Selain kelembagaan-kelembagaan formal seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, ada juga kelembagaan lain yaitu kelembagaan dalam hal
penguasaan lahan. Semenjak maraknya pembangunan fasilitas pariwisata, lahan pertanian di Desa Sukanagalih berkurang. Berkurangnya lahan pertanian di Desa
Sukanagalih merupakan salah satu faktor berkurang nya penyewa lahan untuk digarap. Faktor-faktor yang lain adalah tidak stabilnya harga-harga input
pertanian dan produk pertanian di pasaran. Sebagian besar lahan yang ada di Desa Sukanagalih dikelola oleh pemilik lahan. Pemilik lahan yang memiliki modal
besar biasanya mampu menyewa buruh tani untuk menggarap lahan. Sedangkan petani yang berlahan kecil dan tidak memiliki banyak modal, mengerjakan lahan
itu sendiri. Hal ini dikarenakan mahalnya upah buruh tani yang disebabkan banyaknya buruh tani yang bekerja di tempat-tempat pariwisata.
4.5 Kepariwisataan dan Profil Kota Bunga
Desa Sukanagalih merupakan desa yang dikelilingi berbagai fasilitas pariwisata. Fasilitas pariwisata yang dominan adalah villa. Hal ini dapat dilihat
dari keberadaan villa-villa, restoran, kios-kios, dan tanaman-tanaman bunga di sepanjang jalan Desa Sukanagalih. Sebagian besar pemilik dari fasilitas
pariwisata tersebut adalah swasta. Beberapa nama tempat fasilitas pariwisata yang objek utamanya adalah pelayanan jasa penjualan villa adalah Kota Bunga
9
, Puncak Resort, Galaxy, Lembah Sukanagalih, Taman Giri Indah, dan Taman
Nolina. Perjalanan menuju Kota Bunga dapat dijangkau menggunakan kendaraan umum. Kendaraan umum yang digunakan adalah kendaraan jurusan
Cianjur. Jika dari arah Bogor, dapat mengunakan kendaran jurusan Cianjur, kemudian berhenti di pertigaan Hanjawar. Dari Hanjawar kemudian naik
angkutan perkotaan angkot jurusan Cipanas-Loji atau Cipanas-Sikanagalih, dan
9
Kota Bunga merupakan fasilitas pariwisata penelitian ini.
berhenti di pintu gerbang Kota Bunga. Berbeda halnya jika dari arah Bandung. Kendaraan yang digunakan adalah kendaraan jurusan Cianjur kemudian berhenti
di terminal Cianjur. Dari terminal Cianjur kemudian naik angkot jurusan Cipanas, berhenti di pasar Cipanas. Dari pasar Cipanas kemudian naik angkot jurusan
Cipanas-Loj i atau Cipanas-Sukanagalih, berhenti di depan pintu gerbang Kota Bunga.
Kota Bunga merupakan nama tempat fasilitas pariwisata yang bergerak di bidang real estate. Kota Bunga mulai berdiri pada Bulan November 1993.
Didirikannya Kota Bunga berdasarkan Akte Notaris No. 12 Tanggal 25 Juni 1993 dihadapan Notaris M.I. Indriani Soepojo di Jakarta. Fasilitas pariwisata ini
dikelola di bawah manajemen Sinar Mas Group oleh PT. Duta Pertiwi. Dalam pelaksanaannya, PT. Duta Pertiwi mendelegasikan pengelolaan Kota Bunga
kepada dua anak perusahaannya yaitu PT. Sarana Papan Ekasejati dan PT. Pangeran Plaza Utama. Kantor pusat perusahaan ini di Jalan Raya Mangga Dua
ITC Blok A lantai 4 Jakarta. Perusahaan ini memiliki beberapa tujuan, yaitu memperoleh laba untuk menunjang kelangsungan hidup perusahaan,
mengadakan perluasan wilayah, memenuhi kebutuhan masyarakat akan perumahan, dan sarana penunjang tempat rekreasi.
Awalnya Kota Bunga bernama Taman Mawar dengan luas wilayah sekitar 40 ha. Sekitar tahun 1996, nama tersebut berubah menjadi Kota Bunga.
Perubahan nama ini disebabkan perluasan wilayah Taman Mawar yang disertai penambahan jenis-jenis bunga yang ditanam di areal tersebut. Luas areal Kota
Bunga yang terdaftar di Bappeda seluas 1.627.276 m
2
. Usaha yang dilakukan pengelola Kota Bunga untuk menambah jenis-jenis bunga di areal tersebut
adalah dengan mendirikan sarana produksi bunga nursery, sedangkan untuk penjualan bunga dan tanaman hias bagi konsumen disediakan tempat khusus
yang bernama Pasadena Nursery yang mulai berdiri tahun 2000.
Menurut HRD Kota Bunga yaitu RST, mulai dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2005, pihak pengelola Kota Bunga mengadakan pengembangan
wilayah. Dalam proses pengembangan tersebut, fokus pengembangan bukan hanya pada bidang real estate saja, tapi dikembangkan pula fasilitas pariwisata
yang lain, seperti mini market, restoran, kolam renang, tempat olahraga sport club dan child playground, arena fantasi, wahana binatang Petting zoo, dan
danau. Danau yang ada di Kota Bunga merupakan wisata air yang bernama Little Venice yang memiliki luas sekitar 2 ha.
Villa-villa yang dibangun di Kota Bunga menggunakan berbagai konsep, yaitu Villa Country, Villa Karapan, Villa koboy, Villa Belanda, Villa Thailand, Villa
Kastil, Villa Oriental, Villa Swis s, Villa Mediterania, dan Villa Jepang. Konsep penjualan villa menggunakan konsep jual-putus, yang artinya setelah konsumen
membeli villa tersebut maka konsumen menjadi pemilik villa dan tanah yang dibeli, selain itu juga perawatan dan penggunaan villa menjadi tanggung jawab
konsumen. Hanya saja, Kota Bunga menawarkan kolektivitas perawatan dan pembayaran pajak sehingga memudahkan konsumen yang tidak dapat datang
setiap bulannya ke villa miliknya untuk membayar berbagai tagihan. Direktur utama Kota Bunga adalah MW, Direkturnya yaitu GHG, dan
Komisaris Utama yaitu ETW. Manajemen Kota Bunga memiliki tiga departeman, yaitu Estate Management yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan di
sekitar lingkungan villa Kota Bunga, Estate Development yang bertanggung jawab pada proyek pembangunan Villa dan fasilitas lainnya yang dibutuhkan
konsumen, dan Pemasaran yang bertanggung jawab dalam hal promosi produk. Tingkat pendidikan karyawan Kota Bunga beragam, mulai dari SMU
hingga Strata 2. Berdasarkan Tabel 8, tingkat pendidikan sebagian besar karyawan Kota Bunga yaitu SMU 93,6 dan hanya satu orang saja karyawan
Kota Bunga yang berpendidikan Strata 2. Kenaikan jabatan di Kota Bunga
berdasarkan prestasi kerja karyawan tersebut. Hal ini tidak membedakan tingkat pendidikan karyawan. Untuk mengetahui tingkat gaji karyawan Kota Bunga dapat
dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Tingkat Gaji Karyawan Kota Bunga, 2002
No. Tingkat Gaji
Besarnya Gaji Rupiah
Jabatan Karyawan
1. Tinggi
800.000 Kepala kas, arsitek, staff
umum, supervisor. 2.
Sedang 200.000 – 800.000
Teknisi, sales, keuangan, kepala gudang.
3. Rendah
200.000 Office boy dan sopir
Sumber : Data Sekunder dari Kota Bunga, 2002.
Selain gaji pokok, Perusahaan Kota Bunga juga memberikan tunjangan lain kepada karyawannya, seperti :
1. Tunjangan Hari Raya THR bagi karyawan yang telah bekerja lebih dari sebanyak 1 bulan gaji.
2. Bonus untuk karyawan yang bekerja lebih dari 9 bulan yang besarnya sesuai keputusan.
3. Lembur untuk karyawan yang gajinya Rp. 828.000,00 4. Uang makan untuk karyawan golongan A dan B sebesar Rp.
104.000,00bulan 5. Tunjangan kesehatan sebesar 85 persen dari biaya pengobatan.
