Hasil Pendugaan Blok Produksi

VII. HASIL PENDUGAAN MODEL EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI

Analisis terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ekonomi rumahtangga petani akan disajikan dalam bagian ini. Hal ini dikelompokkan dalam empat blok, yakni 1 produksi, 2 alokasi penggunaan dan penawaran tenaga kerja keluarga, 3 permintaan input produksi, dan 4 alokasi pengeluaran. Program pendugaan model dan hasil secara rinci untuk setiap peubah endogen masing-masing disajikan dalam Lampiran 2 dan 3.

7.1. Hasil Pendugaan Blok Produksi

Hasil pendugaan model pada studi ini cukup representatif menjelaskan kinerja ekonomi perilaku rumahtangga petani pada sistem integrasi tanaman- ternak. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa peubah-peubah penjelas yang menyusun masing-masing persamaan hanya mampu menjelaskan variasi peubah dalam proporsi yang relatif kecil. Hal senada juga diperoleh pada studi terdahulu, dimana dengan menggunakan data cross section kondisi ideal yang menghasilkan R 2 tinggi sulit diperoleh Kusnadi, 2005 dan Asmarantaka, 2007. Pada derajat bebas masing-masing, uji F menghasilkan kesimpulan bahwa model regresi yang dibangun secara statistik nyata pada taraf nyata 0.0001. Hasil uji t menunjukkan bahwa sebagian besar peubah penjelas dalam setiap persamaan struktural berpengaruh terhadap peubah endogennya masing-masing pada taraf nyata 15 persen. Komponen produksi usahatani padi terdiri dari luas areal panen padi LAP, produksi padi PROP, produksi kompos PROK dan produksi sapi PROS. Tabel 10 menunjukkan bahwa volume input produksi padi seperti jumlah benih padi JBP, jumlah pupuk urea JPU, jumlah obat JO dan jumlah pupuk urea JPU memberikan pengaruh yang nyata terhadap LAP, dimana LAP berpengaruh terhadap PROP. Perhitungan nilai elastisitas menunjukkan bahwa luas areal panen padi tidak responsif terhadap peubah-peubah penjelasnya, sedangkan produksi padi responsif terhadap luas areal panen padi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar luas areal panen padi, maka produksi padi juga semakin tinggi. Hasil serupa juga dilaporkan oleh Andriati 2003 yang menyatakan bahwa produksi padi dipengaruhi oleh luas sawah garapan pada perilaku rumahtangga petani padi di Jawa Barat, dimana faktor-faktor harga input pupuk, pendapatan usaha padi dan curahan tenaga kerja keluarga memberikan pengaruh yang nyata terhadap luas sawah garapan. Di sisi lain, Asmarantaka 2007 melaporkan bahwa produksi padi yang diproksi atas peubah luas areal dan produktivitas padi dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti harga input pupuk urea dan pendapatan petani. Selain volume input produksi kompos seperti jumlah kotoran ternak JKTR, jumlah probion JPR dan penggunaan tenaga kerja keluarga untuk usaha sapi JTKDS, pendapatan usahatani PDUT juga memberikan perbedaan yang nyata terhadap produksi kompos. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar pendapatan usahatani yang diterima, akan semakin banyak kompos yang diproduksi, yang pada akhirnya akan mempengaruhi terhadap produksi padi. Tabel 10 juga menunjukkan bahwa produksi padi dipengaruhi oleh jumlah kompos yang digunakan. Suwandi 2005 melaporkan bahwa penggunaan pupuk kandang oleh petani yang menerapkan program sistem integrasi usaha padi dan sapi berpengaruh nyata terhadap produksi padi sawah. Semakin banyak penggunaan pupuk kandang, akan semakin besar pula padi sawah yang dihasilkan. Perhitungan nilai elastisitas menunjukkan bahwa produksi kompos tidak responsif terhadap peubah-peubah penjelasnya. Tabel 10. Hasil Parameter Dugaan dan Elastisitas Blok Produksi Peubah Parameter Dugaan Elastisitas Nama Peubah Luas areal panen padi LAP INTERCEP JBP JPU JO JK JTKDP -197.025007 50.369438 2.050522 0.472931 0.373891 0.540519 - 0.4449 0.1709 0.1480 0.1863 0.1017 Intersep Jumlah benih padi Jumlah pupuk urea Jumlah obat Jumlah kompos TK dalam kel usaha padi Produksi Padi PROP INTERCEP HG LAP - 3429.801438 1.285681 1.782636 - 0.3963 1.2221 Intersep Harga gabah Luas areal panen padi Produksi Kompos PROK INTERCEP JKTR JPR JTKDS PDUT - 174.319923 0.035477 230.338356 2.183550 0.000021230 - 0.2694 0.0522 0.5813 0.2391 Intersep Jumlah kotoran ternak Jumlah probion TK dalam kel usaha sapi Pendapatan usaha tani Produksi Sapi PROS INTERCEP HSH JFN JBS JKO JOS -138.053211 0.003949 0.051573 1.762533 0.107620 8.123505 - 0.1069 0.4266 0.3941 0.1672 0.1406 Intersep Harga sapi hidup Jumlah jerami segar Jumlah bakalan sapi Jumlah konsentrat Jumlah obat sapi Keterangan : : P 0.15 Hal serupa juga terjadi pada produksi sapi, dimana volume input produksi seperti jumlah jerami segar JFN, jumlah bakalan sapi JBS, jumlah konsentrat JKO dan jumlah obat sapi JOS memberikan pengaruh yang positif dan nyata. Harga sapi hidup HSH tidak berpengaruh terhadap produksi sapi, dan produksi ini tidak responsif terhadap peubah-peubah penjelas tersebut.

7.2. Hasil Pendugaan Blok Penggunaan dan Penawaran Tenaga Kerja