Berdasarkan TGS Tumpeng Gizi Seimbang anjuran konsumsi buah adalah 2-3 porsi dimana dalam satu porsinya mengandung 50 gram zat gizi,
50 kalori dan 10 gram karbohidrat. Kebiasaan para siswa yang sebagian besar mengkonsumsi buah 3-6 kali minggu, berarti kemungkinan besar siswa
mengkonsumsi buah minimal 2 hari sekali dalam seminggu. Jumlah dan porsi konsumsi masing-masing individu pasti berbeda, jika kandungan zat gizi di
dalam buah sudah mencukupi zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk 2-3 porsi, maka frekuensi mengkonsumsi makanan tersebut dapat dikatakan mencukupi
kebutuhan gizi karena pada intinya definisi gizi seimbang adalah makanan yang cukup mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
beraktivitas dan menjaga kesehatan tubuh. f
Makanan komersial Makanan komersial dimaksudkan untuk jenis-jenis makanan yang
kualitas dan cita rasanya sangat diperhatikan serta tergolong ke dalam harga cukup mahal. Makanan seperti ini biasanya sering ditemui di restauran, cafe,
dan lain-lain. Jenis makanan komersial yang digunakan dalam penelitian ini adalah makanan yang tergolong kedalam makanan cepat saji seperti Fried
chicken, donat, humburger, pizza dan mie instan. Berdasarkan data dari Tabel 4.1 frekuensi penggunaan makanan
komersial yang paling banyak adalah Fried chicken yaitu sebesar 190. Hal ini berarti penggunaan bahan pangan komersil adalah 3-6 kali minggu.
Makanan yang tergolong kedalam makanan komersil merupakan makanan yang sangat mudah mempengaruhi minat para remaja untuk mencobanya
karena makanan tersebut cenderung cepat dalam hal penyajiannya. Kebiasaan mengkonsumsi makanan komersial seperti fried chicken, donat, humburger,
pizza dan mie instan dapat menyebabkan remaja rentan sekali dalam masalah gizi seperti anemia, kelebihan berat badan, kekurangan gizi serta penyakit
yang diakibatkan oleh zat-zat tambahan dalam bahan makanan yang merugikan tubuh.
g Minuman
Kebutuhan tubuh lainnya selain makanan adalah minuman. Hal ini menjadi penting agar metabolisme tubuh dapat berjalan secara baik dan
normal sehingga tetap terjaga kelangsungan hidupnya. Minuman yang digunakan pada penelitian ini adalah minuman yang lazim disajikan dan
disukai para remaja sesuai kesukaannya terhadap jenis minuman tersebut. Jenis
–jenis minuman tersebut adalah softdrink, kopi, Susu, Teh manis, Teh tawar, Sirup, Minuman sachet dan Jus sup buah.
Berdasarkan data dari Tabel 4.1 jenis minuman yang paling banyak di minuman adalah susu dengan skor sebesar 240. Hal ini berarti diantara jenis
minuman yang lazim disajikan dan disukai, remaja masih memiliki kesukaan yang besar untuk mengkonsumsi minuman susu. Dilihat dari skor yang ada,
dapat diketahui bahwa frekuensi meminum susu adalah 3-6 kali minggu. Tubuh manusia memerlukan nutrisi seperti karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral. Susu merupakan salah atu sumber nutrisi terbaik yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain sebagai pelengkap, susu juga sebagai
penyempurna makanan yang kita konsumsi sehari-hari karena didalam susu terkandung semua nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat variasi makanan, diketahui bahwa setiap jenis bahan pangan yang dikonsumsi oleh siswa memiliki tingkat variasi
yang berbeda pula. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terjadi terutama pada masa pertumbuhan dan perkembangan siswa seperti kebiasaan
makan, kesukaan terhadap makanan tertentu, lingkungan keluarga dan status ekonomi orang tua, tempat tinggal maupun pergaulan. Semakin bervariasi
makanan yang dikonsumsi, maka kandungan zat gizi dalam makanan tersebut diharapkan akan mencukupi terpenuhnya kebutuhan gizi dalam tubuh. Kebutuhan
gizi dalam tubuh harus pula disesuaikan dengan prinsip Nutrition Guide For Balance Diet yang telah disepakati bersama dalam konferensi pangan sedunia di
Roma tahun 1992. Prinsip tersebut di Indonesia dikenal dengan pedoman gizi seimbang PGS yang menyediakan pedoman makan dan berperilaku sehat bagi
seluruh masyarakat. Pemenuhan kebutuhan gizi seimbang dalam tubuh melalui konsumsi makanan yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai
kebutuhan tubuh, memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih serta selalu memperhatikan berat badan normal.
B. Status Gizi di SMA Pangudi Luhur dan SMAN 8 Yogyakarta
Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam
tubuh. Untuk mengetahui status gizi seseorang maka ada kategori ambang batas indeks massa tubuh IMT yang digunakan. Dalam penelitian ini, indeks massa
tubuh yang digunakan adalah tinggi badan dan berat badan. Berdasarkan hasil pengukuran, diketahui data mengenai rata-rata berat badan dan tinggi badan
responden sebagai berikut Tabel. 4.8. Rata-rata IMT siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur dan SMAN 8
Yogyakarta
Rata-rata SMA Pangudi
Luhur SMA N 8
Yogyakarta Rata-rata
total
Tinggi badan cm 166,76
166,6 166,68
Berat badan kg 64,98
57,18 61,08
Status gizi pelajar kelas XI di SMA Pangudi Luhur dan SMA N 8 Yogyakarta dapat dilihat pada gambar 4.1. Pada gambar tersebut diketahui
persentase dan jumlah siswa yang masuk ke dalam kategori status gizi kurus berat, kurus ringan, normal, gemuk ringan dan gemuk berat
Gambar 4.1. Persentase status gizi responden PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.1. menunjukan data status gizi di SMA Pangudi Luhur dan SMA N 8 Yogyakarta dengan menggunakan perhitungan indeks antropometri
tubuh dari data kuisioner berat badan serta tinggi badan siswa dari kedua sekolah. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas siswa kelas XI
memiliki status gizi normal yakni mencapai 35 orang atau 58 dari total siswa kedua sekolah sebanyak 60 orang. Siswa yang tergolong kedalam status gizi kurus
berat sebanyak 6 orang atau sekitar 10 , siswa yang kurus ringan dan gemuk berat memiliki jumlah yang sama yaitu masing-masing 7 orang atau sekitar 12
sedangkan siswa dengan status gizi gemuk ringan sebanyak 5 orang atau sekitar 8.
Status gizi normal terjadi bila tubuh memperoleh asupan zat-zat gizi yang mencukupi kebutuhan tubuh sehingga memungkinkan tubuh untuk melakukan
proses pertumbuhan dan perkembangan terutama yang terjadi pada usia remaja. Gizi kurang dapat terjadi karena seseorang mengalami kekurangan satu atau lebih
zat gizi di dalam tubuh Almatsier, 2001. Pada pengelompokan status gizi, gizi kurang termasuk kedalam kelompok status gizi kurus ringan dan kurus berat.
Status gizi lebih gemuk ringan dan gemuk berat merupakan keadaan tubuh seseorang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, yang terjadi
karena kelebihan jumlah asupan energi yang disimpan dalam bentuk cadangan berupa lemak.
Kekurangan atau kelebihan zat gizi akan berpengaruh terhadap keadaan tubuh seseorang yang dapat menyebabkan efek toksik atau membahayakan di
dalam tubuh sehingga jika hal ini terus dibiarkan akan menyebabkan gangguan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang sangat fatal bagi tubuh bahkan dapat menyebabkan kematian. Gangguan gizi tersebut disebabkan oleh faktor primer dan faktor sekunder. Faktor primer
merupakan faktor yang menjadi pokok dalam permasalahan gizi tersebut terutama dalam hal makanan seperti kurangnya penyediaan pangan, kemiskinan,
ketidaktahuan terhadap pentingnya pola konsumsi pangan yang baik serta nutrisi yang dibutuhkan tubuh, kebiasaaan makan yang salah. Faktor sekunder meliputi
semua kondisi yang menyebabkan zat-zat gizi tidak sampai di sel- sel tubuh setelah makanan dikonsumsi. Misalnya gangguan yang terjadi pada sistem
pencernaan, penggunaan obat-obatan tertentu, adanya penyakit yang diderita sehingga mengganggu metabolisme tubuh serta kondisi kesehatan tubuh yang
kurang baik akibat adanya parasit yang mengganggu proses absorpsi zat-zat gizi dalam tubuh Almatsier, 2006.
