Pemeliharaan dan Pengamanan Batas Kawasan Hutan

82 cara pemenuhan kewajiban menjadi alasan dominan mereka. Indikator-indikator tersebut sangat terkait dengan peraturan perundang-undangan sektor kehutanan yang notabene bukan core business perusahaan tambang. Sementara institusi kehutanan baik di pusat maupun daerah tidak melakukan sosialisasi tentang tata cara dan standar pemenuhan kewajiban tersebut.

1. Pemeliharaan dan Pengamanan Batas Kawasan Hutan

Pemeliharaan batas adalah kegiatan yang dilaksanakan secara berkala untuk menjaga agar keadaan batas secara teknis tetap baik. Sedangkan pengamanan batas didefinisikan sebagai kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus untuk menjaga agar tanda batas kawasan hutan terhindar dari kerusakan dan hilangnya tanda batas berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.44Menhut-II2012 tentang Pengukuhan Kawasan Hutan. Dijelaskan dalam pasal 49 ayat 1 dan 2 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.44Menhut- II2012 tentang Pengukuhan Kawasan Hutan, pemeliharaan dan pengamanan batas kawasan hutan meliputi; a pemeliharaan dan pengamanan rintis batas; b pemeliharaan dan pengamanan pal batas; dan c pemeliharaan dan pengamanan tanda batas lainnya. Pemeliharaan dan pengamanan pal batas dimaksudkan agar pal batas dapat berfungsi sebagai acuan penentuan posisi batas kawasan hutan di lapangan. Peraturan lainnya perihal pemeliharaan dan pengamanan batas kawasan hutan untuk pemegang IPPKH tersurat dalam pasal 49 ayat 1 dan 2 Permenhut P.43Menhut-II2013 26 , bahwa pemegang izin pemanfaatan hutan, pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan atau pengelola kesatuan pengelolaan hutan KPH dan kawasan hutan dengan tujuan khusus KHDTK wajib melaksanakan pemeliharaan dan pengamanan batas areal kerja. Pemeliharaan dan pengamanan batas tersebut bertujuan agar rintis batas dan pal batas dapat berfungsi sebagai acuan letak batas areal kerja. Aturan-aturan tersebut di atas belum sepenuhnya dipahami oleh pemegang IPPKH. Observasi lapangan menunjukkan hanya ada dua perusahaan yang melakukan pemeliharaan dan pengamanan batas kawasan hutan. Namun demikian, pemeliharaan dan pengamanan batas areal IPPKH tidak menjamin terhindarnya pemegang IPPKH dari konflik atau permasalahan. Konflik terjadi bukan hanya banyaknya klaim masyarakat terhadap kawasan hutan, pencurian hasil hutan maupun perburuan satwa, namun juga konflik tata ruang dengan pemegang izin lainnya, baik izin pemanfaatan hasil hutan maupun izin perkebunan. Meskipun semua pemegang IPPKH mengetahui kewajiban tersebut, namun rata-rata dari mereka tidak mempedulikannya. Nilai total rataan respon untuk pemenuhan kewajiban untuk 26 perusahaan yang diamati berkategori buruk dengan skor 74. Untuk pemegang IPPKH dengan status izin PKP2B berkategori buruk dengan skor 39, sedangkan untuk pemegang IPPKH dengan IUP juga berkategori buruk dengan skor 35. 26 Tentang penataan batas areal kerja izin pemanfaatan hutan, persetujuan prinsip PKH, persetujuan prinsip pelepasan kawasan hutan dan pengelolaan kawasan hutan dan pengelolaan kawasan hutan pada kesatuan pengelolaan hutan dan kawasan hutan dengan tujuan khusus. 83

2. Pengamanan dan Perlindungan Kawasan Hutan