7.5 . Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Blok Pengeluaran
Struktur pengeluaran rumahtangga petani terdiri atas pengeluaran rutin yang harus dibayar untuk konsumsi pangan dan non pangan, pengeluaran
pendidikan dan kesehatan sebagai investasi sumberdaya dan investasi produksi. Agregasi dari komponen ini adalah bahwa pengeluaran rumahtangga petani
dialokasikan untuk membiayai konsumsi total dan investasi total. Pengeluaran rumahtangga petani untuk konsumsi pangan dan non pangan merupakan
pengeluaran untuk konsumsi total yang harus dibeli dari pasar. Hal ini dapat mencerminkan permintaan terhadap uang tunai, dimana bagi rumahtangga petani
uang tunai ini masih sulit diperoleh terutama yang masih bercirikan subsisten. Hasil pendugaan pada Tabel 14 menunjukkan bahwa pendapatan total
PDT berpengaruh terhadap pengeluaran baik untuk konsumsi pangan KP dan non pangan KNP. Surplus padi SPP dan jumlah anggota keluarga JAK juga
berpengaruh terhadap KP, meskipun hal tersebut tidak memberikan perbedaan nyata terhadap KNP. Perhitungan nilai elatisitas menunjukkan bahwa baik
pengeluaran untuk konsumsi pangan dan non pangan tidak responsif terhadap peubah-peubah penjelas tersebut. Surplus padi merupakan pendapatan tunai usaha
padi karena berasal dari bagian gabah yang dijual ke pasar setelah dikurangi untuk konsumsi rumahtangga. Jumlah anggota keluarga merupakan beban konsumsi
rumahtangga, sehingga semakin banyak anggota keluarga, jumlah pengeluaran untuk konsumsi total juga akan semakin besar.
Tabel 14. Hasil Parameter Dugaan dan Elastisitas Blok Pengeluaran
Peubah Parameter
Dugaan Elastisitas Nama
Peubah
Konsumsi pangan KP
INTERCEP PDT
SPP JAK
1065198 0.070351
111.586904 495809
- 0.2734
0.1023 0.3992
Intersep Pendapatan total
Surplus padi Jumlah anggota keluarga
Konsumsi non pangan KNP
INTERCEP PDT
SPP JAK
- 121887 0.065749
37.992679 120297
- 0.7015
0.0956 0.2658
Intersep Pendapatan total
Surplus padi Jumlah anggota keluarga
Konsumsi gabah KONSP
INTERCEP HG
PDT JAK
2081.127768 - 1.179757
0.000040488 79.62638
- - 1.7552
0.6596 0.2687
Intersep Harga gabah
Pendapatan total Jumlah anggota keluarga
Investasi sumberdaya IS
INTERCEP PDT
TAB JAS
34115 0.012689
- 0.659151 359980
- 0.4720
- 0.0858 0.5395
Intersep Pendapatan total
Tabungan Jumlah anak sekolah
Investasi produksi IP
PDUT PLU
0.003865 0.019018
0.2441 0.4103
Pendapatan usaha tani Pndpatan luar usaha tani
Tabungan TAB
PDUT PLU
SPP INV
0.001013 0.005441
5.993774 - 0.008161
0.2147 0.3939
0.4042 - 0.0901
Pendapatan usaha tani Pndapatan luar usaha tani
Surplus padi Investasi total
Jumlah cicilan kredit usahatani KRET
INTERCEPT SPP
SBT - 261647
36.111582 14216
- 0.9091
1.5876 Intersep
Surplus padi Sk bunga kredit usha tani
Jumlah cicilan kredit usahasapi KRES
PDUT SBS
0.001348 15227
0.1094 0.8414
Pndptan usha tani Sk bunga kredit usha sapi
Keterangan : : P 0.15
Konsumsi gabah KONSP ditentukan oleh peubah-peubah harga gabah HG, PDT dan JAK. Perhitungan nilai elastisitas menunjukkan bahwa konsumsi
gabah responsif terhadap harga gabah, dimana semakin rendah harga gabah jumlah gabah yang dikonsumsi akan semakin besar. Demikian pula halnya dengan
pendapatan total petani yang jika semakin besar, konsumsi gabah akan meningkat pula. Pendapatan total petani merupakan penjumlahan dari berbagai sumber
pendapatan meliputi, pendapatan usahatani, pendapatan usaha buruh pertanian dan non pertanian serta pendapatan dari luar usaha pertanian dan buruh yang
merupakan pendapatan tetap rumahtangga petani. Pengeluaran rumahtangga untuk kesehatan dan pendidikan merupakan
investasi jangka panjang dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia didalam rumahtangga petani. Pengeluaran untuk investasi sumberdaya ini
merupakan penjumlahan dari pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan. Hasil pendugaan menunjukkan bahwa pendapatan total petani dan jumlah anak sekolah
berpengaruh dan berhubungan positif terhadap pengeluaran untuk investasi sumberdaya. Perhitungan nilai elastisitas menunjukkan bahwa pengeluaran untuk
investasi sumberdaya tidak responsif terhadap pendapatan total petani dan jumlah anak sekolah.
