Keluarga BY dan PY Responden III PY
PP selama di Yogyakarta dan tinggal di PSP YSS sering berganti ganti pekerjaan. PP pernah bekerja sebagai pengamen, tukang becak, berjualan makanan dan
minuman dan pemulung. Pekerjaan yang terakhir ini sebagai pemulung. Sebelumnya PP pernah bekerja sebagai, penjual susu kedelai dan pop corn yang, berjualan
angkringan bersama istri, mengamen, berjualan es kelapa muda bersama istri. Pekerjaan lama di jalaninya adalah sebagai pemulung mayeng. Baginya pekejaan ini
tidak membutuhkan modal uang seperti pekerjaan lainnya, hanya modal tidak mau malu dan berani. Pekerjaan sebagai pemulung menurutnya lebih baik dari pada dia
mengamen di perempatan jalan. Istri PP yang sekarang adalah istri yang kedua. Istrinya juga sudah mengalami 2
kali pernikahan. Penikahan yang pertama menghasilkan 2 orang anak dan pernikahan dengan PP belum menghasilkan keturunan. Pernikahan PP dengan istri yang sekarang
ini mendapatkan 2 orang anak yang dibawa dari istrinya. Kedua orang anak dari istrinya ini sekarang sudah menikah.
Selama tinggal di PSP YSS PP dengan istrinya berjualan angkringan. Jualan angkringan ini dibantu oleh Pak Kisno. Berjualan angkringan tidak seberhasil
bayangannya. PP dan istrinya mengalami beberapa hambatan dalam berjualan angkringan. Selain itu juga terdapat isu yang dibuat oleh tetangganya mengenai
istrinya yang intim dengan Pak Kisno saat berjualan angkringan karena pulang berjualan sampai malam
Setelah angkringannya tutup PP sangat tidak mendukung istrinya untuk membuat usaha baru. PP berpendapat bahwa mengumpulkan modal dahulu lebih penting dari
sekedar membuka usaha baru. Bekerja mayeng pemulung adalah cara yang dilakukannya untuk mengumpulkan modal.
Responden VI BP
BP berasal dari Temanggung. Pertemuan pertama dengan PP yang sekarang suaminya adalah di terminal Temanggung yang akhirnya membawa ke dalam
kehidupan pernikahan. Sebelum kepindahan ke Yogyakarta BP mempunyai sebuah kios di pasar Temanggung dan suaminya memiliki beberapa lahan parkir di daerah
pasar. Karena perilaku suami yang sering mabuk-mabukan maka usaha yang dijalani mengalami kebangkrutan.
BP dan PP sewaktu di Temanggung tinggal di tempat saudaranya PP. Mereka diberi kesempatan untuk menempati dan merawat rumah saudaranya ini. Perilaku
suami BP yang sering mabuk-mabukan dan membawa teman-temannya untuk mabuk bersama membuatnya terusir dari rumah itu dan juga membuat bangkrut dari
usahanya di pasar dan lahan parkir. BP bisa sampai ke Yogyakarta karena diajak oleh suaminya untuk mencari pekerjaan. Karena tidak memiliki tempat tinggal BP diajak
suaminya untuk ke PSP YSS meminta tempat untuk tinggal. BP tidak begitu nyaman dengan keadaan di PSP YSS pada saat pertama kali
tinggal di PSP YSS. Bujuk rayu suaminya yang membuat BP tetap mau berada di PSP YSS. Alasan BP tetap mau tinggal
BP sekarang ini sedang tidak bekerja karena usaha angkringannya mengalami kehabisan modal. BP sekarang lebih banyak di rumah setelah usaha angkringannya
tidak berhasil. Suaminya kemudian bekerja sebagai pemulung untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
BP dan PP sudah menikah selama 12 tahun, tetapi pernikahannya dengan PP belum menghasilkan keturunan. Suaminya sekarang merupakan pernikahannya yang
kedua. Pernikahannya yang pertama mendapatkan 2 orang anak yang sekarang telah menikah semua. BP sekarang adalah seorang nenek setelah anak pertamanya
memiliki seorang anak, karena dari itu BP sering pulang ke rumah besannya di Temanggung dimana anaknya tinggal untuk melihat cucunya.