Singkatan Kitab Suci Singkatan Dokumen Resmi Gereja
3
dari dunia. Bukan berarti hal tersebut menjadi akhir perjuangan bagi Gereja. Masih
banyak perjuangan
untuk mempertahankan
kedaulatan dan
mempertahankan anggota-anggota Gereja. Menyadari akan hal itu, perlu disadari bahwa perlu ada “senjata” untuk
menghadapi tantangan-tantangan jaman tersebut. Selain tindakan nyata yang berlandaskan cinta dan kasih sayang, tentu senjata utama yang harus dimiliki
adalah doa dan devosi. Ada banyak devosi yang dimiliki Gereja. Sebut saja devosi kepada Bunda Maria dan devosi Sakramen Maha Kudus sebagai contohnya.
Devosi kepada Sakramen Mahakudus saat ini cukup gencar dilakukan di berbagai daerah. Salah satu bentuk devosi yang sering dilakukan adalah Adorasi
Sakramen Mahakudus. Banyak yang menyatakan bahwa hati terasa lebih nyaman dan lega setelah berhadapan secara langsung dengan Allah dalam wujud
Sakramen di kapel-kapel Adorasi. Selain itu tidak sedikit juga yang menyatakan telah merasakan anugerah dari Allah setelah melakoni Adorasi secara berturut-
turut. Munculnya kesaksian-kesaksian pasca Adorasi mampu menguatkan iman
umat Gereja. Anugerah yang muncul dari adorasi bukan semata untuk individu yang beradorasi tetapi nyata untuk orang-orang lain di seluruh penjuru dunia.
Kasih Allah memancar dari kapel Adorasi tersebut secara langsung dan menyentuh hati setiap manusia. Kesaksian-kesaksian pasca adorasi menjadi
pendorong semangat yang nyata bagi umat Allah dan hal inilah yang semakin menguatkan iman akan Dia.
4
Adorasi juga menjadi wujud cinta dan kasih manusia kepada Allah. Ajakan untuk berjaga selama satu jam ini menjadi ajakan secara langsung dari
Yesus kepada umat Allah. Injil Markus dan Matius menyatakan secara gamblang ajakan ini. Ketika itu Yesus memasuki masa-masa akhir kebersamaan dengan para
rasul karena setelah itu Yesus ditangkap dan sampai pada akhirnya dihukum salib hingga wafat.
Oleh karena itu, adorasi bukan hanya menjadi senjata yang ampuh untuk menghadapi masa-masa penuh tantangan ini namun juga menjadi sarana
penyempurnaan cinta kasih Gereja terhadap Allah. Menjelang akhir masa hidupnya, Yesus tidak meminta dipuji dan disembah. Yesus hanya meminta
sesuatu yang sederhana, ditemani. Sebagai individu yang mengasihi Yesus, tentu kita tidak akan sanggup mentidakkan permintaan sederhana yang penuh makna
tersebut. Kristus adalah Tuhan yang transenden sekaligus Tuhan yang Imanen. Ia
begitu tinggi dan agung serta jauh di luar nalar logika,namun Ia juga dekat sebagai sahabat dan guru. Melalui Ekaristi berati menyembah Tuhan yang tinggi dan
agung. Melalui Adorasi Ekaristi ini bukan hanya menyembah dan mengagumi Tuhan, namun juga bermain dan bercengkerama secara langsung dengan Tuhan
dalam rupa Sakramen sebagai sahabat-Nya. Menjadi sahabat yang ada untuk menemani dan berkenan ditemani-NYA. Dalam bukunya yang berjudul: Menimba
Rahmat Adorasi Rm. Fl. Hartanta dkk memaparkan dan memunculkan kisah dan
kesaksian-kesaksian tentang Adorasi Ekaristi Hartanta, 2012: 101-164. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI