Pengertian Tradisi Jawa Pengertian ruwatan

8

BAB II LANDASAN TEORI

Pada BAB II ini akan menjelaskan tentang kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis.

2.1. Kajian Teori

Kajian teori ini akan membahas tentang tradisi Jawa, pendidikan karakter kebangsaan, buku cerita anak, anak usia 9-11 tahun. 2.1.1. Tradisi Jawa Tradisi Jawa ini akan menguraikan tentang pengertian tradisi Jawa, macam- macam tradisi Jawa, ruwatan.

2.1.1.1. Pengertian Tradisi Jawa

Tradisi adalah kebiasaan yang diturunkan oleh nenek moyang yang masih dijalankan oleh masyarakat sampai sekarang Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:645. Tradisi merupakan penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007:1208. Tradisi juga sering disebut upacara adat. Upacara adat adalah salah satu budaya yang sampai saat ini masih dipertahankan dan dilestarikan keberadaannya, selain itu upacara adat juga merupakan kegiatan pewarisan nilai- nilai dari generasi kegenerasi selanjutnya atau secara turun temurun Sulistyobudi dkk, 2013:73. Sejalan dengan definisi tersebut upacara adat merupakan suatu bentuk kegiatan sosial yang melibatkan warga masyarakat yang bertujuan untuk mencari keselamatan secara bersama-sama Soepanto dalam Sulistyobudi, dkk, 2013:76. Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tradisi Jawa adalah suatu kebiasaan atau suatu budaya yang sudah ada sejak jaman dahulu yang masih dijalankan dan dipertahankan oleh masyarakat Jawa sampai sekarang. Selain itu tradisi Jawa juga mengandung nilai-nilai yang harus diturunkan dari generasi ke generasi.

2.1.1.2. Macam-macam tradisi Jawa

Jawa sangat kaya akan tradisinya berikut ini merupakan beberapa tradisi yang ada di Jawa:

1. Nyadran

Nyadran adalah suatu rangkaian kegiatan adat yang dilakukan oleh masyarakat setempat pada bulan ruwah. Nyadran dilakukan oleh orang Jawa sebagai penghormatan pada arwah yang sudah meninggal Herawati, 2010:25. Nyadran bertujuan untuk mendoakan arwah leluhur yang sudah meninggal. Selain mendoakan arwah leluhur, kegiatan lain adalah menabur bunga di atas makam para leluhur. Nilai-nilai yang terkandung dalam upacara nyadran adalah nilai spiritual hal tersebut terlihat ketika sedang berada dimakam, orang-orang mendoakan arwah leluhurnya masing-masing agar arwah tersebut bisa diterima dan tenang disisi Tuhan Yang Maha Esa Herawati, 2010:30. Upacara nyadran juga mengandung nilai kebersamaan atau bergotong royong hal tersebut dapat dilihat ketika sebelum melakukan upacara nyadran para masyarakat membersihkan makam secara bersama-sama dan saling bergotong yorong menyipakan tempat yang akan digunakan untuk acara kenduri Herawati, 2010:29. Nilai sosial juga terlihat dalam upacara nyadran yaitu setelah melaksanakan kenduri tali silaturahmi antar masyarakat menjadi semakin erat Herawati, 2010:30.