C. Pengaruh Variasi Konsumsi Pangan Terhadap Status Gizi
Variasi konsumsi bahan pangan diperoleh dari data keseluruhan kategori bahan pangan yang dikonsumsi masing-masing siswa, kemudian dianalisis guna
mengetahui pengaruhnya terhadap status gizi yang dimiliki oleh siswa. 1.
Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengukur data yang digunakan dalam
penelitian apakah memiliki distribusi normal atau tidak. adalah data
berdistribusi normal, adalah data berdistribusi tidak normal. Jika
probabilitas 0,05 maka diterima sedangkan jika probabilitas ≤ 0,05
maka ditolak.
Berdasarkan hasil uji satu sampel Kolmogorov-Smirnov, tampak bahwa nilai status gizi adalah 2,264 0,05 maka data normal, nilai variasi
konsumsi pangan 0,718 0,05 maka data normal. Nilai probabilitas status gizi dan variasi konsumsi pangan adalah 0,05 dengan demikian berarti
diterima dan ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data variasi
konsumsi bahan pangan dan status gizi berdistribusi normal. Tabel 4.9. Uji satu sampel Kolmogorov-Smirnov
Status Gizi Variasi
Konsumsi Pangan
N 60
60 Normal Parameters
a
Mean 2.9333
1.4087E2 Std. Deviation
1.03934 2.21623E1
Most Extreme Differences
Absolute .292
.093 Positive
.291 .093
Negative -.292
-.040 Kolmogorov-Smirnov Z
2.264 .718
Asymp. Sig. 2-tailed .000
.681 a. Test distribution is Normal
2. Korelasi Product Moment Pearson Analisis pengaruh variasi konsumsi pangan terhadap status gizi di
kalangan Pelajar Kelas XI SMA Pangudi Luhur dan SMAN 8 Yogyakarta digunakan Korelasi Product Moment Pearson. Pada pengujian hipotesis ini
meng gunakan alpha 0,05 α = 5. Jika hasil signifikansi ≤ 0,05 dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh nyata antara variasi konsumsi pangan terhadap status gizi di kalangan Pelajar Kelas XI SMA Pangudi Luhur dan
SMAN 8 Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil uji dengan Korelasi Product Moment Pearson dapat diketahui bahwa variasi konsumsi pangan di kalangan pelajar Kelas XI SMA
Pangudi Luhur dan SMAN 8 Yogyakarta berpengaruh nyata terhadap status gizi. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,000 atau lebih kecil
dari nilai alpha yang digunakan yakni sebesar 0,05 5. Nilai koefisien korelasi r variasi konsumsi pangan dengan status gizi diperoleh yakni sebesar
0,823 yang berati hubungan antar dua variabel tersebut sangat kuat. Semakin bervariasi makanan yang dikonsumsi di Kalangan Pelajar Kelas XI SMA
Pangudi Luhur dan SMAN 8 Yogyakarta sebesar satu satuan maka status gizi akan semakin meningkat sebesar 0,823 satu satuan.
Tabel 4.10. uji korelasi product moment pearson Keterangan
Status gizi Variasi konsumsi pangan
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
N 1
60 0,823
.000 60
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
N 0,823
.000 60
1
60
Hal yang menarik dari hasil penelitian ini bahwa secara umum variasi makanan berpengaruh nyata terhadap status gizi di kalangan pelajar Kelas XI
SMA Pangudi Luhur dan SMAN 8 Yogyakarta. Banyak hal yang dapat menyebabkan hal ini seperti pola makan, jenis makanan, sifat genetik dari para