74
undulatus, kerang kima Tridacna sp, dan kepiting kenari Birgus latro. Selain itu juga ditemukan jenis pari manta, lumba-lumba, hiu serta jenis ubur-
ubur endemik di Danau Kakaban. Adapun spesies yang dilindungi adalah penyu hijau, penyu sisik, paus, lumba-lumba, kima, ketam kelapa, duyung
serta beberapa spesies lainnya.
4.2.2.2 Ekosistem
Di Kepulauan Derawan terdapat tiga ekosistem penting, yaitu: terumbu karang, padang lamun dan mangrove.
i Terumbu karang Ekosistem terumbu karang meliputi dataran terumbu, lereng terumbu,
laguna serta gosong-gosong yang terdapat di daerah terumbu karang. Terumbu karang merupakan ekosistem laut tropis yang terdapat di perairan
dangkal 50 meter dengan air yang jernih dan suhu di atas 18°C. Menurut Tomascik dan Mah 1994 di Kepulauan Derawan terdapat tiga tipe terumbu
karang, yakni: - Karang tepi berada di pulau-pulau kecil dan pulau-pulau karang yang
berbatasan dengan kawasan estuari dan delta sepanjang garis pantai Kabupaten Berau.
- Karang penghalang terdapat di Pulau Derawan, Panjang, Sangalaki, dan Semama.
- Karang cincin atol ada di P. Maratua 690 km
2
dan Gosong Muaras 288 km
2
dan P. Kakaban 19 km
2
. Atol di P. Kakaban membentuk danau dengan laguna tertutup. Danau yang berair payau dan tidak seasin
air laut karena percampuran air hujan. Walaupun terpisah dengan laut permukaan air danau dipengaruhi pasang surut air laut.
Untuk membedakan ketiga tipe terumbu karang dapat dilihat pada Gambar 31 berikut ini.
75
Gambar 31. Profil dari karang tepi, karang penghalang dan karang cincin
Sumber : Wetlands International Indonesia Programme, 1996
Untuk keperluan restocking kawasan laut dengan karang tepi dapat digunakan untuk budidaya jenis ikan karang, ikan pelagis kecil, ubur-ubur dan
udang. Kawasan laut dengan karang penghalang ini dapat digunakan untuk budidaya seperti : misalnya ikan putih, kerapu, baronang, bawal dan teripang
serta untuk pembibitan buatan. Kawasan laut dan pulau karang beratol dapat dimanfaatkan untuk budidaya: a ikan pelagis besar seperti: tuna dan
cakalang; b ikan demersal besar seperti: ikan merah, ikan bale-bale, dan kerapu.
Dari hasil penelitian TNC 2004 dilaporkan bahwa jumlah biota karang yang ditemukan di Kepulauan Derawan antara 460 sampai 470 spesies. Hal ini
menunjukkan kekayaan keanekaragaman hayati yang tinggi. Adapun lokasi terumbu karang yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi dan keindahan
pemandangan bawah laut adalah : Karang Muaras, Karang Malalungun dan Karang Besar Tabel 6.
Permasalahan di ekosistem terumbu karang adalah eksploitasi ikan terumbu karang secara berlebihan over fishing seperti: pangkapan ikan nilai
ekonomis tinggi kerapu, napoleon dan lobster; penangkapan ikan hias; pemungutan kima, kerang dan tripang; pengambilan karang untuk industri
aquarium. Penambangan karang untuk bahan bangunan, bongkar-pasang alat tangkap bubu juga merupakan kegiatan merusak terumbu karang. Penggunaan
alat tangkap bom dan potasium telah menghancurkan terumbu karang. Kecuali itu kegiatan wisata bahari yang semakin banyak diminati wisatawan juga
memberikan kontribusi terhadap kerusakan terumbu karang. Penyelam yang ceroboh seringkali menimbulkan kerusakan terumbu karang. Kapal penyelam
76
yang membongkar-pasang jangkar kapal sembarangan dan wisatawan berjalan-jalan di atas karang saat air surut.
Tabel 6.
Terumbu karang di Kepulauan Derawan
No. Nama Pulau
Luas Terumbu Karang Ha
1. Rabu-rabu 2. Panjang
128,42 3. Derawan
10,86 4. Semama
7,40 5. Sangalaki
35,61 6. Kakaban
7. Maratua 2.200,02
8. Balembangan 9. Sambit
8.698,80 10. Kr.
