BAB V KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PEMBANGUNAN DAN
PENGELOLAAN FASILITAS PARIWISATA
5.1 Kebijakan Pemerintah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Ketentuan penataan ruang Kabupaten Cianjur diatur oleh Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 19 99 tentang Penataan Ruang
Kawasan Bogor-Puncak-Cianjur Bopunjur dan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Cianjur. Pertimbangan dari Keppres No. 114 Tahun 1999
adalah: 1 tidak berfungsinya kawasan Bopunjur sebagai kawasan konservasi air dan lahan, 2 berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 47 Tahun 1997
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, kawasan Bopunjur dikategorikan sebagai kawasan tertentu yang membutuhkan penanganan khusus
karena berfungsi sebagai kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya, seperti wilayah daerah Propinsi Jawa Barat dan wilayah
Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 3 pemanfaatan ruang kawasan Bopunjur berdasarkan Keppres No. 48 Tahun 1983 tidak dapat dijadikan acuan
lagi karena perkembangan fisik dan sosial ekonomi yang pesat sehingga perlu dilakukan kembali penataan ruang.
Dalam Keppres No. 114 Tahun 1999 tersebut dicantumkan tentang perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan
ruang. Perencanaan tata ruang kawasan Bopunjur merupakan penetapan lokasi ruang berdasarkan fungsi utama kawasan, fungsi kawasan dan aspek kegiatan.
Pemanfaatan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan meliputi : a. Kawasan lindung yang terdiri atas ;
1 kawasan hutan lindung 2 kawasan cagar alam
3 kawasan taman nasional 4 kawasan taman wisata alam
5 kawasan perlindungan setempat, yaitu kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar mata air, dan kawasan sekitar wadukdanausitu.
b. Kawasan budidaya yang terdiri atas : 1 Kawasan pertanian lahan basah
2 Kawasan pemukiman, kawasan pertanian lahan kering, kawasan perkebunan, dan lain-lain.
Pemanfaatan ruang berdasarkan fungsi kawasan dan aspek kegiatan meliputi: 1 kawasan perdesaan yang terdiri atas kawasan pertanian lahan
basah dan kawasan lainnya dan 2 kawasan perkotaan. Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan melalui kegiatan pengawasan dan
penertiban terhadap terhadap pemanfaatan ruang. Rencana Tata Ruang Wilayah yang dikeluarkan Pemerintah Daerah
Kabupaten Cianjur disesuaikan dengan Keppres No. 114 Tahun 1999. Hal ini dikarenakan Kabupaten Cianjur termasuk kawasan Bopunjur sehingga
pengaturannya pun ditentukan oleh pemerintah pusat. Selain itu juga, proses pembuatan RTRW Kabupaten Cianjur disesuaikan dengan UUPR No. 24 Tahun
1992 yang menyatakan bahwa penyusunan rencana tata ruang dilakukan dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan
penataan ruang melalui pendekatan partisipatif. Dengan tujuan mewujudkan rencana tata ruang sesuai dengan kaidah penataan ruang dengan sasaran
meningkatkan peran kelembagaan dan peran serta masyarakat dalam perencanaan tata ruang.
Berdasarkan RTRW tersebut, ada berbagai kebijakan pola pemanfaatan kawasan lindung, budidaya, dan kawasan tertentu. Kebijakan-kebijakan tersebut
adalah : a. Kebijakan pola pemanfaatan ruang kawasan lindung, yaitu meningkatkan luas
kawasan yang berfungsi lindung dan menjaga kualitas dan keseimbangan lingkungan kawasan lindung.
b. Kebijakan pola pemanfaatan ruang kawasan budidaya, yaitu diarahkan pada pengembangan agrobisnis dan agroindustri yang mendukung pengembangan
budidaya pertanian lahan basah, lahan kering, peternakan, perikanan, mengoptimalkan kawasan-kawasan sentra produksi, pengembangan
kawasan pariwisata serta pengembangan kawasan pesisir pantai dan kelautan.
c. Kebijakan pengembangan fungsi ruang diarahkan pada pengembangan kawasan tertentu, pengembangan kawasan pertahanan dan keamanan,
pengembangan kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan pada setiap kecamatan.
