sebagai produsen, tetapi juga sebagai konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa petani dapat berlaku ganda dengan tujuan efisiensi usaha, yakni sebagai produsen
akan menghasilkan output optimal dengan pemberian input yang minimal. Bagi para penentu kebijakan dalam membentuk suatu program pemerintah, pengaruh
daripada tolok ukur variabel yang bersifat sementara dan mutlak keberadaannya harus menjadi bahan pertimbangan yang serius. Respon terhadap perubahan
faktor-faktor yang mempengaruhi dapat menjadi bahan masukan maupun rekomendasi bagi para penentu kebijakan dalam merencanakan suatu program
pengembangan sistem integrasi tanaman-ternak. Dengan menyadari bahwa 1 ke depan petani harus lebih mandiri, 2
lapangan kerja di perdesaan sangat terbatas, 3 kepemilikan lahan sempit, dan 4 pendapatan petani padi tidak mencukupi untuk menopang kebutuhan keluarga,
maka pengembangan usaha sistem integrasi tanaman-ternak merupakan alternatif yang cukup menjanjikan.
1.4. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini merupakan kasus di tiga propinsi DIY, Jawa Tengah dan Jawa Timur pada lima kabupaten, yakni Sleman dan Bantul DIY, Sragen dan
Grobogan Jawa Tengah dan Bojonegoro Jawa Timur. Responden merupakan petani yang tergabung dalam penerapan program sistem integrasi tanaman padi
ternak sapi. Responden juga dilakukan pada petani yang tidak mengikuti program inetgrasi untuk mengetahui perbedaan yang terjadi di antara kedua
kelompok petani tersebut. Ruang lingkup penelitian ini meliputi analisis deskriptif, analisis regresi
non linier, dan analisis ekonometrika melalui model persamaan simultan. Analisis
secara deskriptif dilakukan yang dikelompokkan berdasarkan kabupaten bagi petani peserta dan bukan peserta program sistem integrasi tanaman-ternak. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui kondisi ekonomi rumahtangga petani pada usaha sistem integrasi tanaman-ternak, khususnya dalam produksi, alokasi penggunaan
tenaga kerja, struktur pendapatan dan distribusi pengeluaran. Analisis regresi non linier ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
petani dalam melaksanakan program integrasi, sedangkan model persamaan simultan dilakukan untuk menganalisis perilaku ekonomi rumahtangga petani.
Data yang digunakan adalah data primer hasil wawancara dengan petani contoh dengan daftar pertanyaan yang disusun guna menjawab penelitian ini.
Model ekonomi rumahtangga yang dibangun pada penelitian ini menggunakan data agregat dari seluruh kabupaten.
Keterbatasan penelitian ini adalah tidak mendalamnya informasi yang dikumpulkan pada usahatani non integrasi selain padi dan sapi, padahal dalam
kenyataannya alokasi sumberdaya yang dimiliki petani tidak hanya pada usaha padi dan sapi. Penelitian ini dapat mengkuantifikasi produksi usahatani jagung,
kacang tanah dan kedelai yang dilakukan petani pada musim tanam ketiga, namun biaya sarana produksi tidak dilakukan, sehingga pendapatan dari usahatani ini atas
biaya tenaga kerja luar keluarga yang disewa. Hal ini disebabkan karena peneliti pada awalnya hanya ingin fokus pada usahatani integrasi, sehingga tidak
mengakomodir pertanyaan-pertanyaan yang tidak terkait dalam usahatani non integrasi. Dalam perjalanannya, peubah-peubah yang terbentuk dalam model
memerlukan informasi tersebut.
Penggunaan tenaga kerja keluarga untuk usaha kompos tidak dapat dikuantifikasikan dengan baik, sehingga peubah ini tidak diakomodir dalam
model. Hal ini disebabkan karena penggunaan tenaga kerja keluarga tidak dibedakan secara spesifik antara usaha sapi dan usaha kompos, sehingga
penggunaan tenaga kerja untuk kompos sudah termasuk didalam penggunaan tenaga kerja dalam keluarga untuk usaha sapi.
Penelitian ini tidak mengkaji aspek kelembagaan petani pada sistem integrasi tanaman-ternak, dimana hal ini diduga turut mempengaruhi terhadap
perilaku ekonomi keputusan petani dalam menerapkan program tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengalaman Empiris