Evaluasi Strategi-strategi Mengurangi Ketergantungan Terhadap DAU Pengaruh Implementasi APBD Terhadap Tingkat Kemiskinan

a. Just atau exact identification: kondisi di mana koefisien fungsi dapat ditentukan secara tepat dari koefisien persamaan reduced form. Metode yang digunakan untuk menduga model adalah Indirect Least Square ILS. b. Under identification tidak dapat diidentifikasikan: kondisi dimana dari persamaan reduced form tidak dapat digunakan untuk menduga koefisien model struktural. c. Over identification: kondisi dimana dari koefisien persamaan reduced form dapat menghasilkan lebih dari satu nilai salah satu koefisien persamaan struktural. Metode yang digunakan untuk menduga model adalah dua tahap derajat terkecil atau Two Stage Least Square TSLS. Identifikasi dengan order condition: dalam model persamaan konsumsi terdapat empat persamaan G=4, enam variabel, C, I, G, NX, Y dan Rate K=6. Dalam persamaan konsumsi terdapat dua variabel, yaitu C dan Y M=2, maka K–M = 6-2=4 dan G-1=4-1=3, dengan demikian model memenuhi syarat untuk diidentifikasi. Sedangkan identifikasi dengan rank condition diperoleh nilai determinan ordo 3 bernilai 1. Sehingga dapat disumpulkan bahwa fungsi konsumsi over identification, sehingga metode yang digunakan untuk menduga model persamaan konsumsi, investasi dan aktivitas perdagangan adalah Two Stage Least Square TSLS Lampiran VII.

3.4.2 Evaluasi Strategi-strategi Mengurangi Ketergantungan Terhadap DAU

Analisis diskriptif dilakukan untuk menggambarkan strategi dan program pembangunan di Kabupaten Bogor, apakah program-program dan strategi yang dilakukan sudah mengantisipasi dampak yang ditimbulkan jika suatu saat DAU ini dihentikan pengucuranya oleh Pemerintah Pusat. Disamping analisis diskriptif, dilakukan pula analisis Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, dimana rasio ini menggambarkan derajat ketergantungan Pemda Kabupaten Bogor terhadap sumber pembiayaan dari pihak luar. Semakin rendah angka rasio kemandirian maka semakin besar ketergantungan Pemda Kabupaten Bogor terhadap dana dari pihak luar, dalam hal ini Dana Perimbangan dari Pemerintah Pusat DAU, DAK dan Dana Bagi Hasil. Suatu daerah dikatakan memiliki rasio kemandirian rendah jika persentase PAD dibawah 50 dari total APBD-nya, sedangkan jika persentase PAD lebih besar dari 50 dapat dikatakan memiliki kemandirian yang tinggi atau baik. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah dapat dihitung dengan formula sebagai berikut : angan DanaPerimb PAD dirian RasioKeman = Derajat kemandirian atau ketergantungan Kabupaten Bogor terhadap DAU dari Pemerintah Pusat dapat diukur dengan membandingkan antara penerimaan DAU terhadap total APBD-nya. Dari sisi DAU ini, suatu daerah dikatakan memiliki rasio kemandirian rendah jika persentase DAU di atas 50 dari total APBD-nya, sedangkan jika persentase DAU lebih kecil dari 50 dapat dikatakan memiliki kemandirian yang tinggi atau baik. Rasio tersebut dapat dihitung sebagaimana berikut : TotalAPBD DAU dirian RasioKeman =

3.4.3 Pengaruh Implementasi APBD Terhadap Tingkat Kemiskinan

Untuk melihat hubungan beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Kabupaten Bogor, digunakan analisis regresi linier berganda sebagai berikut : Pov t = α + β 1 ABD + β 2 U + β 3 Inflasi + ε t ; β 1 0, β 2 0, β 3 Keterangan : Pov t = Angka Kemiskinan di tahun t α = Intersep β j = Parameter atau Koefisien Regresi j=1,2,3,4 ABD = Anggaran Bantuan Desa Untuk program kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat desa U = Unemployment pengangguran ε t = Error

3.5 Metode Perancangan Strategi dan Program

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Batu Bara

1 42 75

Analisis Pengaruh PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), Tingkat Investasi dan Angkatan Kerja Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Sumatera Utara

2 68 72

Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), Nilai Tukar Rupiah Dan Inflasi Terhadap Nilai Impor Migas Dan Non Migas Indonesia

5 46 129

Analisa Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kab. Dairi

1 27 80

Dampak alokasi pengeluaran dana pembangunan pemerintah daerah dan investasi swasta terhadap produk domestik regional Bruto dan kemiskinan Provinsi Jambi

6 124 185

Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Produk Domestik Regional Bruto dan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bogor

0 14 80

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Analisis Pengaruh Pajak Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Meningkatnya Belanja Daerah Di Kota Surakarta Tahun 1990-2011.

0 1 12

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) Analisis Pengaruh Pajak Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Meningkatnya Belanja Daerah Di Kota Surakarta Tahun 1990-201

0 1 15

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH (1988-2012).

0 0 16

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN

0 0 17