Produk Domestik Regional Bruto PDRB adalah Jumlah nilai tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektorlapangan usaha yang melakukan kegiatan
usahanya disuatu daerah tertentu tanpa memperhatikan pemilikan atas faktor produksi Suparmoko 2006. Perhitungan PDRB dapat dilakukan dengan tiga
pendekatan yaitu : a.
Pendekatan Produksi PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai
unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. b.
Pendekatan Pendapatan
PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu
tertentu. c.
Pendekatan Pengeluaran PDRB adalah penjumlahan semua komponen permintaan akhir, yaitu 1
pengeluaran konsumsi rumahtangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung, 2 konsumsi pemerintah, 3 pembentukan modal tetap domestic
bruto, 4 perubahan stok, dan 5 ekspor neto dalam jangka waktu tertentu. d.
Pendekatan Alokasi PDRB adalah dikenal dengan metode alokasi dan merupakan metode untuk
menghasilkan pendapatan nasional menjadi pendapatan regional dengan indikator rasional tertentu.
Kegunaan statistik PDRB antara lain untuk mengetahui : a.
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Tingkat pertumbuhan ekonomi regional baik secara menyeluruh maupun
sektoral, dengan melihat prosentase pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan.
b. Tingkat Kemakmuran
Mengetahui tingkat kemakmuran daerah, baik tingkat pertumbuhan maupun tingkat kemakmuran dibanding dengan daerah lain, tingkat kemakmuran suatu
wilayah biasanya diukur dengan besarnya pendapatan perkapita penduduknya. Tingkat kemakmuran ini tidak mengalami perubahan apabila laju
pertumbuhan penduduk lebih tinggi dari pada pertumbuhan ekonominya. c.
Tingkat Inflasi atau Deflasi Mengetahui tingkat inflasi atau deflasi yang terjadi dalam waktu tertentu,
dengan membandingkan antara PDRB atas dasar berlaku dan PDRB atas dasar konstan, dapat diperoleh suatu indeks implisit yang bisa menggambarkan
kenaikan suatu penurunan harga barang dan jasa. d.
Struktur Perekonomian Mengetahui gambaran struktur perekonomian daerah, PDRB dapat digunakan
sebagai indikator tentang komposisi struktur perekonomian suatu wilayah, yaitu dengan menyusun peranan masing-masing sektorlapangan usaha.
e. Potensi Suatu Wilayah
Mengetahui potensi suatu daerah terhadap regional secara keseluruhan maupun sektoral. Dengan melihat peranan sektoral dalam suatu wilayah
kabupaten atau peranan keseluruhan suatu wilayah propinsi. Dengan demikian maka pendapatan regional sangat bermanfaat bagi perencana maupun
pengambil keputusan, baik yang berhubungan dengan rencana pembangunan jangka pendek maupun jangka penjang.
2.4 Dana Perimbangan