Pelanggaran terhadap kebijakan di atas akan dikenakan sanksi, baik sanksi administratif, perdata, pidana, dan disinsentif kepada pelaksana
pembangunan baik itu perorangan, kelompok, atau badan hukum. Sanski administratif berupa tindakan pembatalan izin dan pencabutan hak. Sanski
perdata berupa tindakan pengenaan denda atau ganti rugi. Sanksi pidan a berupa tindakan penahanan atau kurungan.
Rencana struktur tata ruang adalah rencana yang menggambarkan susunan unsur-unsur pembentuk rona lingkungan alam, lingkungan sosial, dan
lingkungan buatan yang digambarkan secara hirarkis dan berhubungan satu sama lain. Rencana struktur tata ruang mewujudkan hirarki pusat pelayanan
wilayah yang meliputi sistem pusat-pusat perkotaan dan perdesaan, pusat-pusat
permukiman, hirarki sarana dan prasarana, serta sistem jaringan jalan. Dalam rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang Kabupaten Cianjur, kawasan-
kawasan di Cianjur dibagi ke dalam berbagai orde. Pembagian orde didasarkan pada pusat kegiatan dan pelayanan tiap kecamatan di Kabupaten Cianjur.
Kecamatan Pacet yang merupakan kecamatan penelitian termasuk ke dalam Orde II. Orde II atau Pusat Kegiatan Lokal 1 PKL 1 merupakan kawasan
perkotaan yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa, permukiman, pendidikan, kesehatan, industri, pariwisata, koleksi dan distribusi. Desa
sukanagalih yang merupakan desa penelitian termasuk kawasan perkotaan. Rencana pola pemanfaatan ruang adalah rencana yang
menggambarkan letak, ukuran, dan fungsi dari kegiatan lindung dan budidaya. Substansi dari rencana pola pemanfaatan ruang meliputi batas-batas kegiatan
sosial, ekonomi, budaya dan kawasan lainnya. Untuk Kecamatan Pacet, dari 7.013 ha sekitar 29,13 persen rencana pemukiman; 6,41 persen rencana
pertanian lahan kering; 19,25 persen rencana pertanian lahan basah; 17,82 persen rencana perkebunan; 0,71 persen rencana pertambangan; 1,21 persen
rencana perikanan darat; 0,88 persen rencana peternakan; 0,10 persen rencana peruntukan industri; 2,85 persen rencana kawasan lindung hutan; dan 20,73
persen rencana kawasan lindung non hutan. Pemanfaatan ruang untuk kawasan pariwisata didasarkan pada
wilayah-wilayah yang memiliki obyek dan daya tarik wisata serta tersedianya sarana dan prasarana pariwisata. Menurut Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Kabupaten Cianjur, pengembangan pariwisata terbagi ke dalam tiga satuan kawasan pengembangan pariwisata. Kecamatan Pacet termasuk ke
dalam Satuan Kawasan Pengembangan Pariwisata 1 sebagai pusat pelayanan pariwisata sedangkan pusat pelayanan informasi wisata rencananya akan
ditempatkan di Kecamatan Cipanas.
Kabupaten Cianjur me rencanakan pengelolaan kawasan tertentu. Kawasan tertentu adalah kawasan yang ditetapkan secara nasional mempunyai
nilai strategis dan penataan ruangnya diprioritaskan UU No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang. Kawasan tertentu yang ada di Kabupaten Cianjur
adalah kawasan tertentu cepat tumbuh kawasan andalan yang memiliki sektor unggulan pertanian dan pariwisata. Salah satu kecamatan dari tiga belas
kecamatan yang termasuk ke dalam kawasan andalan yaitu kecamatan Pacet
13
. Obyek dan daya tarik wisata Kecamatan Cipanas dan Pacet adalah Cagar
budaya atau istana, villa, hotel dan restoran, kebun teh, kebun botani, taman rekreasi atau perkemahan, dan taman nasional.
5.2 Peraturan-Peraturan Mengenai Pembebasan Lahan