Sejarah dan Pengertian Adorasi Ekaristi

25 berhadapan dengan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat accidental yang membuat pelaku Adorasi Ekaristi ini tidak hadir dalam gilirannya. Terkadang pula cukup sering para pelaku Adorasi Ekaristi harus mengadu komitmen dan rasa rindu kepada Tuhan dengan rasa lelah, jenuh, dan bosan. Hambatan-hambatan tersebut tentu membawa konsekuensi pada pelaku Adorasi Ekaristi tersebut dan yang lain. Salah satu konsekuensi yang cukup adil adalah dengan membicarakan hal tersebut dengan sesama pelaku Adorasi Ekaristi sehingga memungkinkan untuk bertukar jadwal sementara. Terkadang faktor cuaca khususnya hujan juga membuat pelaku merasa lebih nyaman untuk tetap berada di rumah. Sebenarnya pada saat-saat seperti itulah cinta seseorang kepada Tuhan diuji.

F. Waktu Untuk Adorasi

Waktu untuk melakukan Adorasi Ekaristi sesungguhnya menjadi hal yang sangat fleksibel. Setiap orang memiliki hak untuk menentukan sendiri waktu yang akan diluangkan untuk bersama dengan Yesus. Terkadang orang menganggap Adorasi Ekaristi sama halnya dengan Visitatio Sanctissimi atau kunjungan kepada Sakramen Mahakudus. Namun sebenarnya ada perbedaan antara Adorasi dan kunjungan kepada Sakramen Mahakudus. Durasi waktu untuk kunjungan kepada sakramen Mahakudus relatif lebih singkat dan dilakukan disela-sela kegiatan waktu senggang tanpa ada susunan tata cara yang khusus sedangkan pada Adorasi Ekaristi orang benar-benar menyisihkan waktu untuk bersama dengan Tuhan dan memiliki tata cara tersendiri. Visitasi atau kunjungan kepada Sakramen Mahakudus berkembang 26 sejak abad XII dengan adanya tulisan yang ditunjukkan kepada beberapa rubiah yang tinggal di dekat gereja: Arahkanlah pikiran-pikiranmu kepada Tubuh dan Darah Tuhan yang mulia di atas altar dan berlututlah di hadapanNya. Dan ucapkanlah: salam wahai Dikau Sang Pencipta Salam betapa mulia penebusan kami Salam, penuhilah harapan kami”Martasudjita, 2005:432. Makna visitasi bisa diartikan sebagai wujud rasa hormat umat beriman kepada Sakramen Mahakudus yang berada di dalam Tabernakel atas karya penebusan Tuhan kita Yesus Kristus yang hadir di dalam perayaan Ekaristi. Durasi waktu Adorasi adalah satu jam penuh. Waktu tersebut dipilih sendiri secara merdeka. Yang terpenting adalah bisa bersama-sama dengan Tuhan selama satu jam tersebut. Perkembangan lebih lanjut dari Adorasi Ekaristi adalah Adorasi Ekaristi abadi. Adorasi Ekaristi abadi dilakukan secara personal atau pribadi dimana setiap orang mendapat waktu satu jam untuk bersama Yesus. Setelah satu jam orang tersebut akan digantikan oleh orang yang lainnya juga selama satu jam. Hal tersebut berlaku terus menerus selama 24 jam dalam satu hari, 7 hari dalam satu minggu dan seterusnya. Untuk mempermudah, diambil sebuah ilustrasi singkat. Sebut saja Richard beradorasi pada hari Senin pukul 12.00 WIB- 13.00 WIB. Kemudian Clara akan beradorasi pada pukul 13.00 WIB- 14.00 WIB pada hari yang sama. Dengan kata lain, Clara menggantikan Richard untuk berjaga bersama dengan Tuhan. Selanjutnya Clara pun akan digantikan oleh orang yang lain lagi. Demikian terus menerus sehingga waktu 24 jam dalam sehari bisa terpenuhi oleh orang yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 berbeda-beda, selanjutnya proses tersebut terus berjalan secara berulang-ulang selama 7 hari dalam satu minggu, 30 hari selama satu bulan, dan sampai waktu yang tidak terbatas. Waktu yang idealnya satu jam mengacu kepada pertanyaan Yesus kepada para Rasu l ketika di Getsemani: “Tidakkah kalian bisa berjaga satu jam saja bersama- sama dengan aku?” dan hal ini menunjukkan bahwa Tuhan juga memiliki kerinduan untuk bersama secara intim dengan umat-Nya. Adorasi Ekaristi terkadang berbenturan dengan masalah jumlah umat yang tidak mencukupi untuk memenuhi waktu 24 jam. Bagaimanapun Adorasi adalah masalah kerinduan untuk bersama dengan Tuhan, tentu tidak ada yang boleh dan bisa memaksa seseorang untuk beradorasi. Apabila hal ini terjadi, maka Sakramen boleh disimpan kembali pada waktu yang sudah disepakati bersama. Seperti pada yang tertulis pada buku karya Rm. E. Martasudjita, Pr. 2007:36. Bilamana pentakhtaan terus-menerus tidak mungkin dilaksanakan, seperti karena jumlah umat yang hadir tidak mencukupi dalam kasus Adorasi Sehari atau Adorasi Abadi, Sakramen Mahakudus boleh disimpan kembali dalam tabernakel pada jam-jam yang sudah ditentukan dan diumumkan sebelumnya.