2. Ruwatan

Ruwatan berasal dari kata ruwat, rumuwat, atau mengruwat yang memiliki arti mengapus kutukan, kemalangan, dan terbebas dari hal-hal yang tidak baik Subalidinata dalam Sulistyobudi, dkk, 2013:4. Ruwatan merupakan upacara ritual dengan tujuan untuk membebaskan dan membersihkan seseorang dari sesuatu yang jahat dan terhindar dari hal-hal yang buruk yang dapat menimpa seseorang Sulistyobudi, dkk, 2013:4. Ruwatan adalah tradisi ritual Jawa sebagai sarana pembebasan dan penyucian atas kesalahan dan dosa manusia yang bisa membawa bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat di dalam hidupnya Herawati, 2010:3. Berdasarkan dari ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa ruwatan adalah upacara tradisional Jawa yang dilakukan untuk membebaskan diri seseorang dari hal-hal yang buruk seperti kutukan, bahaya, dan pengaruh jahat yang dapat mengancam keselamatan hidup seseorang. Ruwatan bertujuan untuk menghindarkan diri dari marabahaya dan malapetaka yang mengancam, menghindarkan diri dari pengaruh jahat yang timbul dari makhluk halus, menghindarkan diri dari bencana yang berasal dari alam Herawati, 2010:14. Nilai-nilai yang terkandung dalam upacara ruwatan adalah gotong royong atau kerjasama hal tersebut terlihat ketika para masyarakat secara bergotong royong untuk menyiapkan segala keperluan untuk upacara ruwatan, nilai sosial hal tersebut dapat dilihat kebesamaannya ketika memersiapkan upacara ruwatan dapat saling tolong menolong satu sama lain, selain itu dalam upacara ruwatan juga mengandung nilai spiritualnya yaitu ketika anak sukerta yang diruwat dimohonkan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar ia dapat terbebas dari marabahaya yang mengancamnya Sulistyobudi, dkk, 2013:51-58.

3. Nglarung

Upacara nglarung adalah suatu bentuk ungkapan rasa syukur para nelayan atas segala hasil laut yang berlimpah kepada Tuhan Yang Maha Esa selain sebagai ucapan syukur, upacara nglarung juga merupakan bentuk persembahan kepada penguasa Laut Selatan yaitu Ratu Kidul atau Kanjeng Nyai Roro Kidul Sulistyobudi, dkk, 2013:74. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tradisi nglarung merupakan tradisi yang bertujuan untuk mengucapkan syukur atas hasil laut yang telah berlimpah dan persembahan kepada penguasa laut. Nilai-nilai yang terkandung di dalam tradisi nglarung adalah nilai gotong royong terlihat ketika semua masyarakat secara bergotong royong membersihkan lingkungan tempat pelelangan ikan, memasang tenda, dan memasang tarub, selain itu saat pelaksanaan inti upacara yaitu pada waktu sesaji akan dilabuh para warga juga secara bergotong royong ikut mendorong perahu yang dipakai untuk melabuh Sulistyobudi, dkk, 2013:110. Upacara nglarung erat kaitannya dengan nilai spiritual yaitu sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hasil dan segala rahmatnya yang telah dilimpahkan, selain itu juga untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan dalam menjalani hidup Sulistyobudi, dkk, 2013:111. Dari ketiga tradisi tersebut peneliti akan membahas lebih lanjut tentang tradisi ruwatan.

2.1.2. Ruwatan

Ruwatan ini akan membahas tentang pengertian dari ruwatan, tujuan dari ruwatan, golongan sukerta yang harus diruwat, tata upacara dalam ruwatan, perlengkapan yang ada di dalam ruwatan, dan nilai-nilai yang terkandung di dalam ruwatan.

2.1.2.1. Pengertian ruwatan

Ruwatan adalah tradisi ritual Jawa sebagai sarana pembebasan dan penyucian atas kesalahan dan dosa manusia yang bisa membawa bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat di dalam hidupnya Herawati, 2010:3. Ruwatan berasal dari kata ruwat, rumuwat, atau mengruwat yang memiliki arti menghapus kutukan, kemalangan, dan terbebas dari hal-hal yang tidak baik Subalidinata dalam Sulistyobudi, dkk, 2013:4. Ruwatan merupakan upacara ritual dengan tujuan untuk membebaskan dan membersihkan seseorang dari sesuatu yang jahat dan terhindar dari hal-hal yang buruk yang dapat menimpa orang tersebut Sulistyobudi, dkk, 2013:4. Berdasarkan dari ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa ruwatan adalah upacara tradisional Jawa yang dilakukan untuk membebaskan diri seseorang dari hal-hal yang buruk seperti kutukan, bahaya, dan pengaruh jahat yang dapat mengancam keselamatan hidup seseorang.

2.1.2.2. Tujuan upacara ruwatan