Masimbung 348,10
11. Kr. Buliulin
12. Malangun 121,77
13. Bilang-Bilang 14. Mataha
15. Manimbora 17,23
16. Balikukup 1.181,21
Jumlah 12.749,42 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Berau
ii Lamun Padang lamun merupakan ekosistem yang ada di perairan laut yang
landai, berlumpur berpasir pada batas pasang-surut terendah. Umumnya menempati perairan laut yang tenang dan terlindung dan berada didekat
ekosistem mangrove. Jenis-jenis tumbuhan yang ada di dalam komunitas lamun merupakan jenis tumbuhan berbunga sejati yang selalu terendam
dalam air serta mampu beradaptasi dengan kondisi perairan dengan salinitas tinggi. Secara ekologis ekosistem lamun berfungsi sebagai: sumber utama
produktivitas primer, sumber makanan bagi organisme, menstabilkan dasar yang lunak, tempat berlindung organisme dari predator, tempat pembesaran
beberapa spesies ikan, peredam arus, pelindung dari sinar panas matahari bagi penghuninya.
77
Gambar 32. Ekosistem lamun seagrasses
Luas dan proporsi penutupan padang lamun disajikan pada Tabel 7 dan Tabel 8 berikut ini.
Tabel 7. Luas padang lamun di Kepulauan Derawan
No. Nama Pulau
Luas Padang Lamun Makro alga
ha 1. Rabu-rabu
2.220,22 2. Panjang
12.431,22 3. Derawan
948,11 4. Semama
426,35 5. Sangalaki
152,80 6. Kakaban
7. Maratua 12.635,62
8. Balembangan 9. Sambit
18.945,77 10. Kr.
Masimbung 2.509,86
11. Kr. Buliulin
1.991,74 12. Kr. Dekat P. Derawan
3.186,28 13. Bilang-Bilang
154,97 14. Mataha
204,54 15. Manimbora
114,57 16. Balikukup
12.342,79 Jumlah 68.264,84
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Berau, 2003.
Parameter fisik yang mempengaruhi pertumbuhan lamun adalah kecerahan dengan kedalaman kurang dari 10 meter, kisaran temperatur
optimum 28° - 30°C, salinitas optimum 35 psu, substrat campuran lumpur dan fine mud, serta kecepatan arus optimal sekitar 0,5 mdetik.
Ekosistem lamun secara ekologi dan ekonomi sangat penting, namun keberadaanya terancam oleh gangguan dan kegiatan manusia. Sampai saat ini
78
upaya restorasi dan konservasi lamun belum dilakukan, padahal keanekaragaman hayati wilayah pesisir sangat tergantung pada stabilitas
ekosistem lamun. Ikan yang terdapat di ekosistem lamun di Kepulauan Derawan terdapat 85 jenis dari 34 famili.
