Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Input Produksi Usaha Padi

7.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Input Produksi Usaha Padi

Penggunaan faktor input produksi usaha padi terdiri dari jumlah benih padi JBP, jumlah pupuk urea JPU, jumlah pupuk SP-36 JPS, jumlah pupuk KCl JPK, jumlah obatpestisida JO dan jumlah kompos JK. Hasil pendugaan menunjukkan bahwa pendapatan usahatani PDUT, jumlah kredit usahatani yang diterima petani JKRET dan jumlah penggunaan tenaga kerja untuk usaha padi JTKP berpengaruh terhadap penggunaan input benih padi Tabel 12. Perhitungan nilai elastisitas menunjukkan bahwa permintaan jumlah benih padi tidak responsif terhadap peubah-peubah penjelas tersebut. Penggunaan input pupuk urea JPU dipengaruhi dan berhubungan positif dengan PDUT2, penggunaan tenaga kerja keluarga untuk usaha padi JTKDP, JKRET dan jumlah kompos JK. Perhitungan nilai elastisitas menunjukkan bahwa penggunaan input produksi ini tidak responsif terhadap peubah-peubah penjelas tersebut. Terdapat kecenderungan bahwa penggunaan tenaga kerja keluarga untuk usaha padi mempunyai dampak terhadap permintaan pupuk urea ini yang diindikasikan dengan nilai elastisitas hampir mendekati satu. Jumlah penggunaan kompos berpengaruh dan berhubungan negatif terhadap penggunaan pupuk urea. Hal ini menunjukkan terjadi substitusi antara penggunaan pupuk urea dan kompos. Semakin banyak kompos digunakan, maka penggunaan pupuk urea semakin berkurang. Tabel 12 menunjukkan bahwa penerimaan usahatani PUT dan JTKDP mempengaruhi dan berhubungan positif terhadap permintaan input pupuk SP-36. Tabel 12. Hasil Parameter Dugaan dan Elastisitas Blok Penggunaan Input Produksi Usaha Padi Peubah Parameter Dugaan Elastisitas Nama Peubah Jumlah benih padi JBP INTERCEP PDUT JKRET JTKP 5.513279 0.000001451 0.0000001968 0.005912 - 0.5976 0.0449 0.1935 Intersep Pendapatan usaha tani Jumlah kredit usaha tani TK usaha padi Jumlah pupuk urea JPU INTERCEP PDUT JTKDP JKRET JK - 181.725404 0.0000017089 0.426232 0.000002589 - 0.023624 - 0.7487 0.9389 0.0044 - 0.1413 Intersep Pendapatan usaha tani Penggnaan TK kel padi Jumlah kredit usaha tani Jumlah kompos Jumlah pupuk SP-36 JPS INTERCEP HPS PUT JTKDP - 174.260472 - 0.017930 0.000006022 0.309705 - - 0.2014 0.8710 1.5517 Intersep Harga pupuk SP-36 Penerimaan usaha tani TK dalam kel usaha padi Jumlah pupuk KCl JPK INTERCEP HPK PUT JTKDP JKRET JK - 23.444003 - 0.025749 0.000002687 0.174422 0.000002810 - 0.017835 - - 2.7926 9.2326 2.1459 0.0247 - 0.5963 Intersep Harga pupuk KCl Penerimaan usaha tani Penggnaan TK kel padi Jumlah kredit usaha tani Jumlah kompos Jumlah obat JO INTERCEP HO PUT JKRET JTKDP - 1699.351012 - 2.388130 0.000044672 0.000052707 3.079976 - - 0.2322 0.7745 0.0340 1.8518 Intersep Harga obat Penerimaan usaha tani Jumlah kredit usaha tani Penggnaan TK kel padi Jumlah kompos JK INTERCEP HK PUT JTKDS 1172.300247 - 6.304178 0.000075244 2.977050 - - 0.9517 0.8193 0.5137 Intersep Harga kompos Penerimaan usaha tani Penggnaan TK kel sapi Keterangan : : P 0.15 Harga pupuk SP-36 tidak memberikan perbedaan yang nyata dan perhitungan nilai elastisitas menunjukkan bahwa permintaan pupuk SP-36 responsif terhadap penggunaan tenaga kerja keluarga pada usaha padi. Semakin banyak alokasi tenaga kerja keluarga untuk usaha padi, akan semakin besar penggunaan JPS. Demikian