Perencanaan Program Pengentasan Kemiskinan

4. Peninjauan Perda-perda yang bermasalah dengan peningkatan investasi daerah. c. Program perbaikan sistem perijinan usaha, yaitu antara lain: 1. penyederhanaan prosedur pemberian persetujuan investasi daerah dengan pelayanan satu atap; 2. melakukan promosi, deregulasi dan debirokratisasi secara terus menerus menyangkut bidang usaha, perizinan dan kelembagaan; 3. evaluasi dan peninjauan peraturan daerah yang menimbulkan ekonomi biaya tinggi, serta konsistensi peraturan-peraturan pusat dan daerah

6.6 Perencanaan Program Pengentasan Kemiskinan

Sebelum merencanakan penyusunan program pengentasan kemiskian perlu dilakukan analisis penyebab dasar terjadinya kemiskinan itu sendiri. Hal ini penting agar dapat menghasilkan rencana program pengentasan kemiskinan yang dapat benar-benar menyentuh akar permasalahan kemiskinan itu sendiri. Beberapa penyebab terjadinya kemiskinan antara lain Bappenas 2004: a. Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan; b. Terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan kesehatan; c. Terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan pendidikan; d. Terbatasnya kesempatan kerja dan pengembangan usaha; e. Kegagalan kepemilikan sumber daya terutama lahan dan modal; f. Terbatasnya ketersediaan kebutuhan dasar, sarana dan prasarana; g. Kebijakan pembangunan yang bias perkotaan dan sektor; h. Adanya perbedaan kualitas sumber daya manusia dan sektor perekonomian; i. Rendahnya produktivitas dan pembentukan modal di masyarakat; j. Budaya hidup yang dikaitkan dengan kemampuan seseorang mengelola sumber daya dan lingkungannya; k. Belum terciptanya good governace; l. Pemanfaatan sumber daya yang berlebihan dan tanpa peduli lingkungan. Pemberantasan kemiskinan juga perlu memperhatikan aspek-aspek yang mempengaruhi efektivitas strategi yang akan dilakukan, aspek-aspek yang perlu diperhatikan tersebut antara lain: a. Aspek kemauan politik yang diperlukan untuk memerangi kemiskinan, hal ini bisa dalam bentuk penetapan agenda pembangunan daerah dengan menempatkan penanggulangan kemiskian pada skala prioritas pertama. b. Dukungan iklim yang diperlukan untuk memerangi kemiskinan. Semua pihak merasa terpanggil untuk berpartisipasi, hal ini bisa dalam bentuk kesadaran kolektif untuk menempatkan kemiskinan sebagai musuh bersama yang harus diperangi dan kemudian diikuti dengan langkah-langkah kampanye sosial melalui berbagai saluran informasi untuk lebih meningkatkan kepedulian, kepekaan dan partisipasi masyarakat. c. Aspek kebijakan dan program yang diperlukan untuk memerangi kemiskinan. d. Aspek data yang diperlukan untuk memerangi kemiskinan. Informasi yang akurat dan mutakhir tentang peta kemiskinan di daerah, mencakup siapa, jumlah, dimana dan apa yang mereka lakukan merupakan hal terpenting untuk digunakan sebagai bahan menyusun kebijakan dan program yang benar dan tepat sasaran sesuai dengan bobot permasalahan di daerah yang bersangkutan. e. Aspek pemantauan dan evaluasi. Hal ini penting dilakukan secara berkala untuk menentukan efisiensi dan efektivitasnya serta untuk mengetahui perkembangan, kemajuan dan penyimpangan program untuk dapat dilakukan perbaikan kebijakan dan progra yang masih kurang tepat. Atas dasar hal-hal tersebut di atas, maka program-program yang dapat dilakukan Pemerintah Kabupaten Bogor untuk memberantas kemiskinan di daerah ini antara lain : a. Meningkatkan alokasi Anggaran Bantuan Desa ABD untuk pemberantasan kemiskinan. b. Bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD menyusun peraturan dan kebijakan daerah yang mendukung penanggulangan kemiskinan, misalnya yang berkaitan dengan usaha kecil, pedagang kaki lima, pengahapusan pungutan hasil-hasil pertanian atau kegiatan perekonomian rakyat. c. Menciptakan kesempatan kerja dengan mendorong berkembangnya home industry , pengembangan usaha mikro kecil, industrialisasi pedesaan yang dapat diakses oleh kelompok miskin. d. Menciptakan stabilitas politik dan kemananan serta mencegah kerusakan sumber daya dan lingkungan agar dapat berkesinambungan dalam pembangunan sustainable development. e. Menyusun program dan strategi penanggulangan kemiskinan dengan melibatkan dan merupakan hasil proses dialog dengan berbagai kalangan dan konsultasi dengan berbagai pihak yang berkepentingan terutama masyarakat miskin. f. Memberikan prioritas tinggi pada kebijakan dan pembangunan sarana sosial dan sarana fisik yang penting bagi masyarakat miskin, seperti jalan desa, sanitasi, sekolah, air minum, air bersih, pemukiman, rumah sakit dan poliklinik di tingkat nasional maupun daerah. g. Program peningkatan mutu, sarana dan prasarana pendidikan, program beasiswa bagi anak-anak keluarga miskin. h. Program pemberdayaan masyarakat, peningkatan pendidikan informal dan keterampilan bagi masyarakat miskin. i. Program pembentukan modal melalui peningkatan akses masyarakat miskin terhadap lembaga-lembaga keuangan agar mereka dapat ikut serta dalam program kredit mikro dan tabungan, diikuti dengan peningkatan kemampuan mengelola dana. j. Program peningkatan pelayanan di wilayah perkotaan untuk menghindari terbentuknya kampung-kampung kumuh dengan cara membangun sarana dan prasarana lingkungan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang mudah diakses dan dengan biaya terjangkau. k. Program pembentukan dan pemberdayaan kembali berbagai pusat informasi pasarperdagangan. l. Program keterlibatan kelompok miskin dalam proses pendidikan demokrasi, misalnya pelibatan dalam pengambilan keputusan melalui dengar pendapat, menggunakan hak Tanya dan menyampaikan keluhan. m. Program pemberian makanan tambahan bagi anak-anak miskin di sekolah untuk memperbaiki gizi anak. n. Program pemberdayaan perempuan melalui kegiatan produktif agar mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga.

6.7 Rencana ProyekKegiatan dan Estimasi Anggaran

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Batu Bara

1 42 75

Analisis Pengaruh PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), Tingkat Investasi dan Angkatan Kerja Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Sumatera Utara

2 68 72

Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), Nilai Tukar Rupiah Dan Inflasi Terhadap Nilai Impor Migas Dan Non Migas Indonesia

5 46 129

Analisa Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kab. Dairi

1 27 80

Dampak alokasi pengeluaran dana pembangunan pemerintah daerah dan investasi swasta terhadap produk domestik regional Bruto dan kemiskinan Provinsi Jambi

6 124 185

Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Produk Domestik Regional Bruto dan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bogor

0 14 80

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Analisis Pengaruh Pajak Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Meningkatnya Belanja Daerah Di Kota Surakarta Tahun 1990-2011.

0 1 12

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) Analisis Pengaruh Pajak Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Meningkatnya Belanja Daerah Di Kota Surakarta Tahun 1990-201

0 1 15

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH (1988-2012).

0 0 16

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN

0 0 17