Rumahtangga Industri Kecil dan Menengah

kenaikan harga output mempunyai dampak positif terhadap produksi dan penggunaan input, terutama di desa pangan. Kenaikan harga input berdampak negatif terhadap produksi, terutama di desa pangan padi. Hal yang sama, kenaikan penggunaan tenaga kerja keluarga yang diiringi dengan kenaikan harga input dan output mempunyai dampak positif terhadap produktivitas usahatani dan pendapatan rumahtangga petani terutama di desa pangan padi. Di desa kebun, kenaikan investasi alat-alat pertanian berdampak positif terhadap produksi kebun dan pendapatan total.

2.3.2.2. Rumahtangga Industri Kecil dan Menengah

Pakasi dan Sinaga 1999 juga telah melakukan studi aktivitas ekonomi rumahtangga industri kecil alkohol di Kabupaten Minahasa dalam kaitannya dengan dampak kebijakan harga input dan output. Penelitian dilakukan dengan metode survei terhadap 50 rumahtangga di empat desa yang telah ditetapkan secara purposive. Model ekonomi rumahtangga diestimasi menggunakan metode 2SLS karena semua persamaan-persamaan terindikasi sebagai over identified. Analisis simulasi yang diterapkan merupakan simulasi kebijakan peningkatan harga bahan baku, kenaikan upah, kenaikan harga BBM, kenaikan harga bahan lain dan kenaikan harga alkohol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan yang erat antara aspek produksi, pendapatan dan konsumsi rumahtangga industri kecil alkohol nira aren. Kenaikan jumlah produksi berdampak terhadap meningkatnya pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan dispossible income dan konsumsi. Peningkatan harga input biaya yang diiringi oleh kenakan harga output penerimaan dalam proporsi tertentu masih meningkatkan produksi, pendapatan dan konsumsi serta kesejahteraan rumahtangga industri kecil alkohol nira aren. 2.3.2.3. Rumahtangga Nelayan Pada komoditas perikanan, Muhammad 2002 telah melakukan studi ekonomi rumahtangga nelayan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan di Jawa Timur yang disertai dengan suatu analisis simulasi kebijakan. Sebanyak 120 contoh unit armada penangkapan ikan dipergunakan sebagai responden dengan metoda estimasi 2SLS. Simulasi perubahan kebijakan dan non kebijakan meliputi perubahan harga BBM, pengembangan teknologi, perubahan harga ikan dan curahan kerja non melaut, pengaturan bagi hasil, pengembangan usaha dan industri perikanan ZEE 200 mil, dan perubahan daerah penangkapan ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan produksi sangat ditentukan oleh ukuran asset kapal, daerah penangkapan ikan, frekuensi melaut serta produktivitas wilayah penangkapan ikan. Harga BBM dan peluang kerja non perikanan berhubungan negatif dengan produksi ikan, sedangkan status sumberdaya, teknologi, pelabuhan, ukuran kapal, kegiatan agro industri, kredit dan mutu sumberdaya manusia berhubungan positif dengan produksi ikan dan pendapatan nelayan. Pendapatan rumahtangga nelayan terutama ditentukan oleh jumlah hasil tangkapan melaut, dimana pengaruh perubahan harga ikan dan status sumberdaya terhadap penerimaan nelayan cukup rendah. Dampak kebijakan kenaikan harga BBM menunjukkan penurunan produksi ikan dan pendapatan nelayan. Peningkatan pendapatan nelayan dalam menghadapi kenaikan harga BBM memerlukan kombinasi kebijakan yang terpadu, diantaranya penyediaan kredit, peningkatan ketrampilan, peningkatan ukuran kapal, pengembangan teknologi ramah lingkungan, pelayanan pelabuhan, peningkatan pendapatan non melaut, perbaikan harga ikan dan perluasan daerah penangkapan ikan. Penelitian yang diajukan kali ini mempunyai keunikan tersendiri karena model ekonomi rumahtangga petani yang terintegrasi antara tanaman pangan padi dan usaha peternakan belum pernah dilakukan. Bentuk-bentuk usaha sistem integrasi ini sudah banyak dilakukan oleh petani di Indonesia, namun keterkaitan antara penggunaan satu output menjadi input dari usahatani yang lain masih belum banyak dilakukan analisis ekonominya. Hal ini sangat penting mengingat salah satu keluaran dari kegiatan ini adalah suatu model ekonomi rumahtangga petani padi dan sapi dalam suatu pendekatan kesisteman. Kebijakan yang akan diterapkan harus mempertimbangkan faktor-faktor yang akan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat, utamanya adalah petani padi dan sapi.

III. KERANGKA TEORI