Definisi Operasional Definisi Konseptual dan Operasional

15. Penguasaan lahan menunjukkan pada penguasaan lahan yang bersifat sementara apakah itu menyewa atau menggadaikan.

2.4.2 Definisi Operasional

Berdasarkan uraian menyangkut definisi operasional di atas, dijelaskan juga definisi yang penulis gunakan dalam operasional penelitian, yaitu : 1. Luas kepemilikan lahan adalah jumlah luasan penguasaan lahan formal Sensus Pertanian. Luas kepemilikan lahan dikategorikan menjadi tiga, yaitu: 1. Tinggi, jika luas kepemilikan lahan lebih besar atau sama dengan 1 Ha 2. Sedang, jika luas kepemilikan lahan antara 0,5 Ha - 0,99 Ha 3. Rendah, jika luas kepemilikan lahan kurang dari 0,5 Ha 2. Tingkat pendapatan adalah sejumlah uang responden yang didapatkan dari hasil kerjanya. Tingkat pendapatan dikategorikan menjadi tiga, yaitu : 1. Tinggi, jika pendapatan responden perbulan lebih besar atau sama dengan Rp 900.000,00 2. Sedang, jika pendapatan responden perbulan antara Rp 500.000,00 – Rp 900.000,00 3. Rendah, jika pendapatan responden perbulan kurang dari Rp 500.000,00 3. Produk Wisata adalah obyek wisata yang terdapat di daerah tujuan wisata yang menyebabkan wisatawan tertarik untuk datang ke tempat wisata, fasilitas-fasilitas wisata, seperti akomodasi, restoran, dan tempat hiburan. Produk wisata dikategorikan menjadi tiga, yaitu: 1. Rendah; jika jumlah produk wisata 1 – 3 2. Sedang; jika jumlah produk wisata 4 – 6 3. Tinggi; jika jumlah produk wisata 7 – 9 4. Tingkat harga jual lahan adalah total harga lahan yang dijual petani ke pengusaha. Besar kecilnya tingkat harga jual lahan tergantung luas lahan, lokasi, waktu pembelian, kegunaan lahan, dan kemampuan tawar menawar. 1. Rendah; jika total harga jualnya lebih atau sama dengan Rp. 14.700.000,00 2. Sedang; jika total harga jualnya Rp. 14.700.000,00 – Rp. 29.700.000,00 3. Tinggi; jika total harga jualnya kurang dari Rp. 29.700.000,00 5. Sifat Kelembagaan adalah sifat-sifat dari kelembagaan yang ada pada suatu masyarakat. Sifat kelembagaan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Subsisten, jika sifat kelembagaan masyarakat masih berhubungan dengan kegiatan agraris dan kegiatan produksi sebatas untuk memenuhi kebutuhan pokok. 2. Komersil, jika sifat kelembagaan yang segala sesuatunya dinilai dengan uang. 6. Peluang usaha pariwisata adalah kesempatan berusaha bagi penduduk setempat untuk bekerja di sektor pariwisata. Tingkat peluang usaha dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu : 1. Rendah; jika peluang usaha di daerah wisata 0 – 3 jenis peluang usaha. 2. Sedang; jika peluang usaha di daerah wisata 4 – 6 jenis peluang usaha. 3. Tinggi; jika peluang usaha di daerah wisata 7 – 9 jenis peluang usaha. 7. Peluang kerja pariwisata adalah kesempatan kerja bagi penduduk setempat untuk bekerja di sektor pariwisata. 1. Rendah; jika peluang kerja di daerah wisata 0 – 3 jenis peluang kerja. 2. Sedang; jika peluang kerja di daerah wisata 4 – 6 jenis peluang kerja. 3. Tinggi; jika peluang kerja di daerah wisata 7 – 9 jenis peluang kerja. 8. Pekerjaan utama adalah pekerjaan yang hasilnya merupakan pemasukan utama rumahtangga. Pekerjaan utama dibagi menjadi empat jenis, yaitu : 1. Petani 2. Pedagang 3. Buruh Bangunan 4. Buka Usaha Sendiri 9. Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang hasilnya merupakan tambahan pemasukan rumahtangga. Pekerjaan sampingan dibagi menjadi empat jenis, yaitu : 1. Petani 2. Pedagang 3. Buruh Bangunan 4. Buka Usaha Sendiri BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian