Balai Taman Nasional Meru Betiri

106 Dari hasil rekapitulasi data diketahui sebaran daerah peneluran nesting site penyu hijau terdapat 147 lokasi dengan panjang garis pantai sepanjang 27.364,2 km. Jumlah nesting site tertinggi secara berurutan berada di Kepulauan Karimunjawa, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tenggara. Penilaian terhadap kondisi populasi penyu hijau dapat diidentifikasi dari trend dari jumlah penyu yang datang bertelur, jumlah telur yang dihasilkan dan prosentasi penetasan telur. Hasil analisis Time Series pada Lampiran 4 menggunakan data dari UPT BTN Meru Betiri; BKSDA Kaltim dan BTN Alas Purwo.

5.3.1 Balai Taman Nasional Meru Betiri

1 Penyu yang datang bertelur Hasil analisis Time Series dengan prosedur Seasonal Decomposition software package SPSS memberi gambaran tentang trend; rata-rata bergerak moving average dan variasi musiman dari jumlah penyu dan telur penyu. Selama 24 tahun penurunan penyu hijau di BTN Meru Betiri mengikuti persamaan regresi linear y = - 17,046 x + 746,32 yang diperkirakan ± 17 ekor tahun. Gambar 51 . Kurva jumlah penyu di BTN Meru Betiri selama 1980-2004 Rata-rata bergerak Moving average yang menggambarkan gerakan deret berkala secara rata-rata. Penghitungan rata-rata bergerak dengan mencari nilai rata-rata beberapa tahun secara berturut-turut sehingga diperoleh nilai rata-rata bergerak secara teratur. 107 Gambar 52. Rata-rata bergerak dari kurva jumlah penyu di BTN Meru Betiri Pada Gambar 53 diketahui bahwa jumlah penyu yang berfluktuasi secara teratur menunjukkan bahwa kedatangan penyu tertinggi pada bulan Januari, kemudian menurun dan terrendah pada bulan September. Variasi musiman dapat digunakan sebagai indikator pengamanan daerah pantai peneluran, dimana saat bulan Nopember sd Maret pengamanan pantai ditingkatkan karena jumlah penyu yang datang tergolong tinggi. Gambar 53. Variasi musiman jumlah penyu yang mendarat di BTN Meru Betiri 2 Telur penyu yang ada di Pantai Sukamade Jumlah telur yang ditinggal induk di Pantai Sukamade BTN Meru Betiri mengalami penurunan. Dari Gambar 54 dapat diketahui bahwa penurunan telur penyu mengikuti trend persamaan regresi y = - 1335,7 x + 68067 yang diperkirakan ± 1336 butir tahun. 108 Gambar 54. Penurunan telur penyu yang ada di Pantai Sukamade BTN Meru Betiri selama tahun 1980-2003 Telur penyu hijau yang ditinggal induk di pantai selanjutnya diamankan oleh pihak pengelola dengan dua jenis perlakuan yakni: menetaskan secara alami dan secara semi alami. Penetasan alami, pihak pengelola akan memberi pagar, menandai sarang dan membiarkan telur menetas. Pada penetasan semi alami dilakukan pemindahan telur ke lokasi penetasan, menandai timbunan pasir yang berisi telur dan membiarkan telur menetas secara alami. Pemilihan kedua perlakuan tersebut tergantung pada tingkat kerawanan telur dari pemangsaan predator dan pemanenan yang dilakukan masyarakat. Gambar 55. Kurva jumlah telur yang ada dan yang menetas di Pantai Sukamade BTN Meru Betiri selama tahun 1980-2003 109 Dari Gambar 55 dapat diketahui bahwa sebagian telur tidak menetas. Prosentase penetasan telur merupakan indikator dari keberhasilan perlakuan terhadap telur penyu baik secara alami maupun semi alami. Pada Gambar 56 diketahui terdapat gangguan penetasan telur pada kurun waktu antara tahun 1997 sd 1999. Gambar 56. Kurva penetasan telur bulanan di BTN Meru Betiri

5.3.2 Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Timur