135
pihak lain sejak konsultasi dalam penjajagan awal, identifikasi masalah, perencanaan, implementasi hingga evaluasi pengelolaan.
6.4.3.3 Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut berbasis masyarakat
Pengelolaan kawasan konservasi yang dilaksanakan pemerintah memiliki berbagai kelemahan yang berkaitan dengan kekurangan sarana-prasarana dan
sumberdaya manusia sehingga tidak mampu menghadapi fragmentasi kawasan dan ancaman eksploitasi. Salah satu keberhasilan pengelolaan kawasan
konservasi ditentukan oleh dukungan masyarakat lokal. Kontribusi kawasan terhadap kesejahteraan masyarakat dapat didistribusikan melalui pemeliharaan
keanekaragaman hayati. Pengalaman di beberapa negara berkembang dengan melibatkan peran serta masyarakat dapat meningkatkan efektifitas pengelolaan.
Masyarakat lokal merupakan kelompok stakeholder yang memiliki kepentingan tinggi dan pengaruh yang lemah dalam pengambilan keputusan.
Kendala utama dalam melibatkan masyarakat lokal adalah tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah. Melalui konsultasi dan diskusi secara partisipatif pada
Perencanaan Konservasi Setempat Lampiran 5 telah dapat mengakomodasi kepentingan masyarakat dan sekaligus mengarahkan kegiatan konservasi
sumberdaya laut. Setiap desa yang ada di Kepulauan Derawan dapat membentuk lembaga tingkat desa dan menentukan aturan mainnya serta
mengimplementasikan strategi konservasi pada Tabel 19 berikut ini.
136
Tabel 19. Strategi konservasi Desa Derawan, Payung-Payung, Balikukup di Kepulauan Derawan
DESA STRATEGI
SYSTEM SOURCES PROGRAM
KEGIATAN
Derawan Pemulihan
system 1 Penyu Perlindungan penyu
− Melarang nelayan luar menangkap induk penyu − Menghentikan pemanenan telur penyu
− Mengembangkan budidaya penyu − Mengembangkan atraksi wisata penyu bertelur di
pantai 2
Kerapu, Kima, Napoleon
Menghentikan penangkapan Kerapu, Kima, Napoleon.
Pengembangan budidaya Kerapu, Kima, Napoleon. 3
Karang Melindungi terumbu karang
− Melarang penggunaan bom dan potasium − Mengawasi aktivitas nelayan di terumbu karang
Pengurangan sumber tekanan
1 Penangkapan ikan
dengan bom dan potasium
Melindungi terumbu karang − Melarang penggunaan bom dan potasium
− Mengawasi aktivitas nelayan di terumbu karang 2
Tidak ada pengawasan dan
pengambilan sanksi Melaksanakan pengawasan dan
pemberian sanksi − Melakukan pengawasan;
− Memberi sanksi sosial bagi pelanggar peraturan Kelembagaan
Peningkatan peran serta
masyarakat Pembentukan Lembaga Desa
Pengelola sumberdaya alam − Penyusunan pengurus lembaga
− Penentuan peraturan aturan main − Pengambilan sanksi sosial bagi pelanggarnya
Payung- Payung
Pemulihan system 1 Penyu Melindungi penyu
− Melarang nelayan luar menangkap induk penyu − Menghentikan pemanenan telur penyu
− Mengembangkan penangkaran penyu 2
Terumbu karang Melindungi terumbu karang
− Melarang penggunaan bom dan potasium − Mengawasi aktivitas nelayan di terumbu karang
3 Tripang, Lolak,
Kima Menghentikan pemungutan tripang,
lolak dan kima Pengembangan budidaya tripang, lolak dan kima
4 Kerapu, Napoleon,
Lobster Menghentikan penangkapan kerapu,
napoleon dan lobster Pengembangan budidaya kerapu, napoleon dan
lobster
137
DESA STRATEGI
SYSTEM SOURCES PROGRAM
KEGIATAN
Pengurangan sumber tekanan
1 Permintaan
ekspor Menghentikan ekspor kerapu dan
napoleon − Menghentikan penangkapan Kerapu dan
Napoleon di alam − Pengembangan budidaya kerapu dan Napoleon
2 Penangkapan ikan
dengan bom Melindungi terumbu karang
− Melarang penggunaan bom − Mengawasi aktivitas nelayan di terumbu karang
− Memberi sanksi sosial bagi pelanggarnya 3
Penangkapan ikan dengan potasium
Melindungi terumbu karang − Melarang penggunaan potasium
− Mengawasi aktivitas nelayan di terumbu karang Kelembagaan
Peningkatan peran serta
masyarakat Pembentukan Lembaga Desa
Pengelola SDA − Penyusunan pengurus lembaga
− Penentuan peraturanaturan main − Pengambilan sanksi sosial bagi pelanggarnya
Balikukup Pemulihan system 1 Terumbu karang
Melindungi terumbu karang − Melarang penggunaan bom dan potasium
− Mengawasi aktivitas nelayan di terumbu karang 2
Kerapu Menghentikan
penangkapan kerapu,
napoleon, lobster Pengembangan budidaya kerapu.