6. Pemberian kacamata untuk karyawan telah bekerja lebih dari 6 bulan dengan resep dokter.
7. Mobil kantor untuk karyawan golongan D. 8. Jamsostek kecelakaan sebesar 0,54 persen dari gaji pokok.
9. Jamsostek hari tua sebesar 5,7 persen dari gaji pokok. 10. Jamasostek kematian sebesar 0,3 persen dari gaji pokok.
11. Pembelian rumah untuk karyawan yang telah bekerja 1-2 tahun mendapatkan diskon 5 persen dari harga tanah.
12. Pembelian rumah untuk karyawan yang telah bekerja lebih dari 2 tahun mendapatkan diskon 10 persen dari harga tanah.
Tabel 8. Tingkat Pendidikan Karyawan Kota Bunga, 1998
No. Tingkat Pendidikan
Jumlah Karyawan
Persentase
1. SMU
580 93,6
2. D3
30 4,4
3. S1
9 1,5
4. S2
1 0,2
Total 620
100
Sumber : Data Sekunder dari Kota Bunga, 1998.
Berdasarkan Tabel 8, tingkat pendidikan karyawan Kota Bunga yang terdaftar di perusahaan adalah tingkat pendidikan karyawan mulai dari Sekolah
Menengah Umum hingga Strata- 2. Tingkat Pendidikan terendah karyawan Kota Bunga yang terdaftar adalah karyawan yang menyelesaikan pendidikan hingga
Sekolah Menengah Umum. Dari data ini dapat diketahui bahwa Perusahaan Kota Bunga hanya menerima karyawan lulusan SMU. Jadi, siapapun yang ingin
menjadi karyawan di perusahaan ini harus memenuhi kriteria ini, tidak terkecuali masyarakat setempat. Masyarakat Desa Sukanagalih adalah masyarakat lokal
yang berada di sekitar tempat pariwisata Kota Bunga. Tingkat pendidikan masyarakat Desa Sukanagalih rendah, hanya sekitar 2,48 persen dari jumlah
penduduk Desa Sukanagalih yang menyelesaikan pendidikan hingga Sekolah Menengah Umum, jika dijumlahkan dengan penduduk yang menyelesaikan
pendidikan hingga perguruan tinggi, maka hanya sekitar 2,86 persen penduduk yang berpeluang menjadi karyawan Kota Bunga, sehingga dapat diketahui
peluang masyarakat Desa Sukanagalih untuk menjadi karyawan Kota Bunga rendah. Apalagi untuk tahun ini, peluang bagi masyarakat Desa sukanagalih
semakin rendah karena Perusahaan Kota Bunga melakukan penyusutan jumlah karyawan dikarena krisis moneter di tahun 1997 dan menurunnya jumlah
konsumen yang membeli villa serta memanfaatkan fasilitas wisata yang ada di Kota Bunga. Meskipun ada masyarakat Desa Sukanagalih yang bekerja di Kota
Bunga tapi status kerja mereka tidak kuat, artinya mereka hanya bekerja sebagai buruh lepas di Kota Bunga. Pekerjaan yang dapat dilakukan adalah sebagai
petugas kebersihan yang dibayar per hari. Tanggung jawab pemberian upah buruh ini tidak selalu dipegang oleh perusahaan, ada buruh yang dibayar
langsung oleh pemilik villa atau konsumen Kota Bunga sehingga besar kecilnya upah tergantung kepada orang yang memperkerjakan buruh itu.
Menurut salah satu aparat Desa Sukanagalih, mulai tahun 1998 villa dan tanah di Kota Bunga telah atas nama konsumen. Sekitar 1.383 villa di Kota
Bunga PBB-nya dibayarkan ke Desa Sukanagalih, sisanya merupakan bagian Desa Batulawang. Hal ini dikarenakan pembangunan Kota Bunga berada di
antara Desa Sukanagalih dan Desa Batulawang, hanya saja sebagian besar pembangunannya di Desa Sukanagalih.
Pendapatan Kota Bunga rata-rata naik 12,35 persen per tahun. Untuk membuktikan tanggung jawab sosial Kota Bunga terhadap masyarakat setempat,
pihak manajemen Kota Bunga me mberikan berbagai bantuan kepada masyarakat Desa Sukanagalih, seperti memberikan bantuan kepada SD Muara
berupa paket-paket alat tulis sekolah, memberikan bantuan berupa uang dan hadiah untuk perayaan hari kemerdekaan, memberikan bantuan untuk
pembangunan mesjid di Desa Sukanagalih berupa bahan bangunan semen sebanyak 200 sak. Selain itu juga, Kota Bunga selalu melibatkan karyawannya
untuk berpartisipasi pada pertandingan-pertandingan olahraga yang diadakan di Desa Sukanagalih.
4.6 Gambaran Umum Responden