pula, semakin besar penerimaan usahatani yang diperoleh petani akan semakin banyak pupuk SP-36 yang digunakan untuk usaha padi. Harga pupuk KCl HPK, PUT, JTKDP dan JK memberikan pengaruh yang nyata terhadap permintaan pupuk KCl JPK. Perhitungan nilai elastisitas juga menunjukkan bahwa penggunaan jumlah pupuk KCl ini sangat responsif terhadap ketiga peubah tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa harga pupuk KCl, penerimaan usahatani, penggunaan tenaga kerja keluarga pada usaha padi dan penggunaan kompos mempunyai dampak yang relatif besar terhadap permintaan pupuk KCl. Semakin rendah harga pupuk KCl, akan semakin banyak penggunaan pupuk tersebut. Semakin besar penerimaan usahatani, permintaan terhadap pupuk KCl akan semakin besar pula. Jumlah penggunaan kompos berpengaruh dan berhubungan negatif terhadap penggunaan pupuk KCl. Hal ini menunjukkan terjadi substitusi antara penggunaan pupuk KCl dan kompos. Semakin banyak kompos digunakan, maka penggunaan pupuk KCl semakin berkurang. Hasil pendugaan persamaan permintaan jumlah obatpestisida JO menunjukkan bahwa PUT dan JTKDP berpengaruh dan berhubungan positif terhadap JO. Semakin besar penerimaan usahatani dan alokasi tenaga kerja keluarga pada usaha padi, akan semakin banyak permintaan jumlah obat. Perhitungan nilai elastisitas menunjukkan bahwa permintaan jumlah obatpestisida ini responsif terhadap penggunaan tenaga kerja keluarga pada usaha padi. Permintaan faktor input untuk jumlah kompos JK dipengaruhi oleh harga kompos HK, PUT dan JTKDP. Meskipun perhitungan nilai elastisitas mengindikasikan bahwa permintaan jumlah kompos tidak responsif terhadap faktor-faktor tersebut, terdapat kecenderungan bahwa harga kompos mempunyai dampak terhadap permintaan kompos dengan nilai elastisitas yang hampir mendekati satu. Semakin rendah harga kompos, semakin banyak penggunaan jumlah kompos dan semakin besar penerimaan usahatani dan alokasi tenaga kerja keluarga pada usaha padi, akan semakin banyak permintaan jumlah kompos. Pendapatan maupun penerimaan usahatani memberikan pengaruh terhadap seluruh permintaan input produksi baik benih padi, penggunaan pupuk anorganik dan kompos. Hal ini sangat beralasan karena pendapatan atau penerimaan usahatani merupakan sumber dana yang dapat dibelanjakan rumhatangga untuk memenuhi kebutuhan input produksi usaha padi. Namun demikian, hanya permintaan pupuk KCl yang responsif terhadap permintaan usahatani. Perilaku ini mengindikasikan bahwa apabila terdapat kenaikan penerimaan usahatani, rumahtangga petani cenderung meningkatkan penggunaan pupuk KCl lebih besar dibandingkan dengan input produksi lain. Hasil pendugaan blok permintaan input produksi untuk usaha padi menunjukkan bahwa alokasi tenaga kerja keluarga berhubungan positif dan memberikan dampak terhadap peubah endogennya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja keluarga bersifat komplemen dengan permintaan faktor input produksi, yang berarti bahwa aplikasi penggunaan faktor input produksi pada usaha padi masih menggunakan tenaga kerja langsung, termasuk didalamnya tenaga kerja keluarga. Hasil serupa diperoleh Kusnadi 2005 yang melaporkan bahwa aplikasi penggunaan pupuk urea dan TSP pada usaha padi belum dapat mensubstitusi penggunaan tenaga kerja keluarga.

7.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Input Produksi Usaha