Waktu Untuk Adorasi Adorasi Sakramen Mahakudus sebagai perpanjangan Ekaristi.

29 yang mana telah disediakan untuk menjadi kapel Adorasi. Hal ini tentu sudah melalui persetujuan dari pemilik rumah tersebut. Alasan dari metode tersebut adalah untuk membawa Tuhan menjadi lebih dekat dengan umat-Nya. Tentu perludiingat ratapan Yesus pada Injil Lukas 13: 34B,” Berkali- kali aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak- anaknya di bawah sayapnya...” Sabda tersebut menunjukkan betapa rindunya Tuhan untuk bisa bersama-sama dengan umat-Nya. Mengacu pada Lukas 13:34B tersebut dan bersambut dengan rasa rindu umat di Wilayah Kleben maka melalui peran Rm. Patrick Barry dirintislah metode Adorasi Ekaristi Abadi berkeliling lima lingkungan dalam satu wilayah tersebut.Mungkin timbul juga pe rtanyaan, “bukankah sudah ada Adorasi Ekaristi Abadi juga di kapel, tidakkah itu saja cukup?”, maka jawabannya jelas: kalau bisa membawa Tuhan lebih dekat dengan umat-Nya, kenapa tidak? Mengingat di wilayah tersebut terdapat beberapa umat yang sudah lanjut usia dan juga sakit- sakitan yang mana tidak memungkinkan untuk berkunjung ke kapel maka adanya Adorasi Ekaristi Abadi di lingkungan ini tentu sangat membantu. Mereka yang sebelumnya harus memendam rasa rindu kepada Tuhan karena sakit atau alasan lain menjadi bisa berjumpa dengan Tuhan dan melampiaskan ungkapan rindu masing-masing. Penataan ruangan untuk menjadi kapel Adorasi Ekaristi Abadi di rumah penduduk juga cukup sederhana, yang wajib tersedia adalah meja dan lilin. Selebihnya, Hosti Suci akan dikirim oleh prodiakon dengan keadaan sudah di 30 dalam Monstran. Dengan demikian, Tuhan telah menjadi semakin dekat dengan umat-Nya.

H. Tata Cara Melakukan Adorasi

Dalam Adorasi Ekaristi menjadi kebebasan orang untuk mengungkapkan akan apa yang ingin dicurahkan bersama Yesus. Memang ada tatanan khusus di awal, namun akan ada banyak waktu bebas yang bisa digunakan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Memang ada rumusan doa khusus untuk Adorasi Ekaristi. Namun bukan berarti orang tidak boleh mendaraskan doa yang lain seperti misalnya doa Rosario atau atau doa- doa yang lain. Rituale Romanum memberi kelonggaran bagi umat untuk mendaraskan doa-doa devosi untuk mengisi doa di depan Sakramen Mahakudus dengan catatan selaras dengan misteri iman akan Yesus Kristus. Walaupun demikian, Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang juga menerbitkan buku doa untuk Adorasi Ekaristi Pujian Kepada Sakramen Mahakudus Komisi Liturgi KAS:Kanisius,1998. Adorasi Ekaristi menjadi sarana bertemu dan menjadi lebih dekat dengan Tuhan. Pada prakteknya dalam Adorasi ini orang tidak harus selalu berdoa. Para pelaku Adorasi bahkan cukup hanya duduk dan hening dalam hadirat Tuhan yang hadir dalam Sakramen Mahakudus. Terkadang bahkan para pelaku Adorasi tertidur di dalam kapel Adorasi. Hal ini menjadi sesuatu yang sebenarnya tidak buruk. Pelaku Adorasi yang tertidur mengindikasikan bahwa mereka merasakan kenyamanan serta kedamaian berada dekat dengan Tuhan. 31 Menurut E. Martasudjita, 20007:36 dalam bukunya urutan tata cara Adorasi Ekaristi adalah sebagai berikut: 1. Pentakhtaan yakni sakramen Mahakudus dimasukkan ke dalam Monstran dan ditakhtakan. 2. Adorasi atau sembah sujud yang terdiri atas: bacaan dari Kitab Suci, doa-doa dan nyanyian-nyanyian, homili atau renungan singkat, waktu hening secukupnya. 3. Pemberkatan dengan Sakramen Mahakudus, yang biasanya didahului dengan Tantum Ergo dan doa singkat, dan sesudahnya doa Terpujilah Allah. 4. Mengembalikan Sakramen Mahakudus ke Tabernakel. Tata cara tersebut biasa digunakan dalam Adorasi Ekaristi 30 menit atau lebih pada pentakhtaan singkat. Selebihnya waktu bisa diisi dengan doa-doa devosi yang lain atau sekedar mencurahkan isi hati kepada Tuhan untuk memperoleh penguatan moril. Hal ini mengacu kepada sabda Yesus,” Marilah kepada-Ku semua yang letih, lesu, dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan bagimu”Mat11:28. Adorasi Ekaristi sungguh sangat bermanfaat. Ketika para pelaku Adorasi Ekaristi ini merasa hidupnya dalam himpitan masalah yang cukup berat, sering kali mereka mencurahkan semua kepada Tuhan yang dalam rupa Sakramen Mahakudus. Setelah itu mereka akan memperoleh penghiburan dan kelegaan. Tidak jarang secara tidak disangka mereka menjumpai solusi untuk masalah-masalah mereka.