Tabel 8. Penutupan dan jenis tumbuhan pada ekosistem lamun di Kepulauan
Derawan
No. NAMA PULAU
PENUTUPAN JENIS LAMUN
1. Panjang
5 - 40 1. Enhalus acoroidea,
2. Thalasia hemprichii, 3. Halodule uninervis ,
4. Halophila ovalis, 5. Cyamodocea rotundata,
6. Syringodium isoetifolium, 7. Halodule pinifolia,
2. Derawan
5 - 50 1. Thalasia hemprichii,
2. Halodule uninervis , 3. Halophila ovalis,
4. Cyamodocea rotundata, 5. Syringodium isoetifolium,
6. Halodule pinifolia,
3. Semama Merata
10 1. Enhalus acoroidea, 2. Thalasia hemprichii,
3. Halodule uninervis, 4. Halophila ovalis,
5. Cyamodocea rotundata , 6. Syringodium isoetifolium,
7. Halodule pinifolia,
4. Sangalaki
10 - 20 1. Enhalus acoroidea,
2. Thalasia hemprichii, 3. Halodule uninervis,
4. Halophila ovalis, 5. Cyamodocea rotundata,
6. Halodule pinifolia .
5. Kakaban
Merata 5 1. Halophila ovalis
2. Halodule uninervis 6.
Maratua 5 - 80
1. Halodule univervis, 2. Halodule pinifolia,
3. Cyamodocea rotundata, 4. Syringodium isoetifolium,
5. Enhalus acoroides, 6. Thalassia hemrichii,
7. Halophila ovata 8. Halophila ovalis
Keterangan: = Jenis yang dominan Sumber : TNC 2004
79
Ekosistem lamun memiliki peran penting bagi hewan herbivora biota invertebrata perairan. Tumbuhan lamun melakukan fotosintesis akan
menghasilkan nutrisi bagi duyung Dugong dugon dan penyu. Selain itu melalui proses dekomposisi komunitas lamun akan menghasilkan detritus
yang akan dikonsumsi oleh hewan invertebrata dari kelompok Molusca; Echinodermata; bulu babi; bintang laut; udang dan kepiting.
Menurut TNC 2004 survei awal pada bulan Juli 2003 yang dilakukan oleh Wawan Kiswara P2O LIPI dan tim TNC, menemukan delapan spesies
lamun yang ada di Kepulauan Derawan yaitu : Halodule univervis, H. pinifolia, Cyamodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Enhalus
acoroides, Thalassia hemprichii, Halophila ovata dan Halophila ovalis. Ancaman terhadap ekosistem lamun umumnya di negara-negara Asia
Tenggara, tidak terkecuali perairan Kalimantan Timur yang disebabkan oleh pembukaan hutan besar-besaran, kebakaran hutan, budidaya laut, sedimentasi,
baling-baling perahu, dan peningkatan hunian di pesisir yang menyebabkan peningkatan kandungan nutrien di perairan pesisir.
iii Mangrove Ekosistem mangrove merupakan salah satu komunitas biotis dan abiotis
yang berada di daratan wilayah pantai. Secara alami komunitas mangrove dipengaruhi oleh pasang surut air laut, selalu tergenang pada saat pasang naik
dan bebas dari genangan pada saat pasang rendah. Ekosistem mangrove mewakili komunitas pantai dengan anekaragam
jenis biota yang sangat tinggi. Selain merupakan habitat tumbuhan dan tempat tinggal satwa, mangrove juga menjadi tempat transit berbagai jenis burung dan
biota perairan laut. Kehadiran satwa migrasi pada ekosistem mangrove karena alasan sebagai tempat bertelur nesting-site; membesarkan anak nursery
serta mendapat energi dari makanan selama perjalanan panjang. Keragaman jenis pohon mangrove yang dapat dijumpai di wilayah
pesisir Indonesia adalah Bakau Rhizophora spp., Api-api Avicennia spp., Pidada Sonneratia spp., Tancang Bruguiera spp., Nyirih Xylocarpus spp.,
Tenger Ceriops spp dan, Buta-buta Exoecaria spp. dan lain-lain. Vegetasi mangrove membentuk formasi yang teratur mulai dari daratan ke arah laut
80
sebagai berikut : Formasi Sonneratia Avicenia; Formasi Rhizophora; Rhizophora Bruguiera; Bruguiera dan Nipah Pandan Gambar 33.
Gambar 33. Formasi vegetasi di ekosistem mangrove
Sumber : Wetlands International Indonesia Programme, 1996
Dari data kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Berau diperoleh sebaran ekosistem mangrove di Kepulauan Derawan seperti
disajikan pada Tabel 9 berikut ini.
Tabel 9. Sebaran ekosistem mangrove di Kepulauan Derawan
No. Nama Pulau
Luas Vegetasi Mangrove ha
1. Rabu-rabu 24,01
2. Panjang 524,66
3. Derawan 33,34
4. Semama 97,03
5. Sangalaki 18,08
6. Kakaban 718,45
7. Maratua 2.460,51
8. Balembangan 174,77
9. Sambit 140,50
10. Malangun 4,34
11. Balikukup 27,71
12. Bilang-Bilang 31,35
13. Mataha 62,74
14. Manimbora 1,34
Jumlah 4.318,83 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Berau, tahun 2003.
81
Pada Gambar 34 dapat dilihat sebaran ketiga ekosistem di Kepulauan Derawan dimana ekosistem lamun mendominasi Kepulauan Derawan.
Gambar 34. Sebaran ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang
di Kepulauan Derawan.
Sumber : Data Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Berau