baku, tetapi dimodifikasi pada saat wawancara berdasarkan situasinya. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih
terbuka dan mendalam, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya Satori dan Komariah 2009.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang pewawancara saat mewawancarai responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas
pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan non verbal. Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi
fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building report, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan
positif, dan kontrol emosi negatif.
3. Survei Pakar
Survei pakar dilakukan dengan tujuan untuk memahami pengetahuan yang dimiliki oleh pakar terhadap aspek-aspek penggunaan kawasan hutan yang
penting dalam rangka mewujudkan pengelolaan yang berkelanjutan. Penetapan pakar sebagai sumber pengetahuan atau responden didasarkan atas pertimbangan
dan kriteria: 1. keberadaan, kemudahan dan kesediaan untuk diwawancarai, 2. reputasi, kedudukan, dan memiliki kredibilitas sebagai pakar, 3. pengalaman
pakar yang menunjukkan kemampuan untuk memberikan saran yang benar dan dapat membantu pemecahan masalah. Karakteristik pakar dalam memecahkan
masalah adalah efektif, efisien dan sadar terhadap keterbatasanya. Akuisisi pengetahuan dari pakar dapat digunakan metode wawancara secara mendalam.
Alternatif sumber pengetahuan dapat ditemukan melalui pengamatan kinerja seorang ahli maupun publikasi ilmiah Eriyatno dan Sofyar 2007.
4. Observasi
Metode observasi merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan, mengamati hal-hal yang berkaitan
dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan. Teknik observasi merupakan metode pencarian data tentang
program, proses, atau perilaku pada tangan pertama. Observasi memberi peluang pada peneliti untuk menggali data perilaku subyek secara luas, mampu
mengungkap berbagai macam interaksi dan secara terbuka mengeksplorasi topik penelitiannya. Dengan pengamatan langsung, peneliti bisa mengembangkan
perspektif secara menyeluruh mengenai pemahaman satu konteks yang sedang diteliti Satori dan Komariah 2009. Sementara Bungin 2009 menyatakan bahwa
sesungguhnya yang dimaksud dengan metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untk menghimpun data penelitian melalui
pengaman dan penginderaan.
Adler dan Adler 2009 menyatakan bahwa observasi terdiri atas kumpulan kesan tentang dunia sekitar berdasarkan semua kemampuan daya serap
panca indera manusia. Keniscayaan-keniscayaan ini menuntun langsung dengan subyek observasi, meskipun observai jarak jauh juga dapat dilakukan dengan
merekam data menggunakan fotografi, perekam suara audiotape, perekam gambar videotape, dan mengkajinya baik sekarang maupun nanti. Dalam kasus
19 apapun, seorang peneliti harus secara aktif menyaksikan semua gejala yang
sedang dikaji. Adapun alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab
pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu dan melakukan umpan balik
terhadap pengukuran tersebut.
Observasi tidak hanya berperan sebagai teknik paling awal dan paling mendasar dalam penelitian, tetapi juga karena teknik ini paling sering dipakai
dalam bidang keilmuan lainnya, seperti observasi partisan, rancangan penelitian eksperimental dan wawancara Adler dan Adler 2009. Sedangkan Bungin 2009
mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi
kelompok tidak terstruktur. Di dalam penelitian ini akan menggunakan metode bentuk observasi tidak berstruktur unstructured observation, yaitu observasi
yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu
obyek serta harus menguasai ilmu tentang obyek penelitianpengamatan.
Suatu kegiatan pengamatan baru dikategorikan sebagai kegiatan pengumpulan data dan penelitian apabila memiliki kriteria; 1 pengamatan
dilakukan dalam penelitian dan telah direncanakan secara serius, 2 pengamtan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, 3 pengamatan
dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu yang hanya menarik perhatian, dan 4 pengamatan
dapat dicek dan dikontrol mengenai keabsahannya Bungin 2009.
Metode Pengambilan Contoh 1.
Purposive Sampling
Dalam pendekatan kualitatif, unit contoh yang digunakan adalah key informan sebagai sumber informasi dalam penelitian ini. Penentuan informan
kunci dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu penentuan key informan secara sengaja sesuai dengan tujuan penelitian. Informan kunci ditentukan
berdasarkan keahlian, pengetahuan, kapasitas, kewenangan, keterlibatan dan kebersediaan informan kunci yang berhubungan dengan implementasi kebijakan
PKH dari tingkat pusat sampai dengan pelaksanaan di lapangan.
2. Snowball Sampling