Alternatif perlindungan penyu hijau

60 − Penghitungan Raw Euclidean distance Setiap variabel memiliki nilai maximum dan minimum, maka md dihitung dengan persamaan : md i = nilai max variabel i – nilai min i 2 ....................... 4 Selanjutnya menghitung the scaled variable Euclidean distance dengan persamaan: ∑ = − = v i i i i md p p d 1 2 2 1 1 ............................................... 5 dimana : p 1i .... 2i : obyek ke 1 dan ke 2 pada variabel ke i d 1 : the scaled variable Euclidean distance md i : determine the maximum setiap variabel Tahap berikutnya dilakukan penghitungan the scaled dengan persamaan: v md p p d v i i i i ∑ = − = 1 2 2 1 2 ............................................... 6 dimana v : jumlah variabel − Menormalkan Euclidean Distance Pada software package SPSS version 13 telah tersedia cara untuk menormalkan Euclidean distance melalui transformasi secara sederhana dengan standardization ‘z-score’. Setelah diperoleh matriks distance antara UPT dan Dissimilarity UPT dilakukan analisis MDS-Proxscal pada SPSS. Sebagai hasilnya adalah koordinat setiap obyek UPT. Koordinat obyek yang dihasilkan digunakan untuk memperbandingkan setiap obyek yang divisualisasikan dengan prosedur 3D-plot pada software package XLSTAT 2006.