Hasil pendugaan menunjukkan bahwa investasi produksi IP dipengaruhi oleh pendapatan dari usahatani PDUT dan pendapatan diluar usaha pertanian
PLU dan berhubungan positif. Perhitungan nilai elastisitas menunjukkan bahwa investasi produksi tidak responsif terhadap peubah-peubah penjelasnya. Besar
kecilnya investasi produksi dalam usaha pertanian menggambarkan peran usahatani dalam rumahtangga secara ekonomi. Apabila usahatani dianggap
sebagai kegiatan ekonomi yang menguntungkan, maka rumahtangga petani akan menyisihkan sebagian dananya untuk keperluan investasi tersebut.
Kecenderungan rumahtangga petani untuk membiayai investasi produksi relatif kecil. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan besaran koefisien dari peubah
pendapatan dari usahatani sendiri dan pendapatan di luar usahatani. Meningkatnya masing-masing pendapatan tersebut sebesar Rp.10 000, maka rumahtangga petani
akan menambahkan biaya investasinya berturut-turut sebesar Rp.38 dan Rp.190. Tabel 14 menunjukkan bahwa pendapatan dari usahatani dan pendapatan
diluar usaha pertanian berpengaruh dan memiliki hubungan positif terhadap perilaku menabung petani. Semakin besar kedua pendapatan tersebut yang
diperoleh petani, jumlah tabungan petani juga semakin meningkat, meskipun hal tersebut tidak responsif terhadap peubah-peubah penjelasnya. Hasil serupa juga
diperoleh Kusnadi 2005 yang menyatakan bahwa pendapatan bersih usahatani dan pendapatan dari luar usahatani berpengaruh positif terhadap jumlah tabungan
petani. Hal ini menunjukkan bahwa komponen pendapatan petani mempunyai peran yang cukup penting dalam tabungan rumahtangga.
Alokasi pengeluaran rumahtangga petani yang lain meliputi biaya untuk membayar cicilan kredit usaha padi KRET dan usaha sapi KRES. Hasil
pendugaan menunjukkan bahwa masing-masing tingkat suku bunga mempunyai pengaruh yang positif terhadap KRET dan KRES. Biaya untuk membayar cicilan
kredit usahatani responsif terhadap tingkat suku bunganya. Semakin tinggi tingkat suku bunga kredit usaha padi, jumlah cicilan tersebut juga semakin meningkat.
Demikian pula halnya dengan surplus padi, dimana semakin besar surplus padi yang diperoleh, dapat membayar cicilan kredit usahatani yang semakin besar pula.
Disamping tingkat suku bunga kredit usaha sapi yang berpengaruh terhadap jumlah untuk membayar cicilan kredit, maka pendapatan dari usahatani
sendiri juga memberikan perbedaan yang positif. Hasil perhitungan elastisitas
menunjukkan bahwa biaya untuk membayar cicilan kredit usaha sapi tidak responsif terhadap peubah-peubah penjelasnya.
VIII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI