Variasi dan Frekuensi Pangan di Kalangan Pelajar

dan minuman. Makanan Pokok terdiri dari kentang dan mie non instan , Lauk hewani terdiri dari seafood udang dan cumi , Sayuran terdiri dari brokoli, daun singkong, kacang panjang, buncis dan wortel, Buah-buahan terdiri dari semangka, melon, alpukat, jambu biji dan anggur, Makanan komersil terdiri dari donat, humburger, pizza dan mie instan, minuman terdiri dari kopi dan minuman sachet. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa hampir semua jenis bahan makanan masuk dalam frekuensi kategori D kecuali dari kelompok bahan makanan lauk nabati. Tabel 4.5 Kategori D dengan skor interval 121-180 Kelompok Bahan Pangan Jenis Bahan Pangan Makanan pokok Kentang, Mie Non Instan Lauk hewani Seafood udang, cumi Lauk nabati - Sayuran Brokoli, Daun Singkong, Kacang Panjang, Buncis Buah-buahan Semangka, Melon, Alpukat, Jambu Biji dan Anggur Makanan komersial Donat, Humburger, Pizza dan Mie Instan Minuman Kopi dan Minuman Sachet Makanan yang dikelompokan ke dalam kategori E adalah makanan yang dikonsumsi 1 x sebulan. Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa variasi makanan yang masuk ke dalam kategori E dengan jumlah skor 61 sampai 120 adalah makanan pokok dan minuman. Makanan Pokok terdiri dari nasi merah, jagung dan singkong, Minuman terdiri dari teh tawar dan sirup. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis bahan makanan yang masuk dalam frekuensi kategori E hanya dari kategori makanan pokok dan minuman saja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.6 Kategori E dengan skor interval 61-120 Kelompok Bahan Pangan Jenis Bahan Pangan Makanan pokok Nasi Merah, Jagung dan Singkong Lauk hewani - Lauk nabati - Sayuran - Buah-buahan - Makanan komersial - Minuman Teh Tawar dan Sirup Makanan yang dikelompokan kedalam kategori F dengan skor 0-60 adalah makanan yang tidak pernah dikonsumsi. Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa tidak ada variasi makanan yang masuk kedalam frekuensi kategori tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua jenis bahan pangan yang masuk dalam kelompok bahan pangan dalam penelitian ini pernah dikonsumsi oleh pelajar walaupun dalam frekuensi kategori yang berbeda. Tabel 4.7 Kategori F dengan skor interval 0 - 60 Kelompok Bahan Pangan Jenis Bahan Pangan Makanan pokok - Lauk hewani - Lauk nabati - Sayuran - Buah-buahan - Makanan komersial - Minuman -

2. Variasi kosumsi pangan berdasarkan bahan makanan

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan nilai skor tertinggi diperoleh dari jenis makanan pokok yaitu nasi putih yakni sebesar 335 dan nilai terendah untuk nasi merah yakni sebesar 82. Hal ini berarti bahwa nasi putih menjadi pilihan utama untuk menjadi makanan pokok bagi pelajar di SMA Pangudi Luhur dan SMA N 8. Jika dilihat dari total skor untuk masing-masing jenis makanan, dapat dilihat bahwa angka tersebut menunjukan frekuensi bahan pangan yang dikonsumsi siswa sangat bervariasi sesuai dengan tingkat kesukaan terhadap jenis makanan tertentu. a Makanan pokok Makanan pokok merupakan makanan yang setiap hari kita konsumsi untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Jika dilihat dari pengelompokan nama bahan pangan dari makanan pokok, nasi putih memiliki jumlah skor tertinggi yaitu sebesar 335. Hal ini berarti tingkat konsumsi nasi putih siswa kelas XI lebih dari 1x hari atau 6-10 x seminggu Makanan pokok tergolong kedalam sumber utama karbohidrat sebagai penghasil energi dalam tubuh. Karbohidrat dalam makanan dibagi menjadi monosakarida glukosa, fruktosa, galaktosa, disakarida sukrosa, maltosa, laktosa, dan polisakarida amilumpati dan glikogen. Jika kekurangan karbohidrat dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan jaringan, kekurangan glukosa dalam darah, dan lain-lain, sedangkan kelebihan karbohidrat dapat menyebabkan kegemukan karena sebagian dari karbohidrat akan disimpan dalam bentuk lemak sebagai cadangan energi. b Lauk hewani Berdasarkan kelompok bahan pangan dari lauk hewani, telur memiliki jumlah konsumsi paling banyak dibandingkan sumber lauk hewani yang lain yaitu sebesar 269. Hal ini berarti frekuensi penggunaan bahan lauk hewani telur minimal 1 x sehari atau 4-6 x seminggu. Lauk hewani merupakan salah satu sumber protein hewani yang mengandung semua jenis asam amino esensial dalam proporsi yang sesuai untuk keperluan pertumbuhan sehingga protein hewani disebut juga sebagai protein komplit di dalam tubuh. Lauk hewani seperti telur merupakan sumber diet protein yang baik karena jika kelebihan asupan protein dalam tubuh dapat mengakibatkan obesitas sedangkan jika kekurangan asupan protein, tubuh akan mengalami kegagalan pertumbuhan atau terjadi kurang energi protein KEP. Selain mengandung protein, lauk hewani juga mengandung lemak yang merupakan sumber asam lemak esensial yang diperlukan pada masa pertumbuhan sebagai suplai energi yang berkadar tinggi dan sebagai pengangkut vitamin di dalam lemak. c Lauk nabati Lauk nabati merupakan semua bahan makanan sumber lauk pauk nabati yang biasanya dikenal sebagai sumber protein nabati. Sebagian besar sumber yang terkandung di dalam protein nabati kecuali kacang kedelai dan kacang-kacangan adalah protein tidak komplit, artinya protein yang terkandung didalam bahan makanan mengandung asam amino esensial dalam jumlah yang kurang. Jenis bahan pangan dalam penelitian ini tergolong ke dalam jenis protein komplit artinya mengandung asam amino dalam porsi yang sesuai untuk keperluan pertumbuhan. Sumber lauk nabati yang terdaftar dalam tabel frekuensi penggunaan bahan pangan dalam penelitian ini adalah tahu dan tempe. Berdasarkan kelompok bahan pangan dari lauk nabati, tempe memiliki jumlah konsumsi paling banyak dibandingkan sumber lauk hewani yang lain yaitu sebesar 270. Hal ini berarti frekuensi penggunaan bahan lauk nabati yaitu tempe minimal 1 x sehari atau 4-6 x seminggu. Berdasarkan penilaian mutu protein, makanan yang mempunyai nilai NB nilai biologik 70 atau lebih dianggap mampu mendukung proses pertumbuhan bila dimakan dalam jumlah yang cukup dan konsumsi energi yang mencukupi. kelompok kacang kedelai atau kacang- kacangan memiliki nilai NB nilai biologik 73, artinya dengan mengkonsumsi tempe, minimal 1 x sehari sudah mampu memenuhi kebutuhan asam amino untuk menghasilkan protein yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan pemiliharaan. d Sayuran Sayur merupakan semua jenis tanaman atau bagian tanaman yang kaya akan serat serta mengandung sumber vitamin. Serat merupakan komponen jaringan terpenting dari sayur-sayuran karena sayuran dapat berasal dari akar, batang maupun daun tumbuhan. Serat makanan mengandung selulosa yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan manusia namun dapat membuat tubuh merasa kenyang kebih lama. Selain itu, serat dibutuhkan oleh tubuh untuk membantu fungsi saluran cerna melalui aktivitas rangsangan didalam usus sehingga mempermudah proses pembuangan dari usus besar. Setiap jenis sayuran memiliki warna, rasa, aroma dan kekerasan yang berbeda-beda, sehingga bahan pangan sayur-sayuran dapat menambah variasi makanan. Berdasarkan data dari Tabel 4.1 frekuensi penggunaan bahan sayuran, wortel memiliki jumlah skor paling tinggi yaitu sebesar 231 atau dikonsumsi 3-6 kali minggu. Wortel merupakan salah satu sumber vitamin A dalam kandungan zat makanan yang berfungsi untuk diferensiasi sel, pertumbuhan dan perkembangan tubuh, fungsi kekebalan tubuh serta berperan dalam proses reproduksi. Kandungan nilai vitamin A pada wortel berdasarkan analisis bahan makanan adalah 3600 RE Retinol Ekivalen sedangkan berdasarkan angka kecukupan gizi vitamin A yang dianjurkan untuk Indoesia terutama pada usia remaja 16 –19 tahun adalah 700 RE Retinol Ekivalen Almatsier.2009 artinya dengan frekuensi konsumsi 3-6 kali minggu, asupan vitamin A dalam wortel sudah terpenuhi untuk pemiliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup. e Buah-buahan Buah –buahan merupakan bahan pangan yang termasuk penting dan semestinya ada dalam daftar menu makanan sehari-hari. Buah mengandung berbagai sumber nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh contohnya protein, vitamin, mineral dan serat. Berdasarkan data dari Tabel 4.1 frekuensi penggunaan buah-buahan yang paling banyak dikonsumsi adalah buah apel dan jenis buahan lainnya yaitu buah di luar dari tabel frekuensi penggunaan bahan pangan sumber buah-buahan misalnya buah naga, buah pir, buah strawbery, dan lain-lain. Skor total yang diperoleh dari buah apel dan jenis lain dari buah-buah yang dikonsumsi sebesar 233 atau minimal dikonsumsi 3-6 kali minggu. Berdasarkan TGS Tumpeng Gizi Seimbang anjuran konsumsi buah adalah 2-3 porsi dimana dalam satu porsinya mengandung 50 gram zat gizi, 50 kalori dan 10 gram karbohidrat. Kebiasaan para siswa yang sebagian besar mengkonsumsi buah 3-6 kali minggu, berarti kemungkinan besar siswa mengkonsumsi buah minimal 2 hari sekali dalam seminggu. Jumlah dan porsi konsumsi masing-masing individu pasti berbeda, jika kandungan zat gizi di dalam buah sudah mencukupi zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk 2-3 porsi, maka frekuensi mengkonsumsi makanan tersebut dapat dikatakan mencukupi kebutuhan gizi karena pada intinya definisi gizi seimbang adalah makanan yang cukup mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk beraktivitas dan menjaga kesehatan tubuh. f Makanan komersial Makanan komersial dimaksudkan untuk jenis-jenis makanan yang kualitas dan cita rasanya sangat diperhatikan serta tergolong ke dalam harga cukup mahal. Makanan seperti ini biasanya sering ditemui di restauran, cafe, dan lain-lain. Jenis makanan komersial yang digunakan dalam penelitian ini adalah makanan yang tergolong kedalam makanan cepat saji seperti Fried chicken, donat, humburger, pizza dan mie instan. Berdasarkan data dari Tabel 4.1 frekuensi penggunaan makanan komersial yang paling banyak adalah Fried chicken yaitu sebesar 190. Hal ini berarti penggunaan bahan pangan komersil adalah 3-6 kali minggu. Makanan yang tergolong kedalam makanan komersil merupakan makanan yang sangat mudah mempengaruhi minat para remaja untuk mencobanya

Dokumen yang terkait

Hubungan Ketahanan Pangan Keluarga dengan Status Gizi Keluarga Buruh Kayu di Kampung Kotalintang Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh Tahun 2014

4 44 137

Pola Konsumsi Pangan Dan Status Gizi Supir Angkot Rahayu Medan Ceria Trayek 104 Di Kota Medan

0 58 7

Gambaran Pola Konsumsi Pangan Dan Status Gizi Anak Balita Penderita Diare Di Ruang Anak RSU Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai Tahun 2008

0 66 64

Gambaran Pengetahuan Gizi, Pola Konsumsi Pangan Dan Status Gizi Pada Supir Angkot Rahayu Medanceria Trayek 104 Di Kota Medan Tahun 2008

0 48 80

Hubungan Pola Konsumsi, Ketersediaan Pangan, Pengetahuan Gizi Dan Status Kesehatan Dengan Kejadian Kek Pada Ibu Hamil Di Kabupaten Simalungun 2008

13 92 114

Hubungan perilaku nongkrong, pola konsumsi Fast Food, dan indeks massa tubuh dengan kadar gula darah siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur dan SMAN 8 Yogyakarta.

1 6 129

Pengaruh pola konsumsi makanan cepat saji terhadap kadar kolesterol siswa kelas XI SMA Negeri 8 dan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

1 5 137

Pengaruh kemampuan berbahasa, kemampuan matematis dan penguasaan konsep fisika terhadap kemampuan mengerjakan soal fisika pada bahasan kinematika di kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu dan kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 0 153

SUMBANGAN REKOLEKSI TAHUNAN TERHADAP MOTIVASI PENGEMBANGAN POTENSI DIRI PARA SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA SKRIPSI

0 2 128

PENGARUH KEMAMPUAN BERBAHASA, KEMAMPUAN MATEMATIS DAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA TERHADAP KEMAMPUAN MENGERJAKAN SOAL FISIKA PADA BAHASAN KINEMATIKA DI KELAS XI IPA SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU DAN KELAS XI IPA 2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA

0 1 151