3 Kerang, Kima
Menghentikan pemungutan kerang dan kima
Pengembangan budidaya kerang dan kima. Pengurangan
sumber tekanan 1
Penangkapan ikan dengan potasium,
bom Melindungi terumbu karang
− Melarang penggunaan potasium dan bom − Mengawasi aktivitas nelayan di terumbu karang
2 Pukat harimau
Melarang penggunaan pukat harimau Melarang kapal-kapal dari luarmenggunakan alat
tangkap pukat harimau yang ada di pelabuhan 3
Bekarang Menghentikan aktivitas bekarang
Mengawasi kegiatan di terumbu karang Kelembagaan
Peningkatan peran serta
masyarakat Pembentukan Lembaga Desa
Pengelola SDA − Penyusunan pengurus lembaga
− Penentuan peraturanaturan main − Pengambilan sanksi sosial bagi pelanggarnya
Bab 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1 Penurunan populasi penyu hijau yang terjadi di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan yakni antara 51 hingga 95 dimana status endangered
species telah bergeser ke status critically endangered species. Eksploitasi penyu hijau yang dilakukan masyarakat Indonesia telah mempercepat laju
kepunahan di dunia. 2 Kebijakan perlindungan penyu hijau melalui penetapan PP No. 7 tahun 1999
tidak efektif karena eksploitasi penyu hijau tidak terkendali di tingkat lokal. Pengelolaan penyu hijau sebagai kegiatan konservasi spesies dalam UU No.
5 tahun 1990, PP No. 7 tahun 1999 dan PP No. 8 tahun 1999 tidak dilaksanakan secara konsisten. Diperlukan perubahan pengelolaan penyu
hijau dari sistem kelembagaan sentralistik menjadi desentralistik agar dapat menangani ancaman dan penegakan hukum.
3 Hasil analisis kebijakan perlindungan penyu hijau sebagai pembelajaran tentang efektivitas perlindungan dan kinerja pengelolaan penyu hijau dalam
perumusan alternatif kebijakan perlindungan. Alternatif kebijakan perlindungan penyu hijau yang diusulkan menggunakan konsep
perlindungan habitat konservasi in-situ. Perlindungan diarahkan pada habitat penting the critical habitat yakni habitat feeding dan breeding
untuk dialokasikan sebagai Kawasan Konservasi Laut KKL. Pengelolaan penyu hijau di dalam KKL akan memulihkan populasi dan mengurangi
ancaman kepunahan. 4 Perencanaan perlindungan habitat pada kasus Kepulauan Derawan
menghasilkan rancangan dan arahan pengelolaan KKL Kepulauan Derawan. Jika model KKL Kepulauan Derawan diimplementasikan pada habitat-
habitat penting penyu hijau di Indonesia maka perlindungan penyu hijau berupa jejaring network KKL yang mampu melindungi penyu hijau secara
meluas dan efektif. 5 Proses perencanaan secara partisipatif merupakan pendekatan secara bottom-
up yang melibatkan seluruh stakeholder di tingkat lokal. Data informasi