Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab I ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional.

1.1. Latar Belakang Masalah

Tradisi adalah kebiasaan yang diturunkan oleh nenek moyang yang masih dijalankan oleh masyarakat sampai sekarang Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:645. Tradisi Jawa merupakan salah satu dari sekian banyak tradisi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Tradisi juga sering disebut upacara adat. Upacara adat adalah salah satu budaya yang sampai saat ini masih dipertahankan dan dilestarikan keberadaannya, selain itu upacara adat juga merupakan kegiatan pewarisan nilai-nilai dari generasi kegenerasi selanjutnya atau secara turun temurun Sulistyobudi dkk, 2013:73.Tradisi Jawa adalah suatu bentuk adat istiadat yang mengandung nilai-nilai moral, aturan-aturan yang sudah ada, dan sudah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Jawa. Terdapat berbagai macam tradisi yang ada di Jawa beberapa diantaranya adalah nyadran, nglarung, ruwatan, sekaten, dan masih banyak lagi. Tradisi nyadran adalah tradisi yang bertujuan untuk menghormati dan mendoakan arwah leluhur. Tradisi nglarung merupakan tradisi yang bertujuan untuk mengucapkan syukur atas hasil laut yang telah berlimpah. Tradisi ruwatan merupakan tradisi yang bertujuan untuk membebaskan diri seseorang dari sukerta bahaya, kesialan, pengaruh jahat yang dianggap mengganggu keselamatan hidup seseorang. Salah satu tradisi Jawa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 adalah ruwatan yang memiliki nilai gotong royong, reflektif, syukur, berdaya tahan dan tangguh. Ruwatan adalah tradisi ritual Jawa sebagai sarana pembebasan dan penyucian atas kesalahan dan dosa manusia yang bisa membawa bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat di dalam hidupnya Herawati, 2010:3. Ruwatan adalah salah satu upacara tradisional khususnya di wilayah Yogyakarta yang dilakukan sebagai upaya pembebasan diri seseorang dari sukerta bahaya, kesialan, pengaruh jahat yang dianggap mengganggu keselamatan hidup seseorang. Ruwatan bertujuan untuk membebaskan diri dari segala bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat yang mengancamnya. Tradisi ruwatan mengandung nilai-nilai luhur diantaranya nilai kebersamaan, nilai gotong royong, dan nilai ketuhanan. Nilai kebersamaan dan gotong royong dapat dilihat dari kagiatan-kegiatan dalam pelaksanaan tradisi ruwatan, masyarakat secara bersama-sama bergotong royong membantu mempersiapkan pelaksanaan tradisi ruwatan. Nilai ketuhanan terlihat saat anak- yang akan diruwat bersujud dihadapan orang tuanya dan berdoa untuk memohon kepada Tuhan agar acara dapat terselenggara dengan lancar. Tradisi ruwatan mengandung nilai-nilai pendidikan karakter kebangsaan. Pendidikan karakter merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mendidik anak- anak agar memiliki nilai-nilai kehidupan yang dapat menumbuh kembangkan kepribadian seorang anak Megawangi Gaffar dalam Kesuma, 2011:5. Nilai- nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam tradisi ruwatan diantaranya adalah olah hati, olah pikir, olah ragakinestetika, olah rasa dan karsa. Olah hati meliputi bersyukur kepada Tuhan, hal tersebut ditunjukkan ketika tradisi ruwatan telah selesai diselenggarakan, keluarga menyediakan makanan tumpeng untuk disantap bersama oleh para warga. Olah pikir meliputi reflektif, hal tersebut ditunjukkan ketika pemotongan rambut anak yang diruwat. Hal tersebut melambangkan bahwa anak harus membuang pikiran yang buruk dan melakukan yang baik. Olah ragakinestetika meliputi berdaya tahan dan tangguh hal tersebut ditunjukkan ketika seorang anak yang diruwat menerima srah-srahan yang berupa kelapa, tebu wulung, dan bunga melati. Hal tersebut melambangan bahwa seseorang harus memiliki ketangguhan dan berdaya tahan yang kuat . Olah rasa dan karsa meliputi gotong royong dan kebersamaan, hal tersebut dapat ditunjukkan ketika melakukan kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan tradisi ruwatan, masyarakat secara bersama-sama bergotong royong untuk membantu mempersiapkan pelaksanaan tradisi ruwatan. Pada zaman yang semakin modern ini, banyak anak yang sudah melupakan tradisi-tradisi Jawa kuhusnya ruwatan. Hal tersebut terbukti ketika peneliti melakukan wawancara pada empat anak, peneliti mendapatkan data awal bahwa semua anak tidak memahami tentang tradisi ruwatan, bahkan mereka tidak mengetahui bahwa tradisi ruwatan adalah bagian dari tradisi Jawa. Para orang tua kurang menanamkan pemahaman akan tradisi-tradisi Jawa yang kita miliki khususnya tradisi ruwatan yang sudah ada sejak dulu. Hal tersebut yang menjadikan anak-anak pada jaman sekarang ini mulai melupakan tradisi-tradisi Jawa khususnya tradisi ruwatan. Pendidik juga ikut ambil bagian untuk membantu anak agar mereka dapat mengenal dan melestarikan budaya dan tradisi Jawa terutama tradisi ruwatan. Tradisi ruwatan sangat penting untuk diajarkan kepada anak didik kita, selain untuk mengajarkan tentang melestarikan budaya, di dalam tradisi ruwatan juga mengandung nilai-nilai yang dapat membentuk karakter anak yang dapat berguna bagi kehidupan. Peneliti melakukan pra penelitian di SD N Tegalrejo 2 pada anak usia 9-11 tahun yang berjumlah 20 anak. Penelitian tersebut dilakukan pada tanggal 4 Desember 2015. Peneliti menyebarkan kuesioner untuk mendapatkan data tentang pemahaman anak terhadap tradisi ruwatan. Hasil dari kuesioner yang telah diisi oleh anak, menunjukkan bahwa sebanyak 85 anak kurang memahami arti dari tradisi ruwatan, sebanyak 85 anak kurang memahami tatacara pelaksanaan tradisi ruwatan, dan sebanyak 90 anak memerlukan buku cerita tentang tradisi ruwatan. Data tersebut membuktikan bahwa anak kurang memahami arti dari tradisi ruwatan dan kurang memahami tatacara pelaksanaan tradisi ruwatan. Berdasarkan data tersebut peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan yang berjudul “Pengembangan Prototipe Buku Cerita Anak tentang Tradisi Ruwatan dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan”.

1.2. Rumusan Masalah