Hipotesa Uji Pendekatan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian

2.3 Hipotesa Uji

Berdasarkan hasil dari tinjauan pustaka maka hipotesa yang akan diujikan adalah : 1. Pembangunan fasilitas pariwisata mempengaruhi perubahan struktur agraria masyarakat lokal. 2. Pembangunan fasilitas pariwisata mempengaruhi perubahan kelembagaan masyarakat lokal. 3. Pembangunan fasilitas pariwisata mempengaruhi perubahan mata pencaharian masyarakat lokal karena adanya peluang usaha dan peluang kerja di sektor wisata.

2.4 Definisi Konseptual dan Operasional

2.4.1 Definisi Konseptual

Dalam penelitian ini konsep-konsep yang digunakan dijelaskan berdasarkan uraian berikut, yaitu : 1. Lembaga kemasyarakatan adalah himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidu pan masyarakat Soekanto, 1987. 2. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata UU No. 9 Tahun 1990 pasal 1. 3. Objek dan daya tarik wisata merupakan sasaran perjalanan wisata yang meliputi 1 ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam dan flora dan fauna. 2 karya manusia yang berwujud museum, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro pertanian, wisata tirta alam, wisata petualangan, taman rekreasi dan petualangan. 4. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut UU No. 9 pasal 1. 5. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata UU No. 9 Bab I pasal 1. 6. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. 7. Kawasan Pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. 8. Lahan pertanian adalah semua lahan yang produktif yang digunakan untuk bercocok tanam. 9. Alih fungsi lahan pertanian adalah perubahan fungsi tanah sebagai lahan pertanian ke non pertanian. 10. Kemitraan adalah adanya kerjasama antara pengusaha wisata dan penduduk setempat. 11. Rumahtangga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. 12. Rumahtangga pertanian adalah rumahtangga yang sekurang-kurangnya satu anggotanya melakukan kegiatan bertani atau berkebun. 13. Petani adalah orang yang terlibat langsung dalam pengelolaan lahan dan secara otonom memiliki kemampuan menentukan sendiri komoditas apa yang akan ditanam di lahannya. 14. Kepemilikan lahan menunjukkan pada penguasaan atas lahan secara formal dimana pemilik lahan memiliki bukti tertulis atau belum tertulis atas kepemilikan lahannya. 15. Penguasaan lahan menunjukkan pada penguasaan lahan yang bersifat sementara apakah itu menyewa atau menggadaikan.

2.4.2 Definisi Operasional

Berdasarkan uraian menyangkut definisi operasional di atas, dijelaskan juga definisi yang penulis gunakan dalam operasional penelitian, yaitu : 1. Luas kepemilikan lahan adalah jumlah luasan penguasaan lahan formal Sensus Pertanian. Luas kepemilikan lahan dikategorikan menjadi tiga, yaitu: 1. Tinggi, jika luas kepemilikan lahan lebih besar atau sama dengan 1 Ha 2. Sedang, jika luas kepemilikan lahan antara 0,5 Ha - 0,99 Ha 3. Rendah, jika luas kepemilikan lahan kurang dari 0,5 Ha 2. Tingkat pendapatan adalah sejumlah uang responden yang didapatkan dari hasil kerjanya. Tingkat pendapatan dikategorikan menjadi tiga, yaitu : 1. Tinggi, jika pendapatan responden perbulan lebih besar atau sama dengan Rp 900.000,00 2. Sedang, jika pendapatan responden perbulan antara Rp 500.000,00 – Rp 900.000,00 3. Rendah, jika pendapatan responden perbulan kurang dari Rp 500.000,00 3. Produk Wisata adalah obyek wisata yang terdapat di daerah tujuan wisata yang menyebabkan wisatawan tertarik untuk datang ke tempat wisata, fasilitas-fasilitas wisata, seperti akomodasi, restoran, dan tempat hiburan. Produk wisata dikategorikan menjadi tiga, yaitu: 1. Rendah; jika jumlah produk wisata 1 – 3 2. Sedang; jika jumlah produk wisata 4 – 6 3. Tinggi; jika jumlah produk wisata 7 – 9 4. Tingkat harga jual lahan adalah total harga lahan yang dijual petani ke pengusaha. Besar kecilnya tingkat harga jual lahan tergantung luas lahan, lokasi, waktu pembelian, kegunaan lahan, dan kemampuan tawar menawar. 1. Rendah; jika total harga jualnya lebih atau sama dengan Rp. 14.700.000,00 2. Sedang; jika total harga jualnya Rp. 14.700.000,00 – Rp. 29.700.000,00 3. Tinggi; jika total harga jualnya kurang dari Rp. 29.700.000,00 5. Sifat Kelembagaan adalah sifat-sifat dari kelembagaan yang ada pada suatu masyarakat. Sifat kelembagaan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Subsisten, jika sifat kelembagaan masyarakat masih berhubungan dengan kegiatan agraris dan kegiatan produksi sebatas untuk memenuhi kebutuhan pokok. 2. Komersil, jika sifat kelembagaan yang segala sesuatunya dinilai dengan uang. 6. Peluang usaha pariwisata adalah kesempatan berusaha bagi penduduk setempat untuk bekerja di sektor pariwisata. Tingkat peluang usaha dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu : 1. Rendah; jika peluang usaha di daerah wisata 0 – 3 jenis peluang usaha. 2. Sedang; jika peluang usaha di daerah wisata 4 – 6 jenis peluang usaha. 3. Tinggi; jika peluang usaha di daerah wisata 7 – 9 jenis peluang usaha. 7. Peluang kerja pariwisata adalah kesempatan kerja bagi penduduk setempat untuk bekerja di sektor pariwisata. 1. Rendah; jika peluang kerja di daerah wisata 0 – 3 jenis peluang kerja. 2. Sedang; jika peluang kerja di daerah wisata 4 – 6 jenis peluang kerja. 3. Tinggi; jika peluang kerja di daerah wisata 7 – 9 jenis peluang kerja. 8. Pekerjaan utama adalah pekerjaan yang hasilnya merupakan pemasukan utama rumahtangga. Pekerjaan utama dibagi menjadi empat jenis, yaitu : 1. Petani 2. Pedagang 3. Buruh Bangunan 4. Buka Usaha Sendiri 9. Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang hasilnya merupakan tambahan pemasukan rumahtangga. Pekerjaan sampingan dibagi menjadi empat jenis, yaitu : 1. Petani 2. Pedagang 3. Buruh Bangunan 4. Buka Usaha Sendiri BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian survai dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung pendekatan kualitatif. Pada pendekatan kuantitatif menggunakan metode penelitian survai, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok Singarimbun dan Effendy, 1989. Penelitian ini dipilih dengan maksud untuk menjelaskan dampak pembangunan fasilitas pariwisata terhadap perubahan agraria, kelembagaan, dan peluang usaha di perdesaan yang dibahas secara deskriptif dan eksplanatif. Dengan penelitian deskriptif diharapkan dapat menggambarkan fenomena dampak pembangunan fasilitas pariwisata di perdesaan, sedangkan dengan penelitian eksplanatif dapat menjelaskan hubungan variabel-variabel. Unit analisis penelitian ini adalah individu petani. Untuk melengkapi data kuntitatif, maka digunakan juga data-data kualitatif, dimana fungsi data kualitatif yaitu menerangkan dan menambahkan informasi yang tidak dapat dijelaskan secara kuantitatif.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukanagalih dan tempat wisata yang bernama Kota Bunga, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat. Alasan pemilihan lokasi tersebut karena di Desa Sukanagalih terdapat banyak tempat fasilitas pariwisata. Selain itu, lahan yang digunakan untuk pembangunan fasilitas pariwisata merupakan lahan pertanian. Survai lokasi penelitian dimulai pertengahan Bulan Juni 2005. Penelitian dimulai pertengahan Bulan Juli 2005 hingga Bulan September 2005. Peneliti kembali ke lokasi sekitar pertengahan Oktober 2005 untuk mencari data tambahan yang terkait dengan kekurangan data pada waktu pengumpulan data.

3.3 Teknik Pengambilan Data