G. Tempat Adorasi

Tempat untuk melakukan Adorasi pada umumnya berada di kapel atau gereja. Tempat untuk melakukan Adorasi hendaklah menjadi tempat yang tenang dan aman. Mengapa untuk melakukan Adorasi memerlukan tempat yang tenang dan hening? Karena dalam melakukan adorasi orang perlu membangun diri dan konsentrasi untuk berhadapan dengan Allah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 Keperluan ketika melakukan Adorasi adalah untuk berjumpa dengan Tuhan dan memuaskan rasa rindu kepada-Nya. Adapun juga berhak berdoa memohon untuk kehidupan orang itu sendiri. Karena tujuan yang pertama dan utama adalah untuk berjumpa dengan Tuhan, maka tidaklah menjadi perlu untuk bercakap-cakap dengan orang lain apabila Adorasi ini dilakukan secara bersama- sama atau komunal biasanya terjadi pada saat pembukaan dan penutupan adorasi. Ada ungkapan bahwa Tuhan bisa dijumpai dimana saja, bahkan di tengah- tengah keramaian. Hal tersebut memang benar. Dimanapun dan apapun yang orang lakukan, maka akan bertemu dengan Tuhan apabila mau mencari dan atau menyadari. Namun, ketika berhadapan dengan Tuhan, cukuplah bercakap-cakap dengan Tuhan saja dari hati ke hati. Sebab dari itu tempat untuk melakukan Adorasi secara otomatis akan menjadi tempat yang hening dan tenang. Umat di wilayah Kleben, Paroki St. Petrus dan St. Paulus Klepu melakukan Adorasi Ekaristi abadi dengan dua cara. Masing-masing cara dibedakan dari tempatnya. Cara pertama dilakukan dari kapel Adorasi yang ada di kapel wilayah tersebut. Cara kedua adorasi secara berkeliling setiap lingkungan. Dalam metode ini, kapel Adorasi menggunakan salah satu ruangan dalam rumah milik warga yang bersedia. Perlu diketahui, Wilayah kleben terdiri atas lima lingkungan, antara lain: Lingkungan Sta. Maria kleben, Lingkungan St. Thomas Aquinas Jering Kulon, Lingkungan St. Yosef Kleben, Sta. Theresia Jering Tengah, dan St. Martinus Jering Wetan. Pada masing-masing lingkungan telah tersedia beberapa rumah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 yang mana telah disediakan untuk menjadi kapel Adorasi. Hal ini tentu sudah melalui persetujuan dari pemilik rumah tersebut. Alasan dari metode tersebut adalah untuk membawa Tuhan menjadi lebih dekat dengan umat-Nya. Tentu perludiingat ratapan Yesus pada Injil Lukas 13: 34B,” Berkali- kali aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak- anaknya di bawah sayapnya...” Sabda tersebut menunjukkan betapa rindunya Tuhan untuk bisa bersama-sama dengan umat-Nya. Mengacu pada Lukas 13:34B tersebut dan bersambut dengan rasa rindu umat di Wilayah Kleben maka melalui peran Rm. Patrick Barry dirintislah metode Adorasi Ekaristi Abadi berkeliling lima lingkungan dalam satu wilayah tersebut.Mungkin timbul juga pe rtanyaan, “bukankah sudah ada Adorasi Ekaristi Abadi juga di kapel, tidakkah itu saja cukup?”, maka jawabannya jelas: kalau bisa membawa Tuhan lebih dekat dengan umat-Nya, kenapa tidak? Mengingat di wilayah tersebut terdapat beberapa umat yang sudah lanjut usia dan juga sakit- sakitan yang mana tidak memungkinkan untuk berkunjung ke kapel maka adanya Adorasi Ekaristi Abadi di lingkungan ini tentu sangat membantu. Mereka yang sebelumnya harus memendam rasa rindu kepada Tuhan karena sakit atau alasan lain menjadi bisa berjumpa dengan Tuhan dan melampiaskan ungkapan rindu masing-masing. Penataan ruangan untuk menjadi kapel Adorasi Ekaristi Abadi di rumah penduduk juga cukup sederhana, yang wajib tersedia adalah meja dan lilin. Selebihnya, Hosti Suci akan dikirim oleh prodiakon dengan keadaan sudah di