3.2.2 Alternatif perlindungan penyu hijau

Alternatif perlindungan yang diarahkan pada habitat penyu hijau dengan pembentukan Kawasan Konservasi Laut di Kepulauan Derawan. Pembentukan KKL Kepulauan Derawan memerlukan rancangan kawasan dan arahan pengelolaan KKL. 61 i Rancangan Kawasan Konservasi Laut Kepulauan Derawan Tujuan pembentukan KKL Kep. Derawan untuk menyelamatkan populasi penyu hijau dari kepunahan. Rancangan KKL mempertimbangkan keberadaan habitat feeding dan breeding, yakni: ekosistem lamun, terumbu karang dan pantai peneluran. Dengan menggunakan GIS Geographic Information Systems dilakukan teknik overlay beberapa informasi tentang habitat feeding dan habitat breeding. ii Arahan pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Kepulauan Derawan Untuk mendapatkan arahan pengelolaan KKL diperlukan proses perencanaan yang mengikuti diagram alir pada Gambar 23. Gambar 23. Skema proses perencanaan Kawasan Konservasi Laut Kepulauan Derawan PERENCANAAN ECOREGION Proses Perencanaan PERENCANAAN KONSERVASI SETEMPAT The Analytical Approach IDENTIFIKASI TEKANAN SUMBER TEKANAN PENYUSUNAN STRATEGI IDENTIFIKASI TARGET KONSERVASI PEMBENTUKAN KAWASAN KONSERVASI LAUT ARAHAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI LAUT KEPULAUAN DERAWAN DISKUSI PARTISIPATIF KERANGKA 5-S STRATEGI KONSERVASI SDA DESA DERAWAN DESA PAYUNG-PAYUNG DESA BALIKUKUP PENYUSUNAN STRATEGI ECOREGION TEKANAN SUMBER TEKANAN PERLINDUNGAN HABITAT PENYU HIJAU 62 i Perencanaan konservasi setempat Site Conservation Planning Pada wilayah studi dilakukan diskusi secara partisipatif dengan menggunakan metode Perencanaan Konservasi Setempat yang diusulkan oleh The Nature Conservancy TNC, 2002. Metode perencanaan konservasi ini mengikuti kerangka 5-S menghasilkan Rencana Pengelolaan KKL Berbasis Masyarakat. Proses perencanaan yang dilengkapi dengan alat-alat peraga ini memudahkan pengumpulan data dan informasi selama konsultasi dan diskusi secara partisipatif. Diagram kerangka 5-S Systems, Stresses, Sources, Strategies, Success ini disajikan pada Gambar 24 berikut ini. Gambar 24. Proses perencanaan konservasi dengan kerangka 5-S Keterangan : SYSTEMS adalah target konservasi berupa keanekaragaman hayati dan ekosistem yang terdapat di suatu lokasi perencanaan. STRESSES adalah berbagai perubahan kerusakan dan perbaikan yang terjadi pada SYSTEMS. SOURCES adalah berbagai penyebab dari perubahan yang terjadi pada System atau penyebab terjadinya STRESSES. STRATEGIES adalah berbagai tindakan konservasi yang mengupayakan pemulihan pengelolaan STRESSES dan pengurangan sumber tekanan SOURCES SUCSESS adalah matriks pendugaan untuk mengukur keberhasilan tindakan konservasi dan pengawasan dalam implementasi STRATEGIES. Perencanaan kerangka 5-S terdiri dari beberapa tahap, antara lain: Identifikasi system sumberdaya alam yang penting; Trend pemanfaatan 63 SDA; Penentuan tekanan dan sumber tekanan terhadap SDA; Menentukan para pihak stakeholder yang terlibat; Menentukan strategi konservasi. Penggunaan metode ini untuk mengidentifikasi prioritas konservasi di suatu wilayah. Dengan memfokuskan pada prioritas konservasi akan dirancang strategi konservasi yang efisien dan efektif untuk setiap desa lokasi diskusi. Perencanaan konservasi ini merupakan perencanaan jangka pendek dan berskala mikro, bersifat parsial belum dikaitkan dengan penyebab kerusakan keanekaragaman hayati oleh pengaruh faktor sosial, ekonomi, politik dari aktivitas berskala makro. ii The Analytical Approach The Analytical Approach adalah metode praktis yang dikembangkan oleh WWF untuk menganalisis dan memahami berbagai penyebab hilangnya keanekaragaman hayati WWF, 2000. Metode ini pernah digunakan pada perencanaan The Calakmul Biosphere Reserve di Mexico. The Analytical Approach merupakan metode perencanaan yang luwes untuk suatu studi kasus. Analisis yang menggunakan root causes ini dapat mengidentifikasi dan menjelaskan faktor utama penyebab hilangnya rusaknya keanekaragaman hayati termasuk di dalamnya hubungan faktor-faktor yang kompleks. Dalam perencanaan kawasan konservasi diperlukan faktor-faktor penyebab hilangnya rusaknya keanekaragaman hayati yang dijadikan prioritas konservasi. Penggunaan The Analytical Approach meliputi beberapa tahap: 1 Analisis Stakeholder Stakeholder Analysis Analisis Stakeholder yang digunakan mengikuti versi Brown et.al. 2001 adalah sistem pengumpulan informasi dari individu atau sekelompok orang yang berpengaruh di dalam memutuskan, mengelompokkan informasi dan menilai kemungkinan konflik yang terjadi antara kelompok-kelompok berkepentingan dengan wilayah studi. Tahapan dalam melaksanakan analisis stakeholder participatory, yakni : − Identifikasi stakeholder digunakan metode Continuum dari tingkat mikro hingga ke tingkat makro sehingga diperoleh pengelompokan stakeholder secara vertikal. 64 − Menentukan kategori stakeholder dalam kelompok prioritas. Pengelompokan stakeholder tergantung pada tingkat kepentingan dan pengaruhnya terhadap proses pengambilan keputusan, yakni : primary stakeholder; secondary stakeholder; external stakeholder. − Menentukan mekanisme participatif dari beberapa kelompok stakeholder. 2 Analisis ancaman dan peluang Analisis ancaman dan peluang Analysis of Threats and Opportunities untuk konservasi keanekaragaman hayati adalah proses pendugaan aspek sosial-ekonomi penyebab hilangnya keanekaragaman hayati kerusakan lingkungan. Hasil analisis ancaman dan peluang didapatkan prioritas konservasi pada skala regional. Bahan dasar analisis ini menggunakan stresses dan pressures terhadap keanekaragaman hayati gabungan dari beberapa lokasi yang diperoleh dari Perencanaan Konservasi Setempat. Pada Gambar 25 dapat dilihat skema dari Analisis Ancaman dan Peluang. Gambar 25. Diagram alir analisis ancaman dan peluang Analysis of threats and opportunities 65 Untuk memahami PRESSURES terdapat dua latar belakang penilaian, yakni: penilaian dari aspek sosial ekonomi dan penilaian akar permasalahan. Latar belakang dari aspek sosial ekonomi terdapat dua penilaian, yakni: DEMOGRAPHY pola pergerakan penduduk dan kecenderungannya; dan Resources use pola penggunaan sumberdaya dan kecenderungannya. Adapun akar permasalahan dipisahkan dalam PROXIMATE alasan awal dari timbulnya PRESSURES dan ULTIMATE alasan terakhir dari timbulnya PRESSURES. Selanjutnya PRESSURES dipadukan dengan kondisi ekologis akan menghasilkan ancaman THREATS. Jika ancaman THREATS dipadukan dengan prioritas penanganan keanekaragaman hayati akan didapatkan peringkat ranking tindakan konservasi yang disajikan dalam matrik berikut ini Tabel 4. Tabel 4. Matriks penentuan peringkat tindakan konservasi Setelah peringkat tindakan konservasi diketahui maka dapat disusun strategi konservasi dengan mengupayakan mengurangi meniadakan ancaman atau merubah ancaman menjadi suatu peluang untuk mendukung konservasi keanekaragaman hayati.

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN