Jika sig 0,05 maka Ho ditolak terdapat hubungan antara dua variabel b.
Melihat nilai koefisien korelasi untuk mengukur kekuatan suatu hubungan antar variabel.
1 Korelasi positif + berarti jika variabel X naik, maka variabel Y juga
akan bertambah naik. 2
Korelasi - berarti jika variabel X mengalami kenaikan, maka Y mengalami penurunan
Nilai koefisien korelasi dapat menentukan keeratan hubungan antar variabel yang digunakan. Berikut pedoman yang digunakan untuk menafsirkan
hasil koefisien korelasi : Tabel.3.2 Pedoman menentukan tingkat keeratan korelasi
Interval koefisien r Tingkat hubungan
0,00 sampai dengan 0,20 Keeratan sangat lemah
0,21 sampai dengan 0,40 Keeratan lemah
0,41 sampai dengan 0,70 Keeratan kuat
0,71 sampai dengan 0,90 Keeratan sangat kuat
0,91 sampai dengan 0,00 Keeratan kuat sekali
1 Sempurna
Sumber : Surjaweni,2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang sudah diperoleh, maka dalam bab ini akan disajikan analisis hasil dan pembahasan. Hasil dan pembahasan akan dikelompokkan
menjadi tiga subbab yaitu pola konsumsi remaja, status gizi di kalangan pelajar dan pengaruh variasi dan frekuensi penggunaan bahan pangan terhadap status gizi
di kalangan pelajar. Pola konsumsi remaja dianalisi dari hasil formulir FFQ food frequency questionaire untuk melihat variasi dan frekuensi penggunaan bahan
pangan serta variasi konsumsi pangan berdasarkan bahan pangan.
A. Pola Konsumsi pangan di kalangan pelajar
Pola konsumsi pangan dianalisis menggunakan statistik deskriptif untuk mengetahui gambaran secara umum data variasi dan frekuensi pangan serta
variasi konsumsi berdasarkan bahan pangan di kalangan pelajar
1. Variasi dan Frekuensi Pangan di Kalangan Pelajar
Variasi konsumsi pangan yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi enam kategori frekuensi makan yaitu kategori A, B, C, D, E dan F. Bahan
makanan dan minuman dikelompokkan menjadi makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran, buah-buahan, makanan komersial, dan minuman.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan dapat di ketahui variasi konsumsi pangan di kalangan pelajar khususnya di SMA N 8 Yogyakarta dan SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.1 Variasi dan Frekuensi Pangan SMA N 8 dan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Bahan makanan minuman
Jenis Pangan Skor
kategori Kategori
frekuensi makan
Makanan Pokok 1.
Nasi putih 335
A 2.
Nasi merah 82
E 3.
Jagung 88
E 4.
Singkong 100
E 5.
Kentang 165
D 6.
Mie non mie instan 146
D 7.
Roti 224
C
Lauk hewani 1. Daging
240 C
2. Ayam 259
B 3. Telur
269 B
4. Ikan 208
C 5.Seafood udang ,cumi
162 D
Lauk nabati 1. Tahu
241 B
2. Tempe 270
B
Sayuran 1. Bayam
189 C
2. Kangkung 192
C 3. Brokoli
179 D
4. Sawi 194
C 5. Daun singkong
145 D
6. Kacang panjang 157
D 7. Buncis
164 D
8. Wortel 231
C 9. Lainnya
183 C
Buah-buahan 1. Jeruk
216 C
2. Apel 233
C 3. Mangga
215 C
4. Pisang 209
C 5. Semangka
162 D
6. Melon 161
D 7. Alpukat
149 D
8. Jambu biji 136
D 9. Anggur
138 D
10. Lainnya 233
C PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Frekuensi penggunaan variasi bahan pangan berdasarkan Tabel 4.1 dikelompokan menjadi enam tingkatan dengan kategori frekuensi pangan A, B, C,
D, E, F yang masing-masing memiliki skor interval yang diperoleh dari hasil survey kebiasaan konsumsi pangan responden siswa. Berikut tabel kategori
pengelompokan variasi bahan pangan serta jenis bahan pangan yang dikonsumsi siswa
Tabel 4.2. Kategori A dengan skor interval 331-360
Bahan makanan minuman
Jenis Pangan Skor
kategori Kategori
frekuensi makan
Makanan komersial 1.Fried chicken
190 C
2. Donat 148
D 3. Humburger
133 D
4. Pizza 131
D 5. Mie instan
168 D
Minuman 1. Softdrink
193 C
2. Kopi 149
D 3. Susu
240 C
4. Teh manis 227
C 5. Teh tawar
115 E
6. Sirup 116
E 7.Minuman sachet
164 D
8. Jus sup buah 203
C
Total 4228
Kelompok Bahan Pangan Jenis Bahan Pangan
Makanan pokok Nasi putih
Lauk hewani -
Lauk nabati -
Sayuran -
Buah-buahan -
Makanan komersial -
Minuman -