6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian pangan
Menurut peraturan pemerintah RI nomor 18 tahun 2012, pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, danatau pembuatan
makanan atau minuman. Pangan menjadi kebutuhan dasar bagi setiap inividu untuk dapat menjalankan kehidupan, proses pertumbuhan dan perkembangan
jaringan-jaringan tubuh melalui penyerapan nutrisi dan metabolisme tubuh. Berdasarkan cara memperolehnya, pangan dibedakan menjadi tiga
Saparinto, dkk, 2006 yaitu : a.
Pangan segar
Pangan segar adalah semua sumber pangan yang belum mengalami pengolahan yang dapat dikonsumsi langsung atau tidak langsung dan dapat
menjadi bahan baku pengolahan pangan. Misalnya beras, gandum, sayur- sayuran, buah-buahan, ikan, air dan lain-lain.
b.
Pangan olahan
Pangan olahan adalah makanan atau minuman yang diproses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan guna
mendapatkan makanan yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan masing- masing individu. Contohnya minuman bersoda, minuman beralkohol, jus bua,
gudeg, nasi pecel, gado-gado, Fried chicken, Pizza dan lain-lain.
c.
Pangan olahan tertentu
Pangan olahan tertentu adalah pangan yang diperuntukan bagi orang- orang tertentu yang memiliki kebutuhan akan pangan tersebut guna
memilihara atau menjaga kesehatan tubuh. Misalnya ekstrak kulit manggis untuk mengobatai berbagai macam penyakit.
2. Variasi konsumsi pangan
Variasi konsumsi pangan adalah jenis, jumlah makanan serta ragam bahan pangan yang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu. Makanan yang bervariasi
tentunya akan sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh terutama pada masa pertumbuhan dan perkembangan untuk mencukupi terpenuhnya kebutuhan gizi
dalam tubuh. Untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut, makanan yang sehat dan bervariasi harus sesuai dengan pedoman pola gizi seimbang PGS.
a. Ragam bahan pangan
Ragam bahan makanan itu berhubungan dengan frekuensi makan, dan semua itu bisa kita lihat dari pedoman gizi seimbang. Dalam tumpeng gizi
seimbang TGS, makanan sumber karbohidrat diletakkan sebagai dasar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tumpeng, sumber lemak diletakkan pada puncak TGS karena penggunaanya dianjurkan seperlunya, sumber protein hewani dan nabati diletakkan
berdasarkan level yang sama dibawah puncak tumpeng konsumsi kedua pprotein ini juga dianjurkan dengan porsi yang sama. Dalam TGS sayur dan
buah-buahan dianjurkan dikonsumsi sesering mungkin tiap hari, dalam TGS setiap hari minum air putih paling sedikit 2 liter atau 8 gelas. Dedeh, dkk,
2010. TGS dirancang untuk membantu setiap orang memilih makanan
dengan jenis dan jumlah yang tepat, sesuai dengan berbagai kebutuhan menurut usia dan sesuai dengan keadaan kesehatan. Gizi seimbang bisa
dilihat pada gambar tumpeng dibawah ini :
Gambar 2.1 Tumpeng gizi seimbang Depkes, 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keberagaman bahan pangan yang disusun dalam tumpeng gizi seimbang TGS merupakan usaha pemerintah untuk menyediakan pedoman
makan dan berperilaku sehat bagi seluruh lapisan masyarakat berdasarkan prinsip konsumsi anekaragam pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik
dan mempertahankan berat badan normal. b.
Frekuensi penggunaan bahan pangan Frekuensi penggunaan bahan pangan yaitu penilaian konsumsi pangan
yang dilakukan selama periode tertentu mialnya harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan. Kuisoner atau formulir pengembangan frekuensi
penggunaan bahan pangan disesuaikan dengan prinsip pengembangan FFQ food frequency questionare yaitu kandungan gizi dan frekuensi konsumsi.
FFQ yang digunakan dalam penelitian ini adalah FFQ murni, artinya tidak ada kuntitas porsi makanan secara spesifik yang digunakan.
Pertimbangan kandungan gizi yang dimaksud adalah zat gizi yang memiliki korelasi kuat dengan penyebab masalah gizi, sedangkan
pertimbangan frekuensi konsumsi yang dimaksud adalah untuk mengetahui dan memastikan bahwa hanya makanan dengan frekuensi konsumsi relatif
tinggi yang dimasukan ke dalam formulir frekuensi penggunaaan bahan pangan. Sirajuddin,dkk. 2015. Frekuensi konsumsi bahan pangan
menggunakan 6 tingkatan yaitu : 1
lebih dari 1x hari 6-10 x seminggu artinya bahan makanan dikonsumsi lebih dari 1 kali perhari atau setiap kali makan